Prolog

19.7K 1.1K 44
                                    

Seorang pria menggenggam bucket bunga yang berada di pelukan nya, mulai melangkahkan kakinya dengan berat untuk menyusuri sebuah pemakaman, terus berjalan hingga berhentinya pria itu di salah satu makam yang sudah terbalut rumput hijau dengan tatanan yang rapi serta batu nisan yang melukiskan jelas siapa namanya.

Pria itu bernama Rey bramantio, atau lebih akrab disapa dengan panggilan Rey.
Rey pun mendekatkan tubuhnya kehadapan batu nisan itu, lalu meletakan bucket bunga tepat dihadapan batu nisan yang namanya sudah tentu tidak asing lagi bagi Rey. -mamanya.

Nama: Dian Ayudewi
lahir: 20 april 1979
Wafat: 4 oktober 2014

"Mah, how are you? " ujar Rey seraya mengelus batu nisan almarhumah ibu nya.

"I really miss u mom," air mata Rey mulai berjatuhan.

"Pasti mamah benci sama Rey kan?  coba aja kalau Rey gak ngelakuin hal bodoh waktu itu, " lirih Rey. Tangan nya berada dalam kondisi terkepal, bahu nya bergetar kencang karena tak kuasa menahan rasa kesedihan yang mendalam.

"Mah, Rey gak bisa hidup tanpa mamah! " teriak Rey sekencang mungkin sambil memeluk batu nisan ibunya.

Rey mendengar suara petir yang menyambar, lalu Rey memandang ke arah langit yang terlihat begitu mendung, seperti akan turun hujan. Dan benar saja sedikit demi sedikit rintikan air hujan pun turun, Rey masih tetap berada di pemakaman itu, memeluk batu nisan ibunya. Rey tidak memperdulikan hujan yang turun semakin deras, seluruh tubuh Rey basah kuyup karena diguyur oleh derasnya air hujan. Namun Rey bersihkeras untuk tetap berada di pemakaman itu untuk menemani ibu nya.

"Dek, hujan nya deras sekali, segera pulang," Sosok pria paruh baya yang dikenal sebagai penjaga pemakaman itu datang menghampiri Rey yang tengah memeluk batu nisan ibunya itu.

"Tolong tinggalkan saya sendiri, pak! Saya masih mau disini." balas Rey tegas.

"Iya dek saya tau, tapi ini hujan deras sekali, nanti adek bisa sakit. Kasian juga ibu kamu nantinya kalau ngeliat anak nya sakit gara-gara kehujanan." penjaga makam itu menatap Rey dengan perasaan iba.

Rey menunduk dan mulai mengerti bahwa apa yang dikatakan oleh penjaga makam itu ada benarnya juga. Terpaksa, Rey pun harus pergi meninggalkan tempat pemakaman dikarenakan kondisi cuaca yang tidak mendukung.

"Mah, Rey pulang dulu ya. nanti Rey bakal jengukin mamah kesini lagi kok. " Rey bangkit untuk berpamitan dengan ibunya dengan perasaan yang amat berat. -sejujurnya.

"Mari dek," ajak penjaga makam itu kepada Rey untuk ikut berteduh ke dalam payung yang sudah dipakainya sedari tadi.

Rey mengangguk.

****

Wohoo, ini baru prolog ya 😆 jangan lupa vote + coment nya 👌 kasih tanggapan kalian dong di kolom komentar, ehe 😁

( 5 mei 2017 ) pukul 13.03

ReycalWo Geschichten leben. Entdecke jetzt