Seperti biasa, taman bermain terbesar di Korea ini sudah menjadi favorit semua masyarakat, tak melewati para wisatawan dari berbagai negara dan daerah. Maka dari itu, suasana tempat ini tidak pernah sepi, apalagi hari ini malam minggu, pupus semua harapan jika ingin bersepi ria di tempat ini.

"Kau ingin bermain yang mana, chagi?" tanya Jun pada Minghao yang dirangkulnya. Jangan lupakan mereka yang baru saja memasuki gerbang masuk Lotte World.

"Haunted House. Hehe." Mingyu mengeluarkan ekspresi terkejut, wajahnya terlihat seolah-olah baru saja mendapatkan hukuman yang berlebihan dari guru killer setelah mendengar kalimat singkat Minghao.

"Hei, Jun-ah. Kekasihmu sedang ngidam? Kenapa ia dari tadi meminta yang aneh-aneh?" cibir Woozi ke arah Hoshi. Jun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Mungkin malam jumat minggu lalu, aku telah berhasil memberinya benih." Jun terbahak-bahak setelah ia mengatakan ucapannya tadi. Minghao mencubit pinggang kekasihnya pelan.

"Memangnya kita melakukan apa, eoh? Woozi-ya, tidak usah kau percaya padanya, omongannya belakangan ini aneh." Minghao memutar matanya malas. Melepaskan rangkulan dari kekasihnya paksa lau berjalan mendahului mereka semua.

"Chaa, uri Minghao sangat sensitif. Mungkin ia sedang kedatangan tamu dari bulan, aku akan menghampirinya." tukas Wonwoo dengan kekehan kecilnya. Berusaha mendahului Mingyu yang bersanding di sampingnya, lalu menyusuli Minghao yang jauh dari jangkauan teman yang lain.

***

Sesuai permintaan 'Princess' Minghao,  mereka sedang menyiapkan mental masing-masing untuk memasuki satu-satunya arena rumah berhantu di sana. Jujur, Mingyu sedang merasakan getaran yang tidak bisa orang lain lihat dalam dirinya. Sedikit traumatik dengan hal-hal berbau seram, membuat Mingyu terlihat pengecut di depan yang lain.

"Mingyu, wajahmu pucat. Kau tidak apa-apa?" tangan hangat milik Wonwoo menyentuh tangan Mingyu yang perlahan dingin karena keringatnya.

"Aku takut dengan hal yang seperti ini. Jangan bilang tentang ketakutanku ini pada orang lain." Mingyu membisikkan hal itu secara pelan pada Wonwoo. Gadis itu tersenyum jahil ke arahnya. Laki-laki dengan marga Kim itu menatap Wonwoo datar. Berharap agar gadis di depannya tidak melakukan apa yang ia larang tadi.

"Baiklah, ayo kita masuk. Aku akan bagi tiga kelompok untuk memasuki rumah hantu ini. Woozi, kau denganku. Jun, kau dengan Minghao. Terakhir, kalian berdua, Mingyu dan Wonwoo. Chaa, kita masuk secara berurutan ya." kata Hoshi merancang segalanya sendiri, yang lainpun menyetujuinya.

"Wonwoo-ya. Jangan jauh-jauh dariku." Mingyu berjalan dengan tangannya yang mulai menggenggam  Wonwoo erat. Gadis itu terkekeh kecil. Mata indahnya menatap Mingyu dalam diam.

Tepat ketika memasuki rumah hantu itu, Wonwoo dan Mingyu saling menggenggam tangan. Terlihat sekarang, yang gadis lebih dominan dari yang laki-laki. Lagipula, Mingyu tak mempedulikan itu, yang terpenting sekarang, jantungnya tidak berhenti secara seketika nanti.

"Woahkkk! Wonwoo-ya. Apa itu?!" Dengan penerangan yang kecil, Wonwoo bisa melihat Mingyu yang celingukan ketika mendapati sosok-sosok hantu buatan di dalam sana. Wonwoo tak bisa menahan tawanya lagi. Mingyu menatap Wonwoo heran.

"I-itu, di sampingmu, Mingyu-ya!" Hendaknya Wonwoo menakuti Mingyu, tetapi karena Mingyu tak bisa berpikir dengan jernih saat ini, ia melemparkan badannya ke dalam pelukan gadis di sampingnya.

Always, Here.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora