Bagian 18

2.2K 74 15
                                    

Aku terbangun dengan sentuhan tangan yang lembut menyentuh bahuku. Aku sedikit mengerjapkan mataku, aku melihat Rizky sedang duduk di tepi kasur.

"Ngapain lo pagi-pagi kesini?. Lo itu ya suka banget ganggu idup orang perg---

Seketika Rizky menutup mulutku dan mulai menciumku dengan lembut, sama halnya ketika Nico mencium ku dahulu.

Ratusan pertanyaan berkelebat di pikiranku.

-------

Hari ini aku berangkat sekolah dengan Rizky selama Nico belum jua kembali. Seperti biasa viona sudah menungguku di dalam ruangan kelas.

Hari hari yang kujalani kini sudah membaik semenjak Nico meninggalkanku. Mungkin kehadiran Rizky membuatku merasakan hal yang sama yang Nico berikan padaku srbelumnya.

Tetapi Rizky sedikit berbeda dari Nico. Terkadang ia suka sibuk dengan handphonenya. Seperti saat ini, dia duduk didepanku dengan memainkan handphonenya. Menggrserkan layar, seperti layakny Menggambar sesuatu (?)

"Lo ngapain dah ky? Sibuk mulu lo ihh.." Kataku dan menarik Handphone Rizky secara paksa.

"Paan si lo na? Gue lagi asik ML nih" kata Rizky dan melawan menarik HPnya dariku.

"Ihhhhh jijik lo Ky, dasar omes lu.. Jauh jauh lu sono" kataku dan memasang wajah jijik ke arahnya.

"Paan sih lu na, gaje lu" kata Rizky yg masi fokus ke arah handphonenya.

"Lo itu ya ga pernah mau tobat, lu di kelas, nonton begituan. Diliat guru BK baru tau rasa lu" kataku sedikit mencekik.

Drrrrrrtttt drrrrttttttt

Handphoneku bergetar dengan heboh.
Terlihat nama Ayah yang muncul di layar ponselku.

Perasaanku tidak enak, keringat dingin sedikit muncul dipelipisku.

Kenapa ayah menelponku? Apa yang terjadi? Apakah ini tentang Nico?

Benakku lalu dengan gemetar aku mengangkat telpon dari ayah

"Ha-halo yah, Ada Apa?" tanyaku gagu

Kudengar suara tangisan disebrang telepon sana, tetapi ayah belum merespon jawaban dariku.

"Ayah? Apa yang terjadi? Siapa yang menangis itu? Apakah itu mama?" tanyaku lagi, aku melihat Rizky yang mematikan ponselnya dan menatapku cemas.

"Nico ada di RSCM, dia mengalami kecelakaan saat perjalan menuju jakarta dan sekarang dia koma" kata ayah pada akhirnya dengan suara paraunya

Brukkkkkkkk

Tanganku lemas dan tank sengaja menjatuhkan Handphoneku. Aku mulai menangis dan menangis.

"Na lo kenapa?" Tanya Rizky

Tanpa pikir panjang aku mengambil tasku dan berlari ke rumah sakit untuk melihat keadaan Nico

------

Sesampainya dirumah sakit aku melihat Nico yang berbaring dengan balutan perban di mana-mana dan juga puluhan selang menempeli tubuhnya. Aku menangis melihat kondisi Nico dari pintu jendela ruang ICU. Lututku melemas dan aku bersandar di dinding ruang ICU

"I'm sorry," kataku pelan









Tenang ya bakal ada part 2 kok
Tapi agak lama nyusunnya
Maaf ya lama update
Maklum mahasiswa emng jarang main handphone sebagai gantinya *kalau aku sempat* gimana kalau kita bikin trailer untuk MBIME part 1 ini???

My Brother, My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang