unrequited.

u-6

Langit malam di Guangzhou sedang cerah. Orang-orang berlalu-lalang di deretan toko-toko. Athifa dan Ervin baru saja menghabiskan waktu di kafe dan memesan racikan teh buatan Cina setelah lelah berjalan-jalan. Lampu hijau menyala, membuat mereka menghentikan langkah di sebelah tiang lampu lalu lintas.

Keduanya sibuk mengunyah roti isi daging. "Malem ini tidur cepet ya, Fa. Besok lanjut perjalanan. Inget, kan?" ucap Ervin sambil melanjutkan mengunyah.

Athifa malah tersenyum meledek. "Gak kebalik tuh? Harusnya gue yang ingetin ke lo kayak gitu!"

Ervin suka dengan saat-saat seperti ini bersama Athifa. Hanya berdua, di antara orang-orang asing yang berlalu-lalang. Athifa yang berada di sampingnya ini, membuat Ervin makin merekahkan senyumannya, membuat Ervin makin meyakini harapan yang selalu ia yakini selama ini. Bahwa Athifa, akan selalu berada di sampingnya, seperti ini.

"Vin? Kok bengong? Ayo, nyebrang." Athifa menarik tangan Ervin dengan tangan kiri, menyadarkan laki-laki itu dari lamunan panjangnya. Perlakuan Athifa terhadapnya begitu... begitu... apa ya namanya? Tidak bisa dijelaskan? Bahkan Ervin tidak lagi tau harus bagaimana menjelaskannya. Karena Athifa adalah Athifa.

Jemari Ervin mengisi sela jari-jari Athifa yang kosong. Terasa sangat pas. Seperti selama ini, mengisi ruang kosong di kehidupan Athifa. Walaupun sebenarnya Ervin tidak tau, apakah ada ruang kosong untuknya di sela kehidupan Athifa.

"Mau beli cemilan dulu, Vin?" tanya Athifa ketika mereka berada di depan 7 Eleven. Ervin menggeleng lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju hotel. Kali ini, Ervin ingin banyak diam. Ia ingin menikmati momennya bersama Athifa.

Sebelum semuanya akan sirna, bahkan saat sebelum Ervin sempat mempersiapkan segala kemungkinan lainnya.

---
a.n: alo, ceritanya pengen dibuat ampe 20 parts gitu tapi gatau juga sih. intinya mah pengen nyeritain tentang mereka selama di Cina sih... anw, menurut kalian, sampai sini ceritanya gimana? huehe dah lama ga nulis jadi agak kaku maap ya:(