Chapter Two : Payback a.k.a Revenge

11.8K 995 17
                                    

Aby's POV

Berita mengagumkan! Aku sudah bangun pagi ini untuk mempersiapkan balas dendam terselubungku.

"Game on, Abigail. Semangat!" Ucapku menyemangati diri sendiri. Setelah mempersiapkan segalanya, aku pun bergegas menuju kamar kakakku dan mengetuknya.

"Hmm.. Yeah get in Abigail," jawabnya dari dalam. Aku membuka pintu kamarnya dan mendapati ia masih terbungkus di dalam selimut.

"Kau tak kuliah?" tanyaku.

"Aku libur hari ini. Oh ya, kau berangkat dengan Zayn ya. Aku sudah memintanya," ujarnya lalu menguap.

"Kau ini merepotkan saja!" Ucapku sambil geleng-geleng kepala. Ia tidak merespond. Sepertinya ia akan kembali ke alam mimpi.

"Nanti kau bantu mereka berempat ya," ucapnya setengah tidur.

"Ngapain?"

"Mulai nanti siang, mereka akan tinggal di rumah kita," ucapnya lalu tertidur. Dasar konyol.

Din din.

Sepertinya Zayn sudah datang dan membunyikan klaksonnya. Aku bergegas turun kebawah dan menghampirinya.

" Hey Zayn," sapaku.

"Hey Aby! Get in!" Serunya.

Akupun memasuki mobil Zayn. Ia memasangkan seatbelt untukku. Ugh, itu membuatku dapat menghirup parfum yang ia gunakan.

"Louis tidur, ya?" Tanyanya.

"Ya, kok kau tau?" Tanyaku balik.

"Kalau kami konser, dia selalu begitu kok," ucapnya sambil terkekeh.

"Keboo keboo," kataku sambil geleng-geleng kepala lagi. "Dulu dia rajin, lho."

Zayn memutar kedua bola matanya, tidak mempercayai apa yang kukatakan barusan. "Oh ya, nanti kau pindah ke rumahku?" Tanyaku.

"Iya dong. Rumahmu kan besar, punya 7 kamar masa tak boleh bagi-bagi?" Ujarnya.

"Boleh sih, asal tidak mengganggu daerah kekuasaanku," ucapku sambil memeletkan lidah. Ia menoyorku.

Tidak terasa, kami sudah di parkiran sekolah. Aku pun beranjak pergi ke lobi sekolah.

"Heh tunggu. Aku mau ambil skateboardku," ucap Zayn.

"Kukira kau tidak main skateboard,"ucapku.

"Main lah, masa tidak," ucapnya sambil mencibir.

"Sombong sekali kau. Aku tau kau punya skateboard sedangkan aku tidak," ucapku sambil mencibir balik.

Zayn tidak berkata-kata lalu membuka bagasinya.

"Yeah, I have two!" Tawanya.

Aku ke belakang untuk melihatnya. Tampak dua buah skateboard.

"Wow, keren-keren sekali Zayn. Aku sedang menabung untuk membeli yang baru," ucapku. Ya, aku iri. Aku suka sekali skateboarding.

"Tidak perlu karena yang ini untukmu," ucap Zayn sambil mengambil salah satu skateboardnya yang bertuliskan 'Z' .

" Kau bercanda?" Ucapku berbinar-binar. Zayn baik sekali!

"Tidak, karena itu memang punyamu," ucapnya sambil menurunkan satu skateboard lagi bertuliskan 'A'.

"Punyaku darimananya?" Tanyaku heran.

"Lihat saja," ucapnya cuek.

Ya benar, ini memang punyaku, terlihat ada retakan kecil bekas patahan. Zayn memperbaikinya dan mengecatnya ulang dengan huruf namanya. Bisaan kau Zayn! Dia juga menandatanganinya. Wow! Aku punya tandatangan seorang Zayn Malik di skateboard kesayanganku!

Lucky ⇨ malik.Where stories live. Discover now