u-3

1.9K 300 24
                                    

"Sekarang, lo istirahat aja dulu. Nanti malem kita cari makan di sekitar hotel. Kalo ada apa-apa bilang gue aja ya. Bisa telpon, oh atau, lo tinggal ke kamar gue aja. Gue di kamar sebelah. Gue masuk kamar ya, Fa?" tutur Ervin panjang. Terkadang teman satu kuliahnya yang dekat dengan mereka masih heran, di umur yang sudah berkepala dua itu, Ervin masih saja cerewet. Terlebih pada Athifa, yang hanya terpaut beda dua tahun lebih muda dari Ervin.

Tiap kali diledek oleh teman-teman satu kuliahnya. Ervin malah tersenyum bangga dan mengatakan, "She's a baby too me. And always will."

Andhika—teman satu kuliah dan satu kost—nyeletuk dengan logat Jawanya, "Baru tau aku, sampeyan punya rahim!"

"Kurangajar!" gerutu Ervin tiap kali Andhika nyeletuk.

Kembali lagi dengan Athifa yang menghela napas panjang setelah mendengar ocehan Ervin. "Iya, Vin. Karena kita sebelahan, it'll be okay. Nanti kalo gue ketiduran, telpon gue aja ya. Jam 7 keluar kamar, kan?" ujar Athifa memastikan.

Ervin mengangguk. "Sip. Mustinya kita sekamar aja! Eh, atau gue pindah ke sini aja kali ya? Just to make sure you'll be okay if you're with me," ucap Ervin dengan kening dikerutkan. Melihat Athifa melotot ke arahnya, Ervin kembali melanjutkan. "Iya deh. Makanya, Fa, cepet-cepet halal sama gue dong!"

Sebelum mendengar penolakan Athifa yang ke sekian kalinya, Ervin buru-buru masuk ke kamarnya. Meninggalkan Athifa yang masih berdiam diri di depan pintu kamarnya.

Di dalam kamarnya, Ervin membuka kopernya lalu tersenyum kecil. "Of course she'll be okay without me. And always will."

unrequited.Where stories live. Discover now