11|| Bunga Kertas (Bagian 2)

Mulai dari awal
                                    

Di bawah cahaya bulan yang terang, dua sosok itu berhadapan. Razo dengan pedang besarnya dan Izor dengan kapak beratnya. Mereka berdua sudah siap untuk bertarung.

Saat Izor yang marah mulai mengangkat kapaknya, Razo menjadikan pedangnya menjadi tameng. Ia menahan napas saat kapak itu membentur pedangnya. Terjadi getaran yang kuat dan suara benturan yang cukup keras. Tangan kekarnya menahan kuat-kuat serangan itu.

Melihat Izor kembali mengangkat kapaknya, Razo memilih menghindar. Ia melompat, melakukan salto di udara dan mendarat di belakang Izor. Monster itu langsung membalikkan badan dan ingin kembali menyerang Razo, tetapi pemuda itu berlari ke arah gedung-gedung kota.

Getaran terasa di tanah saat Razo berlari dikejar Izor. "Tangkap aku kalau bisa!"

Izor yang semakin geram berlari mengejar Razo, tetapi monster itu berlari dengan lambat sehingga memilih berhenti. Izor memilih untuk melempar kapaknya kuat-kuat.

Razo menoleh ke belakang, matanya membelalak saat melihat kapak besar tengah terbang ke arahnya. "Ups, sial!"

Razo segera memilih berbelok dan membuat kapak itu menabrak sebuah bangunan rumah. Razo menggeleng karena bangunan itu langsung hancur seketika. Lalu, matanya kembali terbuka lebar saat sosok monster itu melompat dan mendarat tidak jauh di depannya. Lompatan Izor sampai menimbulkan gempa kecil yang membuat Razo sedikit sempoyongan.

"Ba-bagaimana ka-kau bisa melompat sejauh itu?" Razo menunjuk si monster marah yang sedang mengambil kapaknya itu.

"Serang mereka berdua!" seruan itu membuat Razo menoleh ke berbagai arah.

Mata Razo menemukan begitu banyak panah menuju ke arah Izor dari belakang. "Awas!" Razo melompat kea rah Izor, naik ke pundak monster itu dan melompat lagi. Ia mengangkat pedangnya dan mengibas seluruh panah yang menyerang.

Setelah mendarat ke tanah, Razo menoleh ke arah Izor. "Aku tidak suka ada yang mengganggu pertempuran satu lawan satu," ujarnya. "Jangan salah sangka aku tidak menyelamatkanmu. Aku ha—"

Razo tidak diberikan kesempatan bicara karena Izor kembali menyerangnya. Kapak besar itu diayunkan ke arah sang Iblis Besi. Razo mundur, menghindar. Namun, kapak itu terus terayun. Ia menggunakan pedangnya untuk menangkis setiap serangan.

Jangan menyerangnya! Walau suara di kepala Izor memintanya berhenti, monster itu tetap menyerang. Dia sudah menyelamatkan kita, hentikan!

Walau masih terus menghindari serangan dan menangkis kapak besar yang ingin memotongnya menjadi dua, Razo masih sempat-sempatnya memperhatikan sekitar. Ia melihat gerombolan prajurit Magon datang.

"Tombak!" teriak pemimpin prajurit itu.

Razo menggunakan seluruh kekuatannya untuk menekan balik kapak yang menyerangnya. Izor cukup kewalahan. Saat melihat hujan tombak datang dari balik tubuh sang monster, Razo menggoyangkan pedangnya untuk menubruk kapak milik Izor. Kapak itu terlepas. Mengambil kesempatan, Razo melompat dan menebas semua tombak yang akan mengenai Izor.

"Jangan menganggu kami!" teriak Razo.

☁☀☁

Zuli dan rombongan peleton utama yang dipimpin Panglima Hann berhasil sampai ke Calta. Panglima Hann segera menyuruh pasukannya untuk menuju Oppidum sedangkan ia dan Zuli berdiri memandang kota yang tampak hancur.

"Apa yang terjadi?" tanya Zuli. "Kau dengar sesuatu?"

Panglima Hann memperhatikan ke arah reruntuhan bangunan yang jaraknya ratusan meter dari tempatnya berdiri. Lalu, ia melihat kapak yang terbang disusul sosok berpakaian hitam yang melompat.

Sora RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang