"Nggak usah deh om. Saya kayaknya mau pulang. Kasihan keluarga saya cari"

"Hati hati" Flo mengangguk lalu berdiri dan diikuti Devan

"Ngapain lo? Gue pulang dulu" ucap Flo menatap Devan

"Gue anterin"

"Nggak usah deh. Gue bisa jalan" tolak Flo halus

"Bawel lo. Udah luka juga, gue anterin. Kita jalan kaki"

"Oke deh. Om saya pamit pulang dulu ya. Makasih om" ucap Flo lalu Adam tersenyum

"Iya Nak Flo. Salam buat keluargamu"

"Baik om"

Flo berjalan bersama Devan menuju rumah Flo. Mereka hanya terdiam tanpa ada suara yang mengiring langkah mereka.

"Makasih udah selamatin gue" ucap Flo dengan kepala tertunduk

"Nggak, seharusnya lo nggak bilang terima kasih. Gue yang menyebabkan lo diculik Rio" ucap Devan menoleh kearah Flo

"Tapi lo tetep dateng saat gue di culik"

"Gue juga mau bilang terima kasih" ujar Devan. Flo menghadap Devan dengan tatapan bingung

"Buat apa?"

"Karena lo sudah mau bertahan. Gue tahu gimana sakitnya tangan lo itu"

"Gue cuma menyelamatkan diri dengan mengorbankan sedikit darah gue" ucap Flo tersenyum kecil

"Besok lo gue traktir di kantin" ucap Devan tiba tiba

"Ada angin apa lo mau traktir gue?"

"Sebagai permintaan maaf karena buat lo diculik Devan dan sebagai ucapan terima kasih karena lo udah mau jadi guru gue"

"Gue terima. Gue bakal pesen banyak makanan dikantin" ucap Flo antusias. Devan tersenyum melihatnya

"Lo masuk gih. Udah malam" ucap Devan saat mereka telah sampai didepan rumah Flo

"Lo mau masuk?" Tanya Flo lalu Devan menggeleng

"Makasih udah ditemenin pulang"

"Hmm... Gue balik"

"Take care"

Flo berjalan memasuki rumah dan dia disambut oleh keluarganya

"Lo darimana aja? Gue khawatir tau nggak" ucap Alvian memeluk Flo dengan erat

"Gue ada urusan tadi. Seneng deh diperhatiin Kakak. Kakak tenang aja, Flo baik baik aja kok" ucap Flo tersenyum membelai punggung kakaknya. Alvian melepaskan pelukkannya dan memperhatikan tubuh adiknya

"Tangan lo kenapa diperban?"

"Kena pisau lumayan besar. Tadi Devan obatin"

"Kok bisa? Makanya hati hati dong"

"Hehehehehe... Iya iya"

"Sayang kamu darimana aja? Dan kenapa tanganmu sampai di perban seperti itu? Mama khawatir sama kamu tahu nggak" ucap Reila bertubi tubi dengan raut cemasnya

"Flo nggak papa. Hanya luka di telapak tangan Flo kok"

"Kamu kenapa baru pulang malam Flo?" Tanya David yang daritadi berdiri disamping Reila

"Flo habis kerumah temen Flo. Flo lupa kabarin kalian semua" ucap Flo dengan cengirannya

"Kamu itu. Kalau mau pergi hubungin keluarga. Kita kan takut kamu kenapa napa sayang" ucap Reila

"Iya. Flo nggak bakal ulangin lagi kok. Janji"

"Bagus, Flo mandi dulu habis itu kita makan malam bersama"

"Siap papa"

Flo berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya.
Dia menatap perban yang ada ditangannya.

"Thanks"

*******

Flo berjalan ke kelas dengan balutan perban di tangannya
Flo sampai di kelas dan duduk di bangku yang disampingnya Laila

"Astaga Flo!! Kenapa tangan lo bisa begini?" Tanya Laila panik melihat balutan perban tangan Flo

"Gue kemarin diculik" Laila melototkan matanya

"KENAPA BISA? LO NGGAK PAPA KAN? ADA LAGI YANG SAK---" Flo langsung menutup mulut Laila menggunakan tangannya

"Gini, gue ceritain dan lo jangan potong" Laila mengangguk patuh. Flo menceritaka kronologis kejadian kemarin. Laila nampak merubah rubah raut wajahnya

"Entah mengapa Devan itu so sweet banget. Lo sama dia cocok"

"Apaan yang cocok?" Tanya Flo sewot

"Ya jadi pasangan"

"Jangan lo ngomong ngawur deh. Selama gue hidup, gue nggak pernah jatuh cinta"

"Dan sekarang lo jatuh cinta" ucap Laila cepat

"Nggak. Gue nggak jatuh cinta" tolak Flo

"Aduh please deh Flo. Lo kemarin curhat tentang kelainan jantung lo itu. Dan semua udah menebak kalo lo jatuh cinta. Lo mau mengelak apalagi coba?"

"Gue belum mastiin. Tapi gue segera mencari tahu"

***********

Seusai bel istirahat berbunyi, semua murid keluar menuju kantin termasuk Flo dan Laila yang sudah sangat lapar.

"La, pesenin gue nasi goreng sama baso. Oh iya minumnya air mineral"

"Buset. Lo mau makan semua tuh makanan?" Tanya Laila

"Ya iyalah. Tenang aja, gue ditraktir sama Devan"

"Lo mah enak. Tunggu deh gue pesenin"

Flo mengangguk. Dia kemudian agak kaget dengan kedatangan empat cowok yang tak lain adalah Devan dengan teman temannya

"Lo ada hutang traktir gue. Gue udah pesen makanan dan ntar lo bayarin makanan gue"

"Gue baru sampe" keluh Devan dan Flo terkekeh

"Kalian pesen makanan sana" ucap Flo. Nara bangkit dan mulai membeli makanan untuk mereka berempat

"Nih pesenan lo" ucap Laila tak lama datang. Laila menaruh nampan yang sudah penuh

"Lo banyak banget pesennya? Memang siapa yang mau makan?" Tanya Brian

"Nih Flo minta nasi goreng sama baso. Dia laper katanya"

"Mencari keuntungan dalam kesempatan" ucap Devan tiba tiba. Flo hanya menampilkan cengirannya

"Kalo ada kesempatan, kenapa nggak digunain?"



SEE YOU NEXT CHAPTER

When LOVE TalkedOnde histórias criam vida. Descubra agora