Bimbing Aku

226 24 0
                                    

"Hadirmu laksana embun pagi di padang gersang."

-Hanya Sebatas Rasa Ingin-

🍑🍑🍑

Masa depan adalah mimpi-mimpi sekaligus misteri. Mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan keadaanku kali ini. Bagaimana tidak? Baru dua minggu kemarin aku mengenal sosok Akbar Haidar Ardani dan kemarin aku telah resmi menjadi istrinya. Lelaki kaku yang menyebalkan sekaligus membosankan. Namun anehnya, bisa membuat jantungku bekerja diluar batas normal.

"Ko sendiri, Sayang. Akbar mana?" tanya Ibu kepadaku yang barus saja menuruni anak tangga.

"Lagi jogging," jawabku sembari menarik kursi yang akan ku duduki.

"Gak kamu temenin?"

"Males ah, Bu. Ibu kan tau aku gak suka olahraga. Lagian dia perginya juga sama Ayah. Gak akan nyasar lah menantu kesayangan Ibu itu."

"Hush..., kalo bicara itu jangan sembarangan!"

"Iya...iya...," ucapku sembari mengambil buah naga dan memotongnya menjadi potongan-potongan dadu kecil.

"Kamu itu sekarang udah jadi seorang istri. Kamu harus berbakti sama suami kamu. Meskipun kamu belum punya rasa sama dia, tetapi berbakti dan melayaninya sudah menjadi kewajiban kamu."

"Iya Ibuku yang cantik. Dira juga tau, ko," jawabku gemas karena sedari kemarin Ibu selalu saja memberiku nasihat yang sama.

"Assalamualaikum...," terdengar salam dari arah ruang tamu, yang langsung dijawab oleh ku dan Ibu.

"Tuh, Akbar udah pulang. Kasih minum sana!"

Dan dengan malas, aku menegakkan tubuhku, berjalan ke ruang tengah sembari membawa sepiring buah naga yang tadi telah ku potong dan dua gelas air mineral untuk Ayah dan suamiku.

Hsstt...., rasanya aneh sekali menyebutkan kata 'suamiku'.

"Minumnya Yah, A'," ucapku setelah menyodorkan segelas air putih dan mendudukkan diri tepat disamping Akbar.

Tanganku terulur untuk memakan buah yang tadi kubawa. Menyantapnya dengan santai sembari sesekali menyuapi lelaki yang sedang menyenderkan tubuhnya disampingku. Mungkin dia sedang memulihkan tenaganya kembali setelah berkurang karena jogging tadi.

"Kapan kamu mau menyelesaikan urusan kamu di London, Dira?"tanya Ayah.

"Besok," jawabku santai dengan tangan terulur untuk kembali menyuapi Akbar. Namun, tiba-tiba mulutnya terkatup rapat dengan matanya yang menghunus tepat pada bola mata hazelku. Ada apa?

"Akbar ke kamar dulu, Yah. Mau mandi."

Aku memeperhatikan punggung tegapnya yang perlahan mulai menjauh dengan pandangan heran, sebelum memutuskan untuk menyusulnya.

Saat aku masuk ke dalam kamar, terdengar suara gemercik air dari arah kamar mandi. Mungkin dia sedang mandi, pikirku. Dan aku memutuskan untuk mengambil baju untuk dia kenakan sebelum duduk bersender ke kepala ranjang sembari menggoreskan pensil ke buku sketsaku membentuk sebuah model gaun.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 30, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Senandung RasaWhere stories live. Discover now