Pertemuan Singkat

270 29 0
                                    

Bel tanda istirahat baru saja bebunyi, hampir semua siswa-siswi SMA Bangsa berhambur keluar dari kelas masing-masing dan langsung menyerbu kantin, surganya murid SMA Bangsa. Kantin merupakan tempat yang paling indah untuk siswa-siswi SMA Bangsa, bagi mereka yang otaknya panas karena matematika, atau mereka yang tiba-tiba linglung akibat akuntansi, dan terlebih bagi mereka yang menjadi setengah gila karena fisika dan kimia, kantin merupakan klinik mujarab bagi siswa-siswi tersebut.

"Luna, kantin yuk, kebanyakan makan rumus jadi laper nih gue" ajak Anaya, Luna tekekeh melihat tingkah sahabatnya yang berlebihan

"Lo duluan aja Nay, gue mau ke perpustakaan dulu, balikin buku. Nanti gue nyusul" balas Luna, Anaya menganggukan kepalanya.

"Yaudah, gue duluan. Lo mau dipesenin bakso apa batagor? Atau apa?"

"Samain aja"

"Oke gue duluan, laper parah!" ucap Anaya kemudian berlalu dengan cepat meninggalkan Luna. Cewek itu kemudian beranjak dari duduknya, berjalan meninggalkan kelas yang sudah sepi.

Luna berjalan santai disepanjang koridor menuju perpustakaan, sesekali ia tersenyum saat mendapatkan sapaan dari teman temannya.

"Permisi pak, saya mau balikin buku" ucap Luna kepada penjaga perpustakaan

"Hm... Mau pinjem lagi ndak mbak?" Luna mengangguk, kemudian berlalu menyusuri rak-rak tinggi disamping kanan dan kirinya. Matanya dengan jeli menyusuri berbagai macam buku, hingga pandangannya jatuh pada buku karya Kahlil Gibran, cewek itu tersenyum kemudian berusaha meraih buku yang berada di rak paling tinggi.

Luna mendengus, rak itu terlalu tinggi untuknya.

"Perlu bantuan?" Luna menoleh, menatap Hema yang sudah berdiri disampingnya. Gadis itu mengangguk ragu

Hema tersenyum tipis kemudian meraih buku karya Kahlil Gibran itu dengan sangat mudah

"Kahlil Gibran? Kamu suka karya dia?" tanya Hema antusias begitu membaca judul buku tersebut.

"Enggak juga, gue cuma suka beberapa." ucap Luna sembari meraih buku karya Kahlil Gibran itu dari tangan Hema

Hema tersenyum tipis, kemudian mengulurkan tangannya

"Kenalin, aku Hema. Murid baru" ucap Hema dengan senyum tipis, Luna menatap tangan Hema tanpa ada minat untuk membalas uluran tangan cowok itu

"Luna." katanya singkat

"Nama kita..."

"Gue pergi dulu, dan makasi" potong Luna cepat sebelum Hema menyelesaikan ucapannya.

"Oh... Oke"

Hema menatap punggung cewek itu yang semakin menjauh, perlahan sudut bibir cowok itu tertarik membentuk senyum menawan

"Luna..."

Luna keluar dari perpustakaan dengan tergesa, ia yakin Anaya sudah sangat lama menunggunya di kantin. Pikirannya kembali pada beberapa menit yang lalu, saat Hema 'si anak baru' membantunya mengambil buku. Harus ia akui bahwa cowok itu tampan, dan Luna yakin bahwa Hema sudah masuk kategori cowok ganteng di sekolahnya.


***

Hema berjalan santai menuju kelasnya, sebentar lagi bel masuk berbunyi. Sebagai anak baru, ia belum begitu mempunyai banyak teman. Hanya beberapa orang saja yang ia tau. Dan salah satunya adalah Luna.

"Hem... Lo nggak ke kantin tadi?" Hema menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan Eros—teman sebangkunya

"Kenapa? Gue tadi mau ngajakin lo, tapi lo nya ngilang" kata Eros lagi

BETWEEN US Where stories live. Discover now