"Ani-"

Aku beranjak dari tempat duduk dan mematikan microphone yang ada di ruangan tersebut.

Aku juga memerintahkan kepada pengawas di ruangan lain untuk mematikan kamera yang ada di ruang introgasi.

"Kau bebas berbicara. Hanya aku yang dapat mendengarmu."

Jimin menghela nafas.

"Lalu, apa yang akan aku dapat jika aku menceritakan kebenarannya?" tanya Jimin.

"Aku akan menjamin keringanan hukumanmu. Kau tetap harus di hukum karena telah bersekongkol. Tapi aku bisa mengurangi masa penahananmu."

Jimin memperhatikanku.

"Satu hal lagi, adikmu. Aku akan menjamin keselamatan adikmu. Park Jihyun akan mendapatkan perlindungan."

Jimin menatapku lama.

Aku tahu, ia mencari kejujuran di dalam diriku.

"A-aku tidak bisa. Bagaimana pun ia akan menyakiti orang terdekatku jika aku membuka mulut." ucapnya lirih.

"Jimin-ssi, tidak ada yang perlu kau cemaskan. Apa kau tahu? adikmu sangat menyayangimu. Bahkan ia membelamu habis-habisan di depan kedua rekanku."

Jimin kembali menatapku.

"Mengapa kau mau melakukan itu? Aku tersangkamu. Bukankah kau tidak menyukaiku?"

"Benar. Aku membencimu. Tapi itu sebelum aku melihatmu yang sebenarnya. Aku melihat kau berbeda dari Jungkook dan Taehyung."

"Aku sama seperti mereka-"

"Tidak. Kau murid yang cerdas di sekolah. Namun semenjak kau terjebak di dunia kriminal, kau berubah."

"Terjebak." Jimin tertawa parau.

"Kau benar. Aku terjebak. Aku tidak dapat lari. Bahkan aku pikir jika ditahan di Miami aku bisa bebas. Nyatanya tidak." sambungnya.

Instingku tepat.

"Maka dari itu, biarkan aku dan tim-ku membebaskanmu."

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

[ Author's POV ]
"Hyung, yang kau katakan waktu itu. Apakah benar?"

"Ya! Seokjin! Untuk apa aku berbohong. Kau lihat sendiri kan dari foto yang kukirim."

"Aku masih tidak percaya."

"Apa kau sudah memberitahu tim-mu?"

"Belum."

"Kau harus memberitahu mereka. Setidaknya beritahu Namjoon."

"Baiklah. Terima kasih hyung."

Jin kembali menatap layar komputernya.

Ia benar-benar tidak menyangka kalau dalang dari semua perbuatan keji itu adalah orang yang sangat terhormat.

"Haruskah aku memeriksa CCTV di setiap jalanan kota?"

Kemudian Jin beranjak dari ruangannya dan pergi keluar untuk mengunjungi temannya.

[ Jin's POV ]
"Aku di bawah." ucapku pada seseorang dalam sambungan telepon.

Tak lama seseorang dari arah lift memanggil namaku.

"Seokjin-ssi! Kemarilah." teriak namja itu.

"Terima kasih kau mau membantuku." ucapku.

"Ya! Kau ini seperti teman baru saja." ucap Park Dong Ho, kepala kepolisian untuk Seoul.

"Aku harus memeriksa CCTV setiap jalan yang menuju ke alamat ini."

Aku menunjukkan Dongho alamat dimana lokasi Jung Haneul disekap.

"Ah waktu dimana gadis itu di culik bukan? Baiklah. Ikuti aku."

Dongho mengajakku ke suatu ruangan.

Kemudian salah satu anak buahnya masuk untuk membantu kami membuka rekaman CCTV.

"Berhenti. Bisa kau perjelas gambarnya." ucapku setelah menemukan rekaman CCTV tepat di depan gedung dimana Haneul di sekap.

"Baiklah, ini resolusi yang paling tinggi."

"Ternyata benar." gumam Jin.

"Sepertinya aku mengenali wajah itu." ucap Dongho kemudian memerhatikan layar komputer dengan seksama.

"Dongho-ssi, aku membutuhkan rekaman ini. Kau bisa memprosesnya?" pintaku.

"Serahkan padaku."

"Terima kasih. Aku berhutang padamu!"

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

- Seoul Crime Lab -

Dengan langkah cepat aku segera menuju ke ruangan Direktur Bang.

Benar saja ada Namjoon disana.

"Seokjin-ssi, ada apa?" tanya Direktur Bang.

Tanpa menjawab pertanyaannya aku langsung menampilkan rekaman CCTV dari jalanan sekitar gedung tempat Haneul disekap.

"Mari kuperjelas. Ini rekaman CCTV saat Jung Haneul dipindahkan ke dalam gedung kosong." aku mulai menjelaskan.

"Ini adalah Kim Taehyung dan ini adalah Park Jimin." aku menunjuk layar yang menampilkan kedua namja di depan gedung.

Kemudian aku mempercepat rekaman tersebut ke menit 20.

"Tunggu-" ucap Namjoon.

Aku segera menekan tombol pause.

Namjoon dan Direktur Bang terlihat serius.

Aku tahu apa yang mereka pikirkan.

"Hakim Min Yoongi?!" ucap Direktur Bang setelah tiga menit berdiam diri.

"Anda benar, Direktur."

Sementara Namjoon masih terdiam.

Aku sangat paham dengan ekspresi itu.

Otak cerdasnya pasti sedang memikirkan sebuah rencana.

"Namjoon, kau tahu apa yang harus kalian lakukan." ujar Direktur Bang.

"Hyung, bawa hakim Min kesini sekarang."

[ stay ]

Bulletproof [BTS] Where stories live. Discover now