Teddy Bear

7.6K 446 22
                                    

Ryan menatap tajam Ratih, mama Alif sekaligus Olive,

"Kenapa sih tante berubah jadi manusia yang nggak punya hati seperti ini? Kenapa sekarang tante lebih percaya sama ramalan bodoh itu daripada anak tante sendiri? Kenapa tante selalu memperlakukan Olive seperti sampah yang harus dibuang? Olive juga manusia, dia punya hati sama seperti tante. Dia juga butuh kasih sayang tante, tapi tante? Ah sudahlah, orang nggak punya hati seperti tante nggak akan pernah ngerti,"

Setelah puas mengeluarkan semua unek - uneknya selama ini, Ryan langsung menarik Olive pergi dari rumah sakit.

Ratih terdiam, perasaan marah dan malu campur aduk didalam hatinya. Marah kepada Ryan yang berani menceramahinya, dan malu karena menjadi pusat perhatian orang - orang di rumah sakit.

Semua orang menatapnya sebagai orang jahat,

Bukannya aku jahat pada anakku sendiri, namun dialah sumber bencana dikehidupanku. Aku hanya ingin melindungi satu - satunya harta yang masih kumiliki, Alifku yang malang.

*****

Ratih masuk kedalam ruangan Alif, ia tersenyum tipis melihat anak dan suaminya yang sedang asik bercengkrama,

Seharusnya seperti ini, hanya ada kita bertiga dan kita akan bahagia selamanya.

Alif melihat mamanya yang berada diambang pintu, namun tidak melihat kembarannya yang ditarik mamanya tadi,

"Ma, Olive kemana?" tanya Alif

Ratih menghampiri Alif dan membelai rambutnya,

"Nggak usah mikirin dia dulu ya. Sekarang kamu istirahat dulu, biar cepet sehat, Oke?" balas Ratih

"Tapi ma, Alif kangen sama Olive,"

"Kamu lupa siapa orang yang bikin kamu sakit kayak gini?"

"Tapi ma,"

"Alif tolong jangan buat mama marah,"

Alif terdiam, tidak berani membantah ucapan sang mama. kemudian ia memilih tidur membelakangi kedua orang tuanya,

Sampai kapan semua drama ini akan terjadi? Aku merasa menjadi orang yang sangat jahat, karena akulah yang merampas semua kebahagiaannya. Kumohon, maafkanlah aku.

******

Olive kini duduk termenung menunggu Ryan disebuah kedai es krim, Ryan sengaja memilih ruang VIP untuk menenangkan hati Olive, walaupun harus membayar lebih mahal, setidaknya ruangan ini khusus untuk mereka berdua dan cocok untuk Olive yang tidak suka keramaian.

Ryan datang membawa dua buah es krim stroberi,

"Nih Liv gue bawain es krim kesukaan lo, dimakan ya?"

Olive hanya menatap es krim didepannya tanpa ada selera untuk memakannya,

"Udah dong Liv, jangan dipikirin terus, jangan diambil hati ucapan mama lo," ujar Ryan sambil menggenggam tangan Olive, berusaha menguatkannya.

"Lo kira segampang itu gue ngelupain semuanya? Lo enak tinggal sama keluarga yang sayang sama lo, yang perhatian sama lo, yang tiap saat selalu khawatirin lo, tapi gue? Gue bahkan lupa rasanya disayangi,"

Olive tersenyum getir, merasa kasihan pada dirinya sendiri,

"Liv,"

"Kenapa kak? Kenapa mama jahat sama gue? Kenapa mama benci gue? Kenapa mama selalu nyalahin gue? Kenapa harus gue? Apa salah gue kak?"

Tubuh Olive bergetar, ia tidak mampu membendung air mata yang sejak tadi ia tahan.

"Gue juga pengen kayak Alif yang disayangi sama semua orang, dimanja, dan apapun yang dia inginkan pasti dikabulkan, bahkan sekalipun mama nggak pernah marah sama Alif. Gue pengen jadi Alif, gue pengen disayang, kak"

Ryan menatap nanar kearah Olive, hatinya sangat sakit melihat orang yang dia cintai terluka. Kemudian ia menghampiri Olive dan memeluknya dari belakang,

"Lo harus kuat Liv, lo anak yang kuat. Jangan pernah iri sama Alif, lo punya segalanya yang nggak pernah Alif miliki. Jangan pernah ngerasa sendiri, gue ada disini, jadi orang pertama yang akan selalu sayang dan support lo,"

Ryan memutar balikkan tubuh Olive menjadi menghadapnya, kemudian ia mengusap air mata Olive yang menggenang dipipinya.

"Jangan pernah nangis, karena tangis lo selalu bikin hati gue hancur. mulai saat ini janji yg dulu gue ingkari akan selalu gue tepati," ujar Ryan sambil menutup mukanya dengan sebuah boneka teddy bear

"Princess tetaplah tersenyum," ujar Ryan dengan suara dibuat - buat sambil menggoyang - goyangkan boneka teddy bear ditangannya

Olive menatap Ryan,

"Teddy kamu kembali?"

"Yes I'm back,"

Bersambung~

Part ini kayaknya agak pendek ya? Hehe soalnya ngetiknya ngebut biar updatenya cepet. Itung2 sebagai permintaan maaf kemaren updatenya lama banget~

Makasih yg sejauh ini masih setia membaca, vote, dan komen cerita absurd saya. Kritik dan saran selalu saya tunggu.

It's Me (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang