New

30 2 1
                                    

Miracle  is for everyone, you can get it. Perkataan yang selalu dikatakan oleh orang tua ku, mungkin semua orang tua, kepada anaknya yang bermimpi besar. Anak kecil, selalu bercita-cita ketinggian, yang nantinya dia sadar sendiri kalau itu hampir tidak memungkinkan. Astronot, Polisi, Pilot, dan lain-lain. 

Tapi untukku, yang sudah beranjak remaja, sudah banyak mengetahui kalau itu semua hanya kebohongan. Yah, mungkin aku bisa di anggap sedikit lebih beruntung dari anak-anak lain karena orang tua ku cukup mampu, namun tidak untuk soal pindah-pindah

Ini sudah ke sekian kalinya aku pindah kota. Bukan nya aku tidak suka, tapi itu akan mempersulitku untuk berteman kembali, untuk membuat dan membangun chemistry ke orang-orang dari awal lagi. Itu hal yang paling sulit aku alami selama hidupku, selalu mencari-cari teman, hanya untuk dipisahkan kembali. Sucks isn't it?

Dan dibalik itu semua, ada SMA baru lagi yang akan aku datangi, dan akan aku tinggalkan lagi, seperti biasa. Harus mulai perkenalan, dikucilin gara-gara masih siswa pindahan, kenal guru-guru baru, adaptasi lagi deh dari awal, seperti biasanya.

Yah, tapi apa boleh buat, aku sudah disini, sudah di SMA baru ini, dan sudah merasa dikucilkan. See? Orang-orang mulai menatapku dengan sinis, cuma karena aku memakai baju yang berbeda. Yah, namanya juga anak pindahan, apalagi pindahan dari kota besar ke kota kecil. Aku sudah mulai terbiasa

"Namaku Rovi, aku pindahan dari kota besar, salam kenal ya" Salamku kepada Teman-teman kelas ku. Aku memulai perkenalanku dengan penuh senyuman dan penuh semangat, supaya mereka tidak men-judge ku dengan aneh. Hey, First Impression itu penting kali' 

Lalu, aku berjalan dengan cepat menuju tempat duduk ku dikelas. Tempat duduk dan meja dikelas ini sudah jadi satu, dan 1 siswa hanya mendapatkan 1 meja, seperti sekolah-sekolah Jepang. Simple. Jadi aku tidak perlu sungkan-sungkan dan ribet-ribet untuk berkenalan dengan orang sebangku ku. 

Layaknya sekolah pada umumnya, pertemuan pertama hanya diisi pembahasan tentang apa saja pelajaran yang akan kita bahas, dan tidak ada pelajaran real.

Selagi guru mengoceh didepan, aku memanfaatkan waktu untuk memahami sifat-sifat teman-temanku ini, dan mulai menghafalkan wajahnya. Sambil menopang pipi kiriku dengan tangan kiriku dimeja, aku melihat, dengan malas, wajah teman-temanku. Ada cowok yang kelihatannya Nerd, ada cowok yang kelihatannya favorit anak cewek tapi badboy, ada cowok yang favorit juga tapi pintar, Smartass? Maybe. Lalu, ada cewek yang ekrjanya hanya bersolek tapi otak udang, ada cewek nerd juga, ada cewek cantik yang kelihatannya biasa-biasa saja. Typical sekali, selalu saja ada orang-orang seperti mereka dimanapun itu, dan selalu saja ada orang tang bisa disebut Slacker, atau pemalas akut, yaitu aku. Bedanya, aku cukup pintar. 

------------------------------

Ocehan selesai, itu berarti istirahat akan dimulai.... 

*Ring-Ring*

Yak, bel istirahat.

Banyak yang dilakukan oleh siswa-siswa jaman sekarang waktu istirahat. Nerd akan stay di kelas dan membaca buku ilmiah, pesolek akan ke kamar mandi untuk dandan atau ngecengin cowok ganteng, well, same with those badboy. SIswa Normal hanya akan berjalan-jalan sebentar, kekantin maybe. Dan Slacker, hanya akan berdiam di kelas. Bukan karena aku mau sih, aku bisa saja keliling-keliling, tapi kalau sendiri rasanya tidak menyenangkan.

Selagi menutupi wajahku di meja, aku mendengar ada beberapa Badboy berjalan melintasi ku. Setauku tadi, aku melihat barisan belakangku sudah pada keluar ruangan kelas. Aku pun diam saja, sampai aku mendengar Badboy-Badboy ini menganggu seseorang, yang seseorang itupun mengeluarkan suara untuk melawan, yang ternyata seorang cewek. Aku pun menoleh kebelakang selagi menempelkan wajahku ke meja

Seorang cewek, yang sama sekali tidak melawan, dan hanya melihat kedepan, seperti seolah-olah tidak mendengar apapun perkataan guru ketika mengoceh dan perkataan orang-orang disekitarnya. Dari awal kelas aku juga melihat dia selalu saja diam diposisinya itu, tidak berubah sedikitpun. Hmm...

Aku pun merasa seharusnya aku tidak tinggal diam, walau sebenarnya aku benci orang-orang yang tidak mendengar kata orang (hey, walaupun aku malas-malasan, aku tetap mendengar ocehan orang loh!). Hanya saja, dia perempuan, bisa saja dia tidak mau melawan karena takut diapa-apakan sama orang-orang itu kan?

Aku pun beranjak dari kursiku dan menatap para Badboy tersebut sambil berkata sok jagoan "Hey, jangan ganggu cewek dong, lemah banget sih". Mereka tercengang dan terkaget, melihat anak baru sudah mulai jagoan. Tanpa pikir panjang, karena masih canggung, mereka langsung lari keluar kelas. Fix. Aku akan menjadi target mereka selama aku disini. Hebatnya kamu Rovi, baru beberapa jam sudah memulai permusuhan

Aku pun berjalan menuju tempat duduk cewek tadi, yang lokasinya hanya beberapa meja dari mejaku, sambil menatapnya. Seriously, this girl hasn't even moved since the day I was born.

"Halo" Sapaku kepadanya

"H-Hai, hmm kamu anak baru itu ya?"

Aku terkejut, dia bisa berbicara, dan aku terkejut, dia berbicara tanpa menatapku. Simple. Cewek ini adalah tipe langka dari Nerd, yaitu Ultra-Nerd.

"Iya, namaku Rovi, namamu siapa?"

"Namaku Salsa"

Sambil mengeluarkan tangan kananku dari saku, aku membuat Gesture bahwa aku ingin bersalaman dengan dia

"Hai Salsa, kamu harus lebih hati-hati lain kali"

Seperti yang kuduga, dia tidak menjabat tanganku, maka, aku masukan lagi tanganku ke saku

"I-iya maaf.."

Karena suasananya sudah agak canggung, aku pun memutar kembali suasana

"Hey, bagaimana kalau kamu bantu aku jalan-jalan keliling sekolah? kaya Guide gitu"

"E-eh..."

Dia berpikir dan diam sejenak, sudah kuduga dia tidak akan mau

Sambil berjalan menjauhinya, aku berkata

"Baiklah kalau gak ma-"

"Tunggu! Aku mau!"

jawabnya dengan nada keras yamg membuat aku sempat sedikit terkaget

"O-oke baiklah"

"T-tapi aku boleh minta tolong gak?"

"Apa?"

"Aku gandeng kamu yah"

Strange. Seorang cewek tiba-tiba mau saja digandeng tanpa mengenali ku. Aku sih oke-oke saja, tapi bukannya untuk menggandeng cowok, merupakan suatu kehormatan bagi seorang wanita bukan? Atau aku salah?

Anyway, kami pun berjalan mengelilingi sekolah. Yang harusnya menjadi Guide malah diam saja, dan dia tidak berkata apapun. Yang aneh, dia bener-bener menggandengku dengan erat. Dan gak hanya itu, semua siswa, HAMPIR semua siswa menatap kami dengan tatapan aneh. Seolah-olah mereka sedang melihat kejadian yang tidak seharusnya

Aku pun semakin penasaran, apa sih yang salah dengan cewek ini? aku mencoba mengetestnya

Aku pun melepas genggaman tanganku dan menanyakan

"Salsa, kantin disebelah mana?" tanyaku

Dia berusaha susah payah mencari tanganku, yang tidak ada disekitarnya

"D-disitu...?" Jawabnya ragu

Ternyata, dugaanku benar

"Salsa, disitu kelas kita"

"!"

Dia terkaget, seolah-olah seperti seharusnya kantin ada disebelah situ. Aku pun mendekatinya dan membisikkan nya sesuatu

"Salsa, Maaf aku menanyakan ini, tapi, apakah kamu Buta?"

***

HALO! INI Cerita kedua dari Penulis. Gimana?? Ada saran atau ada yang jelek? jangan disimpan sendiri ya:( di komen dong sarannya, biar aku nya juga bisa improve hehehe. Terimakasih!

A Different WorldWhere stories live. Discover now