SPY (Part 4)

264 33 9
                                    


     "Jadi, itu ID palsu yang mengatasnamakan ID-ku?" tanyaku memastikan.

     "Ya. Untungnya, aku tidak meretas balik jaringannya dan mencari tahu tentangmu. Begitulah akhirnya server kita tergabung. Ia menargetkan aku dan membuat kita terlibat kesalahpahaman. Hal buruk lain yang kuketahui setelahnya adalah kode virus. Kode itu sudah masuk ke serverku, namun karena aku tidak memakan umpannya dan justru bergabung dengan servermu, kode itu tertransfer secara otomatis ke jaringanmu. Aku sungguh minta maaf," katanya menjelaskan panjang lebar.

     Kisah ini terlalu bertele-tele untuk seorang anti-sosial sepertiku. Aku bahkan tidak melihat ke arahnya ketika ia benar-benar serius menceritakan semua hal padaku. Tentu saja, ia siapa? Bahkan aku sangsi ini adalah kenyataan. Ia menghentikan ceritanya ketika melihatku tampak tidak nyaman, lalu memberiku kesempatan untuk berpikir sejenak.

     "Aku tidak mengenalmu. Hanya tahu namamu. Bagaimana aku harus mempercayai semuanya itu?" tanyaku nyaris bergumam. Ada perasaan takut, juga waspada dalam satu waktu.

     "Aku mengerti... ini sulit," katanya kemudian. Ia bangkit berdiri menjauh dariku setelah mengucapkan beberapa kata lalu duduk di depan layar besar yang menampilkan ribuan kode angka dan huruf bergerak kacau. Changsub duduk di sana beberapa saat, termenung, kemudian menekan sebuah tombol merah berbentuk persegi. Satu cup kopi muncul dari balik mesin yang terkoneksi dengan ratusan tombol berbagai warna dan laki-laki itu menyesap minumannya khidmat. Kami tidak melakukan apa pun setelahnya dan ruangan ini terlihat begitu hampa.

     "Aku tahu kau sudah meretas informasi pribadiku. Juga, akan kuberitahu kau apa semua ini. Mengapa kita bisa berkomunikasi tanpa kesulitan padahal berasal dari negara yang berbeda, dan bagaimana kita bisa bertemu di sini. Tapi ada satu hal yang kuinginkan darimu setelah semua informasi ini kau terima..."

     "Apa?"

     "Percayalah padaku agar kau selamat, scorpion."

     Ia terlalu sopan untuk orang yang baru saja bertemu dan canggung untuk saling mengenal satu sama lain. Aku bahkan tidak banyak berkata-kata, namun ia sudah mengucap kata maaf dalam penjelasan panjangnya di awal. Ia tidak seperti seorang hacker. Mungkin ini hanya perasaanku saja, tapi pikiran itu terlalu kuat. Entah, aku ingin mengabaikan dan mendengarkan ceritanya saja. Ceritanya: penjelasan tentang semua 'fiksi' yang kualami. Ia menyesap kopinya lagi sebelum mulai bercerita dan meletakkan cupnya di tempat semula.

     "Aku menemukan dimensi putih ini saat aku tidak sengaja menumpahkan kopiku di atas keyboard. Suhu panas kopi itu mungkin sudah merusak sel micro processor yang menjadi penghubung keyboard dan pc. Mereka tidak bisa digunakan selama beberapa saat dan aku mengakui kebodohan itu. Aku terus mencoba memperbaikinya semampuku. Dan itu terjadi... kode-kode yang membangun dimensi putih ini." Changsub menyesap kopinya lagi untuk kesekiankali sementara aku duduk diam mendengarkan seperti anak kecil yang mendapat kisah dongeng dari ayahnya.

     "Jejak jari-jariku yang menyentuh tombol keyboard tercetak sebagai kode-kode yang membentuk jaringan lain, yang entah terhubung kemana. Untuk pertama kalinya aku terlempar ke dimensi putih ini tanpa menyadari bahwa semua yang ada di sini adalah tempat pelarian aman saat server terganggu. Ini otomatis terjadi, scorpion. Aku juga tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi, yang pasti dimensi putih ini menetralkan semuanya, termasuk bahasa. Aku bahkan memanggilmu kemari dengan alat-alat ini, bukan komputerku. Lihat ini!"

     Changsub menginstruksikan padaku untuk mendekat dan duduk di sampingnya, melihat apa yang akan ia lakukan. Tangannya melayang di atas ratusan tombol yang terhampar di depan kami, lalu secepat kilat menekan lincah mereka semua secara bergantian, menyusun rumus dan kode yang cukup membuat mual, lalu menekan enter dua kali. Dua ruangan berbeda muncul di layar besar dalam proporsi sama. Aku mengenalinya, salah satu ruangan itu. Itu ruanganku, juga seorang yang tertelungkup di depan layar LED: aku. Pemandangan yang sama kulihat di ruangan lainnya: seseorang tergeletak di depan komputer-komputernya. Itu... Changsub?

     "Apa yang kau lihat ini semua adalah kenyataannya. Mereka wujud nyata kita. Aku sungguh minta maaf karena bahkan tidak tahu bagian tubuh kita yang mana yang terlempar ke dimensi ini. Yang pasti, kita harus mengontrol virus kode itu secepatnya. Kalau tidak..."

      "Kalau tidak?"

     "Kalau tidak, mungkin kita tidak bisa kembali dan mati di sini," tegasnya.

     "Mati di sini?" Spontan aku mengedarkan pandangan ke dimensi putih yang sudah semakin sibuk itu.

     "Aku selalu terlempar kemari saat serverku rusak. Tapi kali ini, serverku tidak hanya rusak. Mereka bahkan terinfeksi virus. Lihat itu, scorpion. Ruangan kerja kita bahkan disegel dengan kode-kode. Berada di sini atau di sana, tak mengubah bahaya yang akan terjadi bila kita tidak cepat mengendalikan semuanya. Segel itu akan meledak saat kita kembali ke tempat asal tanpa berhasil mengambil alih kendali. Itu juga bisa terjadi di sini ketika kita sedang berduel dengan cracker itu," jelas Changsub. Ia terlihat sudah mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi. Ya, itu mungkin saja karena ia adalah orang yang diincar, sementara aku adalah orang yang terlibat.

~ continue part 5

[2017] SPY ☑Where stories live. Discover now