WLT - 22

5.2K 284 0
                                    


Flo memakan makanannya sendirian. Dia mau melihat pemandangan alam di hutan tempat sekarang mereka camping.

Flo duduk di atas batu yang besar dan dia memerhatikan sekitar sambil memakan spagetthi yang dia dan Brian buat

"Heh!!" Panggil seorang cewek yang sekarang di depan Flo. Flo bingung melihat cewek itu yang menatap Flo benci dan Flo tak kenal cewek yang didepannya

"Siapa?" Tanya Flo masih memakan makanannya tanoa terganggu

"Lo nggak tahu siapa gue?" Tanya cewek itu melihatkan wajah kagetnya

"Nggak"

"Oke gue Clara. Dan lo nggak kenal temen kelas lo waktu kelas 10?"

"Jadi lo temen kelas gue?" Tanya Flo datar

"Iya!! Lo jadi cewek kok begini amat. Lo nggak kenal gue yang selalu dapat peringkat 4 besar?"

"Nggak. Gue nggak perlu memperdulikan hal lain karena tak penting" ucap Flo datar dan wajahnya dingin

"ELO!!... Lo adalah orang yang paling gue benci"

"Kenapa lo benci gue? Gue nggak kenal lo, gue nggak pernah berbicara sama lo, dan sangat jelas kalo lo bukan teman gue"

"Gue benci karena lo ngambil posisi gue!! Gue seharusnya menjadi cewek terpintar di sekolah. Dan lo? Lo yang ambil peringkat itu" teriak frustasi Clara

"Dan kenapa lo marah di gue? Gue memang kenal lo sehingga mau rebut posisi lo? Nggak. Gue nggak kenal lo sama sekali. Dan kenapa lo nggak marah ke guru yang memilih gue menjadi cewek terpintar daripada lo?" Tanya Flo sinis

"Pokoknya lo yang salah" Clara menunjuk muka Flo dengan jari telunjuknya. "Liat aja. Lo gue buat sengsara" Clara tersenyum sinis

"Buktiin. Gue nggak butuh omong kosong" tantang Flo dengan nada sinis dan tatapan mata yang tajam

"Gue akan buktiin. Liat aja" Clara berjalan meninggalkan Flo yang masih emosi

*************


Malam hari jam 10 malam, semua murid telah berkumpul. Sekarang mereka akan melakukan uji nyali.

Siswa yang akan menjadi hantu adalah siswa OSIS dan di kelompok Flo tak ada yang mengikuti organisasi itu

"Oke, kalian sekarang pilih partner kalian untuk uji nyali dan tim kalian bebas dan harus dua orang dalam tim. Kalian akan dikasih senter satu dan berjalan masuk ke dalam hutan bersama dengan siswa lainnya. Nanti ada rute dan kalian ikuti itu rutenya. Yang sampai duluan akan mendapatkan hadiah" ucap pak guru

"Gue jelas sama Nara" ucap Laila dan Nara mengangguk

"Gue sama Nathan" ucap Brian lalu Brian menyikut perut Nathan yang diam

"Aduh!! Lo kenapa sih nyikut gue? Sakit tahu" kesal Nathan

"Lo kelompok sama gue" ucap Brian dengan tatapan -Lo harus setim sama gue- dengan tatapan tajam

"Oke. Gue sama Brian" Nathan hanya mengiyakan saja ajakan Brian. Walaupun dia tak tahu maksud dari Brian

"Dan lo berdua harus jadi pasangan" ucap Laila tersenyum

"Serah lo" ucap Flo memutar bola matanya

"Semua sudah dapat partnernya?" Tanya pak guru dengan keras

"Sudah pak" koor semua murid

"Sekarang kalian maju dengan rapi dan bapak akan memberikan senternya"

Semua maju bersama partnernya. Flo agak gugup melangkah.

Flo takut dengan hal berbau hantu. Walaupun dia sering nonton, tapi dia akan sangat takut jika dalam kehidupannya ada hantu. Dan Flo takut jika dikagetkan jika dalam keadaan gelap seperti sekarang

"Lo kenapa?" Tanya Devan melihat gelagat Flo yang berbeda.

Sekarang semua murid mendapatkam senter kecil. Semua murid melangkah memasuki hutan dengan serempak saat pak guru sudah memberikan aba aba untuk masuk.

Flo berkeringat dengan debaran jantung dengan tidak normal. Dia merasa hawa nggak enak.

"Lo takut?" Tanya Devan tiba tiba

"Hah? Eng-enggak kok. G-gue nggak takut" jawab Flo terdengar gugup

Devan terkekeh kecil dan dia memindahkan senter di tangan kirinya dan dia menggandeng tangan Flo

Flo terkejut dan debaran jantungnya sangat kencang. Tapi dia merasa nyaman dan rasa takut berkurang saat Devan menggandeng tangannya

"Nah sekarang lo nggak takut lagi. Kita cepetan harus balik ke tempat camping" Flo mengangguk dan mereka berjalan bersama

"Eh tuh ada rutenya" celutuk Flo melihat kertas lumayan besar di pohon. Dan banyak juga murid disana

"Lo tunggu sini biar gue liat rutenya. Lo jangan kemana mana" ucap Devan

"Iya. Gue mana berani pergi sendiri" Flo kesal dan Devan terkekeh

Devan melangkah menuju orang orang itu. Flo setia di tempatnya tanpa niat pergi.

Namun, pandangan Flo menghitam. Dia merasa ada kain mengikat kepalanya dan menutup matanya. Flo juga merasa badannya ditarik menjauh

"Eh lo siapa!? Kenapa gue diawa pergi?" Teriak Flo. Namun, orang yang menariknya tak membuka suara.

Lumayan lama mereka berjalan, tarikkan tangan Flo sudah berhenti. Lalu Flo mendengar suara lari menjauh. Flo segera melepaskan ikatan di kepalanya dan dia melihat sekitar.

Dia sekarang sendirian. Tidak ada siapapun disini kecuali senter. Dia mengangkat senter yang masih menyala itu dan menyinari keadaan sekitar.

"Siapa yang bawa gue?" Gumam Flo.

Flo bingung dia dimana sekarang. Dia tak tahu jalan dan dia memilih berjalan dengan waspada.

"Aawww" jerit Flo. Punggungnya ketusuk dengan ranting pohon yang runcing. Mungkin akan berdarah atau luka.

Flo meringis dan terus berjalan dengan was was. Dia tak melihat orang orang lain

"Siapapun tolong gue" lirih Flo ketakutan dengan tersesatnya dia dihutan ini.

Flo melangkah dan dia terjatuh kedalam jurang yang tak terlalu dalam

"Aawww"

"Sial banget gue" ucap Flo.

Flo melihat kearah tulang keringnya dan sekarang luka. Dia tadi hanya memakai celana tiga per empat karena malas memakai celana panjang.

Flo pun tak diam, dia memanjat jurang yang tak dalam itu. Dia menaruh senter di mulutnga dan berhasil, dia sudah berada di atas dan berjalan berhati hati agar dia tak terjatub seperti tadi

Dilain tempat, Devan berjalan menuju Flo dan dia disana tak ada Flo

"Flo" panggil Devan namun tak ada sahutan

"FLO!!" Teriak Devan namun tak ada jawaban

Devan merasa kalut. Dia bertanya kepada semua orang tapi nggak ada yang melihat Flo.

"Lo liat Flo?" Tanya Devan keseorang cewek yang berada di posisi berdirinya Flo tadi

"Tadi gue liat dia disini. Tapi sekarang gue nggak tahu"
Devan berjalan mencari Flo. Dia takut Flo kenapa napa

"Lo kemana Flo?" Gumam Devan dan dia terus berjalan. Dia tak peduli dengan malamnya hari dan dipikirannya hanya Flo yang menghilang

Devan terus mencari dengan perasaan resah dan kalut.
Devan terus menyusuri hutan dan jam terus berjalan.

SEE YOU NEXT CHAPTER

When LOVE TalkedWhere stories live. Discover now