u-15

1.7K 207 25
                                    

"Harus banget pake bando-bando gini, Vin?" tanya Athifa heran dengan tingkah Ervin yang sedang memilih bando.

"Kalo yang ini gimana? Cocok gak?" tanya Ervin yang malah menghiraukan pertanyaan Athifa barusan. "Gue pernah ikutan nonton drama korea, gara-gara disuruh sama temen gue, terus cewek sama cowoknya itu pake bando. Katanya temen gue lucu gitu, gemesin. Geli juga ya dengernya."

Athifa tertawa. "Ya udah, milihnya jangan lama-lama. Kita ke sini buat naik wahana. Disney sama Dufan beda, Vin."

Ervin memberikan cengirannya lantas menggandeng Athifa keluar toko setelah selesai memilih bando dan membayarnya. "Fa, kalo misalkan lo menginginkan gue hanya di Cina, kita gak usah ke mana-mana. Kita di Cina aja."

"Udah deh, jangan mulai." Athifa menggerutu pelan.

"Iya deh. Untung lo kesayangannya gue." Ervin berujar. "Fa, haus gak?"

"Kenapa? Mau ngikutin kayak drama korea itu lagi? Satu gelas berdua?" tanya Athifa beruntun.

"Lho? Gue kira lo gak suka drama korea? Kok tau dramanya sih?" balas Ervin bertanya dengan wajah terkejutnya.

"Risya selalu nonton drama korea, gue ikut nimbrung doang." Athifa menjelaskan. Ervin membalasnya dengan anggukan.

"Fa," panggil Ervin. Yang dipanggil pun menolehkan kepalanya untuk menatap yang memanggilnya. "Mungkin akan susah untuk melepas perasaan ini, tapi gue akan berusaha."

"Oke...." Athifa menjawab canggung.

"Tapi kalau-kalau lo ingin mengambil hati gue suatu waktu, gue akan dengan senang hati memberikan itu." Ervin melanjutkan.

"Gimana kalo lo udah pindah ke lain hati? Atau bahkan udah dimiliki orang lain?" tanya Athifa.

Ervin tersenyum tipis. "Itu lain lagi ceritanya. Cerita tentang kita akan berakhir di Cina, Athifa. Gue gak tau bakal memperlakukan lo kayak gimana atau bereaksi kayak gimana di Indonesia nanti. Mungkin aja karena gue terlalu frustasi gak bisa dapetin hati lo, gue akan menjauh dari lo. Asal lo tau aja, dicintai juga sama sakitnya mencintai, Fa. Karena nyatanya, gue dicintai dan mencintai dengan orang yang berbeda."

"Berakhir di Cina ya?" ulang Athifa lalu tersenyum.

"Oh," ujar Ervin tiba-tiba. "Kalau-kalau lo ingin mengubah cerita kita yang akan berakhir di Cina ini, gue juga akan senang hati melanjutkan cerita kita di Indonesia. Tapi hanya kita, seperti sekarang."

Tanpa aba-aba, Athifa mengecup pipi Ervin dengan cepat lalu menyandarkan kepalanya pada bahu Ervin. "Berakhir di Cina. Makasih, Ervin."

Ervin membelalakkan matanya lebar-lebar. Perempuan sialan! Niatnya sudah ingin melupakan malah membuat makin susah lupa!

–TAMAT–

a.n: aduh iya akhirnya ya tamat, maaf gak memuaskan ya. idenya kadang suka numpang lewat. tapi ALHAMDULILLAH AKHIRNYA INI SELESAI!! sebenernya pas lagi nulis ini gue lagi memikirkan ide cerita lain yang kebetulan nangkring di otak. jadinya gini deh cerita ini. makasih banyak yang udah baca, apalagi yang udah komen huehehehe

jangan lupa baca One Fine Day ya!

unrequited.Where stories live. Discover now