WLT - 29

4.5K 250 3
                                    

Adam pagi sekali ke kantor untuk mengurus pekerjaannya dan juga dia harus mengetahui informasi orang kepercayaannya tentang donor yang dia dapatkan

"Maaf pak, saya nggak bisa menemukan pendonor ginjal untuk nyonya. Segera saya akan menemukannya" ucap orang yang di percaya oleh Adam untuk mencari pendonor

"Oke, saya mau segera kamu dapatkan pendonornya. Kamu bisa pergi"

Orang itu mengundurkan diri dari hadapan Adam. Adam bingung harus mendapatkan pendonor dengan cepat. Sofia harus sembuh

*************

Sudah dua minggu namun pendonor tak ditemukan. Adam semakin kalut dan kondisi Sofia makin memburuk.

"Papa, mama bakal sembuh kan?" Tanya Devan kecil kepada Adam.

Adam menoleh ke Devan dan tersenyum sedih. Dia mengelus kepala anaknya

"Kita berdoa saja sayang. Mama pasti sembuh" ucap Adam lalu Devan mengangguk

Setiap hari, sepulang sekolah Devan akan mengunjungi mamanya untuk menjenguk dan menemaninya hingga jam enam dia akan dijemput nenek dan kakeknya untuk pulang

"Mama, kok Devan jarang liat papa kesini ya?" Tanya Devan kepada Sofia yang terbaring di kasur rumah sakit

"Papa kamu lagi bantu mama, jadi dia nggak bisa kesini. Tapi papa pasti menjaga mama saat malam. Devan jangan cemas ya" Sofia tersenyum lemah

"Papa bantu mama apa?"

"Papa lagi mencari uang untuk mama dan pendonor untuk mama. Papa kamu sangat sibuk dan hanya bisa menemani mama malam hari"

"Yahh, padahal Devan mau papa disini" Devan menunduk lesu

"Udah nggak usah sedih. Semua akan baik baik saja"

Tak lama, Devan sudah diajak pulang oleh kedua orangtua Adam sesudah mereka menjenguk Sofia.

Adam datang ke rumah sakit pukul 7 malam. Dia membawa buah buahan untuk Sofia

"Sayang, kamu baikkan?" Tanya Adam duduk disamping kasur Sofia

"Aku baik kok. Kamu pasti capek ya?" Tanya Sofia membelai muka suaminya

"Aku nggak apa apa. Tapi aku belum dapat pendonor untukmu"

"Kalo belum dapat, mungkin beum waktunya. Kita tunggu aja"

"Aku harap kita dapat secepatnya"

"Oh iya, kamu punya kertas sama pulpen?" Tanya Sofia lalu Adam mengangguk

"Amplop?" Tanya Sofia lagi

"Tunggu aku cari"

Adam membuka tas kerjanya dan memberikan kertas HVS, amplop, dan juga pulpen kepada Sofia

"Kamu nulis apa?" Tanya Adam

"Nulis untuk Devan"

"Ohh"

Sofia menulis surat untuk Devan, anak yang sangat ia sayang. Entah mengapa perasaan Sofia nggak enak. Dia memutuskan membuat surat untuk Devan dan juga Adam tanpa diketahui Adam.

When LOVE TalkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang