v

21.2K 1.5K 190
                                    

🎶 Charlie XCX - After The Afterparty 🎶

Sakura berbaring menyamping satu tangannya menyangga kepalanya, satunya lagi dia gunakan mengusap-usap punggung tangan Saiichi yang tertidur lelap di sebelahnya.

Beberapa saat lalu anak kedua Ino dan Sai itu terlelap dalam gendongan Sakura setelah puas mengacak-acak seisi ruang tamu apartemen Sakura.

Sakura yang biasanya selalu menjaga kebersihan dan kerapian hari ini seperti terkena sihir, dia membiarkan saja ruang tamunya berantakan dengan pakaian bayi, mainan warna-warni khas balita juga bedak bayi yang berceceran kemana-mana.

Mengurus anak ternyata sungguh melelahkan, tak semudah yang Sakura lihat selama ini. Tadi Saiichi sempat buang air besar saat sedang asik bermain Sakura sangat bingung karena tak tahu bagaimana cara membersihkan kotoran bayi. Dia jijik dan tidak mau menolong Saiichi padahal anak itu sudah sangat rewel karena risih.

Akhirnya tanpa berpikir lebih panjang lagi Sakura terpaksa menelepon pihak OB apartemen yang setiap minggu selalu datang untuk membersihkan apartemennya.

Saat jam makan siang tiba, Sakura merasa sungkan pada Saiichi yang terus-terusan memandanginya melahap tumis brokoli buatannya. Alhasil Sakura membuka internet dari macbook-nya dan mencari makanan apa saja yang boleh dimakan oleh bayi usia 11 bulan.

Menurut artikel yang dia baca bayi umur 11 bulan sudah boleh disuap dengan nasi yang agak halus atau bubur, akhirnya dengan susah payah Sakura mengukus sayur-mayur yang ada di kulkasnya beserta telur ayam, setelah matang dia memasukan sayuran kukus itu ke dalam mangkuk dan menghancurkannya bersama dengan nasi juga telur kukusnya.

Sakura juga menambahkan sedikit kaldu ayam ke dalam adonan makanan bayi itu sehingga Saiichi tidak susah menelan makanannya.

Wanita yang terkenal tidak perduli pada sekelilingnya itu bersorak girang sekali saat bubur urgent buatannya mau dilahap oleh Saiichi.

Efek kekenyangan akhirnya anak itu tertidur pulas dalam gendongan Sakura setelah menghabiskan satu mangkuk kecil menu makan siangnya.

"Hey bocah, bahkan kau masih sekecil ini dan orang tuamu sudah menginginkan adik untukmu. Memang orang tuamu itu benar-benar serakah," bisik Sakura dengan suara serak. Sebenarnya dia sendiri pun sudah sangat mengantuk dan lelah, namun rasanya dia tak ingin tidur dan ingin terus-terusan memandangi bocah mungil yang tertidur lelap di sisinya.

"Kenapa kau lucu sekali, hmm? Kulitmu halus sekali," lirih Sakura seraya mendekatkan hidungnya pada pipi Saiichi, mengendus pipi gembul itu dan mencium kening Saiichi pelan seolah tak mau sama sekali mengganggu ketenangan bocah tersebut.

"Menurutmu apa pantas aku memiliki seorang bayi?" Sakura bertanya pada Saiichi yang masih terlelap damai. "Ibu dan Ayahku sangat ingin melihatku memiliki bayi. Menurutku bayi begitu merepotkan, kau pun juga merepotkan. Tapi kenapa rasanya damai dan tenang sekali saat aku melihatmu tertawa dan berusaha menggapaiku tadi," sambung Sakura dengan pandangan yang dilarikan ke langit-langit kamarnya.

"Di sini rasanya begitu hampa, hanya ada suaraku saja yang selalu menggema di seluruh sudut ruangan. Teman-teman lamaku semuanya sibuk mengurus anak mereka masing-masing. Tinggal aku yang tidak memiliki seorang bayi untuk diasuh." Sakura kembali menatap Saiichi yang tak bergerak sama sekali.

"Jadi bagaimana? Apa aku harus mendapatkan seorang bayi?" Saiichi menggeliat dalam tidurnya dan Sakura terkekeh melihat bayi itu bergerak dalam tidurnya.

"Baiklah, kuanggap itu tadi jawaban 'ya' darimu."

Cup.

Sakura mengecup pipi Saiichi dan melompat turun dari ranjangnya menuju macbook-nya yang tergeletak di atas meja.

SINGLEजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें