Chapter Eleven : Trapped

9.9K 823 6
                                    

Abigail's POV

Kau tau apa yang membosankan? The boys tidak ada di rumah adalah hal yang paling membosankan! Aku sedang berbaring di kasurku karena tidak tahu harus melakukan apa lagi. Mau skateboarding? Dengan siapa? Zayn tak ada di rumah. Mau berbuat prank? Louis tak ada di rumah. Mau bernyanyi bersama? The boys tak ada di rumah. Huh. Bosan sebosan-bosannya orang bosan lagi bosan.

Hp-ku bergetar dan aku mengeceknya.

From: Austin Mahone

Aku sedang dijalan untuk jemput kau di rumahmu. Alamat rumahmu dimana?

What? Aku baru ingat kalau aku ada janji dengan Austin. Aku berganti pakaian dengan kaos bertuliskan crazy mofos pemberian Niall dan trousers donker dan menggunakan sepatu toms donker yang senada dengan trousers. Aku jalan turun kebawah dan menyambar snapback dan langsung bergegas ke stasiun kereta listrik.

To: Austin Mahone

Kutemui kau di depan Studio LBD. Aku tadi sedang tak di rumah.

Ya, aku tak mau bertemu dengannya di rumahku. Kalau dia tau aku tinggal di One Direction Private Residence kan gawat. Dia hanya mengenalku sebagai Abigail Olivia T kok. Dia tak mengenal nama belakangku yang merupakan Tomlinson dan aku tidak ingin dia mengetahui itu. Austin membalas 'oke'. Aku turun dari stasiun dan langsung berjalan menuju LBD studio.

Aku duduk di tangga depan studio. Austin belum datang rupanya.

"Hey! Jangan bengong melulu!" ucap seseorang dibelakangku. Aku menoleh. Annalise.

"Hey kau! Memangnya hari ini latihan?" Tanyaku.

"Tidak. Aku hanya bermain kesini, banyak dancer yang berlatih bersama" ucapnya. "Kau sendiri, ngapain disini?" Ucapnya.

Deg.

Masa aku harus kasih tau kalau aku berjalan dengan Austin? Dia bisa cemburu mati-matian nih.

"Menunggu teman," jawabku. Ia mengangguk dan berpamitan. Untung dia tidak curiga.

******

Aku sedang berada di McD yang ada di downtown. Aku dan Austin makan karena memang kami berdua sama-sama belum makan.

"Habis ini mau kemana?" Tanyaku.

"Ya jalan-jalan saja. Shopping," ucapnya sambil tersenyum.

"Ah kau ini. Laki-laki kok hobinya shopping?"

"Suka-suka," ucapnya sambil terus makan. Aku mendengus pelan.

"Kau Austin Mahone? Kyaaa!" Teriak gadis yang berdiri disebelah meja kami.

"Yup," ucapnya, masih sambil makan.

"Boleh kami foto bareng?" Ucap gadis itu.

"Sure," ucap Austin. Mereka pun berfoto bareng, dan aku yang fotoin. Gadis itu tampak senang sekali. Ketiga gadis itu mengucapkan terima kasih kepada kami dan pergi melanjutkan aktivitas mereka.

"Kau tak mau foto bareng dengan aku?" Goda Austin.

"Nope," ucapku datar. Ya ngapain? Sudah satu sekolah, satu kelas, satu bangku masih mau foto bareng?

"Ah, kau sok jual mahal," godanya lagi. Aku tak menghiraukannya. Setelah selesai makan, kami langsung keluar dan berjalan-jalan.

"Kau mau minum?" Tanyanya. Aku mengangguk, ya udara disini sangat panas sekali. Lalu ia mengacungkan jempolnya dan pergi beli minum sementara aku hanya duduk di sebuah taman. Tak lama, Austin pun kembali dan menyodorkan minumannya ke aku.

Lucky ⇨ malik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang