Episode 8A

5.9K 627 70
                                    

Foto di atas adalah Kim Jihan yang berperan menjadi Jin Yihan (saya baru tahu kalau Yihan ganti nama jadi Kim Jihan)

***

"Eomma! Bangun, Eomma!" Jaejoong berteriak mengantar ibunya yang tengah terbaring di ranjang ke instalasi gawat darurat.

"Dokter, tolong selamatkan ibu saya. Saya mohon." Jaejoong memohon pada dokter yang akan menangani ibunya. Dokter itu hanya mengangguk sebelum meninggalkan Jaejoong untuk menolong pasiennya yang baru saja tiba.

"Oppa, apa yang akan terjadi pada Eomma? Dia akan selamat kan, Oppa?" tanya Yoojung, air mata kini sudah membasahi wajah cantiknya. Ini mimpi terburuknya. Menyaksikan kembali sang ibu masuk ke rumah sakit adalah hal yang paling tidak ia inginkan.

"Yoojung-ah..." Jaejoong membawa adiknya ke dalam pelukannya. Jaejoong juga berharap demikian. Siapa yang ingin ibunya menderita seperti itu? Rasanya menyakitkan sekali melihat sang ibu berjuang dengan rasa sakit sementara adiknya juga menangis seperti ini.

"Aku tidak mau Eomma pergi, Oppa. Kita baru saja kembali berkumpul." Yoojung semakin terisak. Bahunya bergetar dalam pelukan Jaejoong.

Jaejoong semakin mempererat pelukannya. "Sudah, tenanglah Yoojung. Eomma pasti akan baik-baik saja," ucapnya sambil mengusap punggung Yoojung. Pria cantik itu menghela nafas dan berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis di depan Yoojung.

Sebagai kakak, ia harus kuat.

"Oppa, siapa pria itu? Oppa mengenalnya? Kenapa dia tiba-tiba membeli rumah kita? Jika kita tidak bisa tinggal di rumah itu lagi, kita akan tinggal di mana? Bagaimana dengan perawatan Eomma?" Yoojung bertanya ketika mereka sudah duduk di bangku tunggu. Ia sudah berhenti menangis dan baru terpikirkan tentang pria misterius yang datang ke rumahnya beberapa saat yang lalu.

"Yoojung... diamlah dulu sebentar," ucap Jaejoong memegangi kepalanya yang agak pusing. Apalagi dengan banyaknya pertanyaan Yoojung, membuatnya dibebani pikiran yang terlalu banyak.

Kemudian ingatan Jaejoong tentang pertemuannya dengan Yunho sebelumnya berlari-larian di kepalanya. Ia ingat, Yunho menemuinya saat di kantor polisi dan hampir saja membunuhnya dengan mencekiknya. Yunho juga menemuinya saat ia berada di penjara, mengatakan hal-hal yang menurutnya aneh.

Jaejoong mencelos.

Kini ia mengerti. Yunho tidak mungkin melakukannya hanya karena ia kesal pada Jaejoong soal pertemuan pertama mereka yang tidak menyenangkan. Yunho tidak mungkin sebenci itu pada Jaejoong hingga mencekiknya dan terus merecoki hidupnya.

Kalau bukan karena Yunho mengenal wanita itu. Seo Yeji.

"Oppa... apa Oppa menangis?" tanya Yoojung agak terkejut saat melihat Jaejoong meneteskan air mata dengan pandangan kosong.

"Yoojung, aku telah melakukan kesalahan besar," gumamnya pelan, nyaris berbisik. Ia bahkan tidak sadar bahwa air matanya tak bisa ia bendung lagi, meski di hadapan Yoojung.

"Oppa..." Yoojung meraih tangan Jaejoong yang bergetar. "jangan menangis. Jika Oppa menangis, aku akan semakin sedih." Kali ini Yoojung yang membawa Jaejoong ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku Yoojung. Ini semua salahku. Ini salahku. Karena aku, keluarga kita..."

"Oppa, kumohon jangan bilang seperti itu." Yoojung semakin mengelus kepala kakaknya yang berada di lehernya, ia dapat merasakan lelehan air mata Jaejoong membasahi kulitnya.

...

...

"Yoojung!" Changmin baru saja datang dengan nafas ngos-ngosan karena berlari. "Apa yang terjadi? Bagaimana keadaan Eomonie?"

SECRET (Bimil)Where stories live. Discover now