"Kembalikan" Jiyeon merebut tteokppoki miliknya itu kemudian makan dengan lahap.

Myungsoo tak mau kalah, ia juga memesan tteokppoki dan odeng.

"Massita" Ucap myungsoo kekenyangan.

"Ada saus di bibirmu" Ucap jiyeon sambil mengelap saus di bibir myungsoo, namjachingunya ini seperti anak kecil saat makan bahkan banyak sekali noda saus di bajunya juga.

"Gomawo"

"Eo"

Author pov end.

.
.
.

Jiyeon pov.

"Yeoboseyo..."

"Nuguseyo!!"

"Yak katakan sesuatu.."

"Jangan menggangguku"

Untuk kesekian kalinya handphoneku berbunyi, selalu tertera nomor yang sama seseorang menjahiliku pagi ini. Entahlah siapa itu yang pasti ini sangat mengganggu.

"Yakkkk!!! Siapapun disana kau tau aku membencimu" Ucapku penuh penekanan, aku sungguh kesal.

"Jiyeon ah jalga" Ucap orang itu pada akhirnya, keunde aku sangat tak asing dengan suaranya.

"Jungkook" Ya aku mengenalnya, suara milik jungkook yang sangat khas, jadi benar dia pergi?

"Kajima, kembalilah. Aku tak membiarkanmu pergi, aku temanmu" Ucapku pada jungkook yang sedari tadi hanya ku dengar deru nafasnya, aku yakin jika jungkook masih mendengarkanku.

"Jungkook ah tak peduli berapapun sakitnya dan sulitnya itu, aku akan membantumu melupakanku" Jungkook memutuskan sambungan teleponnya, aku sungguh lega mengatakan semua itu, jika dia pergi untuk menghindariku aku tak akan membiarkannya, aku tak boleh merusak hidupnya.

.
.
.

Hari ini aku pergi ke supermarket membeli beberapa keperluan rumah, aku selalu saja menghabiskan banyak waktu saat ke tempat ini, selain harus membandingkan harga banyak sekali hal yang ingin ku beli.

"Park jiyeon" Seseorang menepuk pundakku, aku reflek menoleh ke orang itu.

"Nu..guseyo?" Ucapku terbata, sungguh aku tak mengenal orang ini.

"Aku hyomin, eunjung chingu" Ucapnya padaku, ya aku ingat sekarang kami pernah bertemu sebelumnya.

"Kita sudah lama tak bertemu ya" Ucapnya sangat ramah, dia memang orang baik.

"Ah.. nde"

"Kau baik-baik saja? Aku tau itu pasti berat untukmu .. mengingat kalian sangat dekat" Ucapnya sambil memasukan beberapa keperluannya ke troli. Aku sungguh tak mengerti dengan ucapannya.

"Ne??"

"Jangan-jangan kau tak tau?" Nada bicaranya mulai berubah, hyomin menggelengkan kepalanya.

"Aku tak percaya ini, bahkan kau temannya sendiri tak tau tentang hal ini!" Ucapnya lagi membuatku semakin kebingungan, sebenarnya ada apa.

"Hyomin eonni, aku sungguh tak mengerti ucapanmu"

"Eunjung meninggal 3 hari lalu, dan kau tak mengetahuinya?"

Deg...

"Mwo?" Aku sungguh tak percaya apa yang di katakannya, bagaimana bisa eunjung meninggal, Kenapa ??

"Kau mau aku menceritakannya?" Tanyanya.

"Ne" Ia menuntunku ke sebuah kursi, hyomin eonni memegang tanganku. Saat ini bisa di katakan wajahku sangat pucat tentu aku sangat shock.

"Dia bunuh diri, aku sungguh tak percaya jika eunjung bisa seberani itu. Eunjung lompat dari apartemen tempatnya tinggal" Aku hanya bisa menangis, bagaimanapun aku merasa bersalah jika benar eunjung bunuh diri karnaku, aku adalah seorang pembunuh bukan.

"Tenanglah, berdoalah untuknya. Air matamu itu tak akan membuat eunjung kembali" Hyomin eonni memelukku, ia benar eunjung tak akan kembali.

"Jiyeon.. eunjung sangat menyayangimu.. kau bukan hanya sekedar teman untukknya, tapi segalanya. Kau bisa menjadi apapun untuknya, appa, eomma dan tentunya seorang adik. Percayalah dia sudah tenang sekarang" Jika saja eunjung tak pernah menyukaiku hal ini tak akan pernah terjadi, dia tak akan mati.

"Eonni hiks hiks .." Aku menangis semakin kencang. Kenapa semua harus terjadi, bukan seperti ini perpisahan yang ku inginkan.

Jiyeon pov end.

.
.
.

Hyeji pov.

Hari ini keluarga jungkoook datang mengunjungi rumahku, kami akan membicarakan bagaimana kelanjutan perjodohan ini. Aku harap semua berjalan sesuai dengan harapanku.

Keluarga jeon telah datang, jungkook berjalan di belakang orang tuanya, dia sangat tampan. Jungkook memakai tuxedo warna hitam yang selaras dengan celananya.

Kami duduk bersebelahan di taman belakang, dan orang tua kami tentunya di dalam, jungkook sedari tadi hanya diam jika ia tak mencintaiku lalu kenapa ia bersikap seolah akan benar-benar melepas jiyeon saat itu.

"Jungkook ah, gwaenchana?" Ucapku sambil memegang keningnya yang memang tak terasa panas.

"Apa kau masih memikirkan jiyeon?"

"Jika iya apa yang akan kau lakukan? Pukul saja aku semaumu.. sekarang ini bukan tentang balas budiku padamu. Apa kau kira pernikahan itu mudah? Dan apa kau kira akan bahagia bersamaku?" Perkataannya sangat menusuk hatiku, apa tak akan pernah ada ruang di hatinya untukku?

"Aku tak bisa melanjutkan perjodohan ini. Hyeji maafkan aku" Jungkook bangkit dan meninggalkanku sendirian disini, dan tentu aku menangis, sungguh apa aku benar-benar tak bisa mendapatkannya?

"Jiyeon.. semua karnanya, lihat saja aku akan membuat hidupnya menderita"





NOTE:

AUTHOR HARAP KALIAN GAK KECEWA SAMA PART INI, MAAF KALAU UPDATENYA KELAMAAN KARNA AUTHOR SANGAT BUNTU😢😢😢

VOTE + COMMENT JUSEYO!!!!!
TERIMAKASIHHH😁

Wish [HIATUS]Where stories live. Discover now