Chapter 9

439 47 0
                                    

Author's POV
(Wonwoo and Mingyu side)

Sebuah ulasan senyum nampaknya tak ingin terlepas dari bibir laki-laki itu. Ia menggigit benda kenyal miliknya sembari tersipu malu, membayangkan apa yang akan terjadi nanti.
Sedari tadi pikiran laki-laki itu tak pernah berada di tempat ia berpijak saat ini, menerawang bagaimana kelanjutan dirinya setelah ini.

Sebuah malam minggu yang hambar seperti biasanya, akan tersulap oleh Mingyu sekarang. Menjadi sebuah hari termanis dalam sejarah hidupnya, menuntun pemilik hatinya memasuki jalan masa depannya. Akankah gadis itu mau, bersamanya dengan segala kekurangan?

Mingyu harap,
Ia tak mendapati dirinya membaca dua jenis buka yang berbeda, namun memiliki ending yang sama.

Tetapi menurutnya, gadis pemilik hatinya saat ini tak mungkin berbuat yang sama seperti kekasihnya terdahulu.

Terlalu banyak memori yang membuatnya nyaman pada gadis itu, hingga saat ini Mingyu masih betah tersenyum sendiri ketika mengingat semua itu. Sudah seperti orang gila tentunya. Siapa sangka ia bisa tersenyum di tengah pelajaran Mr. Kwon, guru yang terkenal serius dalam pembelajaran. Untung saja, waktu sekolah mereka sebentar lagi akan usai. Kalau tidak, kalian bisa membayangkannya sendiri jika guru itu menunjuk Mingyu dan apa kelanjutannya nanti.

"Hentikan senyuman anehmu itu, Mingyu-ya." tukas Wonwoo masih dengan tangannya yang sibuk mengemasi buku-bukunya tadi ke dalam tas ransel tosca miliknya. Setelah mengunci resletingnya, Wonwoo menoleh ke arah Mingyu, laki-laki itu masih tersenyum aneh dan mengabaikan kata-kata Wonwoo tadi.

"Kim Mingyu, ada kecoa!" jahil Wonwoo pada Mingyu. Gadis itu bersyukur, omong kosongnya tadi dapat membuat laki-laki di sebelahnya tersadar dari ke-khilafannya.

"Mwo?! Kau tak usah membohongiku, Wonwoo-ya." Laki-laki itu memutar matanya malas. Wonwoo terbahak-bahak. Di situ, Mingyu teringat akan rencananya tadi. Berterima kasihlah pada tawa garing milik Wonwoo, dengan begitu Mingyu bisa mengingat hal-hal yang ia pikirkan sejak tadi.

"Eum, Wonwoo-ya. Kau ada acara untuk malam ini?" Mingyu mulai berbicara dengan nada serius. Wonwoo terdiam untuk sesaat. Tersulut dalam benak Wonwoo untuk bertanya, Mengapa Mingyu bertanya seperti itu?

"E-eoh? Kenapa memangnya?" Wonwoo bertanya sedikit gugup kepada laki-laki di depannya. Mingyu tersenyum miring, membuat pipi Wonwoo memerah setelah melihat senyuman itu.

"Aku ingin mengajakmu ke sebuah tempat. Kau bisa, kan?" Wonwoo terdiam lagi. Kali ini, ia berusaha mencerna semua itu dengan cepat.

"Baiklah, malam ini?" Wonwoo sudah bisa memberikan jawabannya pada Mingyu.
Seketika, jantung Mingyu berdegup lebih kencang. Berusaha menyeimbangkan rasa senangnya saat ini. Antara gugup dan senang.

"Iya. Akan kujemput kau jam 7 malam di rumahmu." Wonwoo mengangguk malu. Gadis itu juga tak bisa membayangkan, apa yang akan terjadi pada dirinya nanti.

"Baiklah, sampai jumpa, Wonwoo-ya!" Mingyu bergegas dari bangkunya, melangkahkan kakinya girang dengan emosinya yang serupa.

Wonwoo menggigit bibirnya sembari menunduk, ketika melihat sosok Mingyu yang melangkah lucu pada koridor. Gadis itu sudah berani memikirkan yang terjadi nanti, tanpa tahu apa yang sebenarnya akan ia lewatkan malam ini.

***

Mingyu berdiri cemas di depan pagar rumah Wonwoo. Laki-laki itu sedikit gugup, hingga berani menolak segala dingin yang sejak tadi mengusiknya.

Kedatangan sosok gadis yang menghampirinya, membuat penantian Mingyu berakhir. Degupan jantungnya bertambah kencang setelah melihat senyuman manis dari Wonwoo.

Always, Here.Där berättelser lever. Upptäck nu