WLT - 1

19.3K 694 3
                                    

Flo melangkahkan kakinya malas keruang guru. Dia tadi dipanggil Pak Andra untuk menemuinya. Flo hanya mengiyakan saja walaupun dia malas karena mengharuskan dirinya berjalan keruang guru.

Flor masuk keruang guru itu, dia melihat ruang guru sepi karena sekarang masih jam pelajaran berlangsung. Flor menghampiri Pak Andra yang duduk di mejanya bersama murid lelaki yang tengah berdiri di depannya.

"Permisi pak" ucap Flo dan Pak Andra menatap Flo

"Akhirnya kamu datang" ucap Pak Andra tersenyum lega

"Ada apa bapak memanggil saya?" Tanya Flo to the point karena dia ingin cepat cepat ke kantin.

"Bapak minta tolong kepadamu"

"Minta tolong apa pak?" Tanya Flo penasaran

"Kamu sekarang menjadi guru buat Devan" ucap Pak Andra membuat Flo bingung

"Devan? Devan siapa pak?" Tanya Flo dengan tampang bingungnya

"Yang berdiri di sampingmu, dia lah Devan"

Flo menatap kesampingnya dan ia melihat lelaki disampingnya. Baju yang dikeluarkan, rambut berkesan acak acakkan dan tampangnya yang tampan dan cool namun tak menarik perhatiannya.

"Kenapa saya harus menjadi gurunya pak? Kan sudah ada guru banyak disekolah ini"

"Semua guru sudah lelah dengan sikapnya. Saya mau kamu mengajarkannya hingga dia mendapat nilai bagus. Jika tidak, dia dipastikan tidak naik kelas dengan nilai yang jelek dan juga sikapnya yang nakal. Kamu juga mempunyai nilai yang bagus dan selalu mendapatkan peringkat dua besar saat kelas 10, jadi bapak memilih kamu yang menjadi guru buat Devan daripada Rino yang peringkat pertama." ucap Pak Andra menjelaskan

"Bukan masalah saya sih pak. Salahnya dia aja yang nggak bener" ucap Flo lantang membuat Devan menatapnya tajam

"Saya juga nggak mau dia jadi guru saya. Apaan banget temen seangkatan jadi guru" ucap Devan

"Saya nggak mau tahu, Flo harus mengajar Devan dan Devan, kamu harus mau diajar Flo"

"Nggak" ucap mereka serempak. Flo menatap sinis Devan dan begitu juga Devan yang tak kalah sinis.

"Kalo kalian nggak melaksanakan apa yang saya suruh, bapak akan mengurangi nilai kamu, Flo. Dan Devan, kamu bakal dipastikan tak naik kelas" ucap mantap Pak Andra

"Nggak bisa gitu sih pak" ucap Flo tak terima

"Terserah kamu Flo. Bapak cuma mau kamu mengajarkannya hingga nilainya membaik"

"Iya pak. Saya setuju" ucap Flo dengan nada berat.

"Bagus, dan kamu Devan, mau tak mau kamu harus mau" ucap Pak Andra dengan nada tegas.

"Iya pak" ucap Devan malas

"Kalian boleh pergi" mereka berdua berjalan meninggalkan ruangan guru.

"Gue nggak mau tahu, setiap hari Selasa, Rabu, Kamis, lo harus gue ajarin setiap pulang sekolah" ucap Flo dingin saat mereka berjalan di koridor

"Gue nggak mau" ucap Devan dengan nada tak kalah dingin

"Terserah lo. Kalo lo nggak mau juga, kan lo yang rugi, nggak naik kelas" ucap Flo lalu melangkah pergi menuju kantin walaupun bel istirahat belum berbunyi.

Flo memesan semangkuk baso dengan air mineral. Dia duduk sendirian dengan keadaan kantin yang sepi. Dia menikmati setiap waktu sepi itu, jika sudah ramai, suara bising akan menghancurkan moodnya.

"WOII" Flo kaget dan tersentak saat tangan seseorang menggebrak meja yang sedang ia tempati.

"Oh jesus, lo apa apaan sih La!? Bikin gue jantungan tau" sungut Flo sambil mengelus dadanya yang berdetak cepat.

"Yaa sorry Flo. Gue cuma iseng aja tadi" Laila mengeluarkan cengiran tanpa bersalahnya.

"Terserah lo. Lo ngapain disini? Perasaan bel belum bunyi deh"

"Bu Rita udah keluar duluan, ya jadi gue keluar juga mau nyusul lo. Gue tahu lo pasti nggak bakal masuk kelas lagi setelah urusan lo yang dipanggil Pak Andra selesai"

"Tu tau" Laila memutar matanya mendengar jawaban simple dari Flo. Laila mendudukkan dirinya di depan Flo dan memerhatikan sahabatnya itu makan.

"Lo nggak makan? Tampang lo mupeng banget tau gak" ucap Flo membuat Laila menatap Flo jengkel

"Issh lo mah. Tunggu sini deh, gue mau mesen dulu"

Flo melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda karena Laila tadi. Dia memerhatikan kantin yang sekarang makin banyak orang. Dia berniat menghabiskan makanannya agar cepat pergi.

"Gue lupa, itu anak ntar gimana kalo gue tinggal makan sendirian" gumam Flo mengingat Laila yang baru memesan makanannya.

Laila datang dengan nampan berisi makanannya. Ia duduk kembali di tempat ia duduk.

"Cepetan gih lo makan. Gue nggak suka disini" ucap Flo

"Oke oke, tunggu bentar napa. Gue tahu lo nggak suka yang ramai" ucap Laila langsung melahap sepiring siomaynya itu.

Flo memainkan HPnya dan ia juga mengeluarkan headset agar mengurangi keberisikkan yang ada di kantin. Flo sambil bersenandung dan menyanyi sesuai dengan lirik.

"Udah nih gue makannya, balik yuk" ajak Laila dan membuat nyanyian Flo terhenti.

"Ayo"

Mereka berjalan meninggalkan kawasan kantin, tanpa di sadari Flo, dirinya tengah diperhatikan seseorang dari ujung kantin.

**********


"Lo serius?" Tanya Nathan terkejut saat temannya itu selesai bercerita.

"Ngapain gue bohong" ucap lelaki itu sambil meminum jusnya

"Beruntung banget lo bro, bisa deket sama Flo" ucap Brian menimpali juga

"Apaan beruntung? Gue malahan nggak mau. Kayak cowok apaan gue diajar sama tuh cewek" ucap Devan. Ya, dirinya telah menceritakan mengenai Flo yang akan menjadi guru tambahan untuknya

"Daripada lo nggak naik kelas? Kan nggak enak banget, nanti lo sekelas lagi sama adik kelas. Gue mah kalo jadi lo lebih milih setuju sama perintah Pak Andra. Dan lo juga bisa deket sama Flo, The Cold Girl. Kapan lagi coba lo deket sama dia, ya nggak bro?" Tanya Nathan sambil menyenggol lengan Brian minta setujuan

"Yoi bro. Terima aja deh lo" ucap Brian menimpali omongan Nathan.

"Terima nggak terima juga gue harus ikut pelajaran tambahan dari tuh cewek"


Haiii haiii
Ini ceritaku kedua lho setelah The Warmth From You...
Pingin banget ini tangan ngetik sampe buat cerita baru deh...
Gimana cerita awalnya??
Bagus nggak???
Comment or Vote yaa guys...
Gue bakal senang dan semangat banget kalo kalian semua senang dan ngevote cerita aku ini...


SEE YOU NEXT CHAPTER

When LOVE TalkedWhere stories live. Discover now