Episode 16

9.3K 1K 365
                                    

Praktis, Jaejoong tidak bisa tidur semalaman. Kepalanya terus mengingat kejadian malam dingin itu, saat Yunho tiba-tiba saja datang, mengajaknya jalan-jalan ke taman di tengah cuaca yang dingin, meminum kopi bersama, menceritakan kisah tentang Catherine dan Heathcliff, lalu mereka berdua… bibir mereka…

Aahh… Jaejoong tidak mau mengingat-ingatnya lagi karena setiap kali ia mengingatnya, wajahnya akan menjadi merah seperti kepiting rebus.

Demi Tuhan, ia malu sekali!

Astaga, bagaimana jika nanti ia bertemu dnegan Jung Yunho? Oh tidak, apa yang harus ia lakukan? Ia harus berkata apa? Sial, sial, sial, ia tidak mau bertemu dengan Jung Yunho!

Jaejoong berguling-guling sambil menutup wajahnya di sofa bangsal VIP itu. Kepalanya menggeleng-geleng. Sebentar bangun, sebentar lagi berguling-guling. Sebentar menyentuh bibirnya, sebentar lagi mengacak rambutnya. Jaejoong bisa gila!!!

Pemuda manis itu tidak pernah mengira bahwa ia akan mendapatkan ciu—astaga, Jaejoong bahkan tidak mau menyebutnya. Pokoknya, bagaimana bisa Jung Yunho melakukan itu padanya yang juga mempunyai jenis kelamin sama dengan pria bermata rubah itu? Ani, bahkan bagaimana bisa Yunho terpikirkan untuk melakukan itu padanya? Jung Yunho sudah gila! Iya, Jung Yunho-lah yang sudah gila, bukan dirinya.

Hyung, kau kenapa?” tubuh Jaejoong menegak, ia bahkan tidak menyadari kedatangan Junsu karena terlalu sibuk memikirkan kejadian itu.

Junsu terkejut saat ia masuk bangsal VIP tempat Yoojung dirawat, ia mendapati Jaejoong bertingkah aneh. Ia bahkan sempat mengira Jaejoong kerasukan mahluk gaib.

Jaejoong berdeham sambil merapikan rambut dan juga pakaiannya. “Tidak. Aku tidak kenapa-kenapa.”

Junsu mengangguk. “Baiklah. Aku membawakan makanan. Ayo kita makan bersama.”

***

Jaejoong mendapatkan telepon dari Jessica. Gadis itu bilang ia membutuhkan bantuannya. Jessica tidak bilang ia membutukan bantuan apa, ia hanya meminta Jaejoong untuk segera datang ke suatu gedung di Gangnam.

Ia menaiki lift untuk menuju ke lantai lima seperti yang diberitahukan oleh Jessica. Begitu sampai, ia agak bingung banyak orang lalu lalang membawa alat-alat yang ia tidak tahu namanya tapi ia tahu alat-alat tersebut biasa digunakan untuk pemotretan, lalu ada juga beberapa wanita yang membawa pakaian kesana kemari.

Pria manis itu pun memutuskan untuk bertanya kepada salah satu staf yang kebetulan lewat di depannya. “Permisi, aku mendapatkan telepon Jessica-ssi. Boleh aku tahu dia ada di mana?”

“Oh, sajangnim? Dia ada di ruangan sebelah kanan. Kau akan menemukannya di sana.”

Sajangnim? Jaejoong mengernyit. Aahh… Yunho pernah bilang Jessica mempunyai usaha pakaian dan kosmetik. Ia pun menuju ruangan yang disebutkan oleh staf tadi sambil bertanya-tanya kira-kira apa yang akan nanti ia kerjakan di sini. Pengangkut barang? Pesuruh? Cleaning service?

“Jaejoong oppa!” suara itu Jaejoong hapal sekali, Jessica memanggilnya. Gadis itu terlihat cantik meski hanya berpakaian kasual. Jaejoong pun menghampirinya. “Aku senang kau datang, ayo.” sambung Jessica sambil menggamit tangannya masuk ke dalam ruangan tersebut.

“Jadi? kau membutuhkan bantuan apa, Nona?” tanya Jaejoong saat ia dipersilakan duduk di bangku rias yang penuh dengan alat make-up di depannya. “Apa aku harus membereskan ini?” ucap Jaejoong sambil menujuk bermacam-macam make-up yang namanya saja ia bahkan tidak hapal.

“Satu, jangan panggil aku nona. Panggil aku Jessica saja, atau Sica, atau Jessi. Terserah kau. Dua, kau tidak akan membereskan ini, acaranya bahkan belum di mulai. Karena bintang utama kita baru saja datang.”

SECRET (Bimil)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang