Mengapa wajah-wajah itu tersenyum
dalam setiap kegesitan mereka
mengejar roda waktu yang tak henti
sementara aku terkapar lemas
dengan detak waktuku yang lemah
terlalu banyak tanya, ragu, bisu, mematung
ditinggalkan angin yang berlalu
membawa pergi usia mudaku
tapi tetap tiada aku bergeming
meraih sisa kebaikan yang diserakkan
dan sengaja menantiku
aku kalah
dalam buaian selendang naluriku sendiri
Sesal kesal seorang diri
menunggui malam berteman gundah sepi
dengan benak berputar-putar tiada henti
tak juga bulat kata hati
apa harus kubuat nanti
tentang yang menanti di esok hari
sementara ada pergumulan di sanubari
belum ada yang terjawab saat ini
Why are those faces smiling,
in each of their agility
pursue a relentless wheels
while I was lying limp
with a weak beat of my time
too many questions, doubts, mute, motionless
abandoned by the passing wind
took away my young age
but still I'm not budging
grabbed the rest of the scattered goodness
and deliberately waiting
I lose
cradled by my own shawl of instinctsRegrets, upset alone
wait around the night accompanied by quiet mirk
with mind circling endlessly
my conscience has not been unanimous
what shall I do later
about what awaits tomorrow
while there was a struggle in the bosom
nothing has been answered today
YOU ARE READING
KUMPULAN PUISI (MIXED POEMS)
Poetry#127 peringkat tinggi dalam PUISI / highest rank on POETRY Dec 4th 2017 Ini adalah kumpulan beberapa puisi yang saya tulis beberapa tahun lalu. Ditulis dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Selamat menikmati! Hak cipta untuk semua Puisi dan...