Episode 8B

5.5K 627 78
                                    

Go Sunghee di atas

Happy reading ^^

***

Setelah mendapatkan pemberitahuan dari suster, Jaejoong memutuskan untuk mengunjungi ibunya terlebih dahulu sambil menunggu Yoojung datang.

"Eomma, sekarang kita sudah tidak bisa tinggal di rumah itu lagi. Meski begitu, aku yakin kita akan baik-baik saja, Eomma. Eomma tidak perlu khawatir. Aku pasti akan membereskan kesulitan ini," kata Jaejoong sambil menggenggam erat tangan ibunya. "Eomma, cepatlah sadar dan sembuh."

"Oppa?" Yoojung ternyata sudah tiba. Gadis itu datang masih lengkap dengan seragam dan ranselnya.

"Kau sudah datang?" Yoojung mengangguk dan mengambil duduk di samping kakaknya.

"Oppa, aku menemukan ini saat membereskan barang-barang kita. Apa ini milik Oppa?" Yoojung bertanya sambil menunjukkan sebuah kotak. Gadis itu baru saja tiba di ruang rawat ibunya dan mendapati sang kakak di sana.

"Apa itu?" tanya Jaejoong, memicingkan matanya.

Yoojung pun mengeluarkan isinya. "Sebuah cincin berlian. Darimana Oppa mendapatkannya? Apa Oppa..." Yoojung mengernyit, tatapannya memicing curiga ke arah Jaejoong.

Jaejoong langsung merebut cincin itu. "Ini pemberian seseorang. Jaga ucapanmu."

"Maaf." Yoojung langsung menundukkan kepalanya, merasa bersalah setelah mendapatkan tatapan dan ucapan marah dari kakaknya.

"Ini..." Jaejoong bergumam memandangi cincin berlabelkan Swarovsky tersebut.

...

...

Dengan ragu Jaejoong menyerahkan cincin itu pada seorang penjual perhiasan di pinggir jalan dekat rumahnya. Paman penjual itu meneliti dengan seksama perhiasan tersebut menggunakan kaca pembesar.

"Kondisi perhiasannya benar-benar sempurna. Metode pembuatannya pun terlihat luar biasa. Darimana kau mendapatkan ini? Kenapa kau tidak jual saja kepada penjual aslinya," komentar paman penjual itu.

Alih-alih menjawab, Jaejoong membalas, "Paman, tolong berikan aku sebanyak mungkin uang yang bisa kau berikan untuk perhiasan itu. Aku sangat membutuhkannya."

Jaejoong tidak punya pilihan lain. Ia sudah tidak punya uang lagi untuk membayar perawatan ibunya dan cincin ini, hanya cincin ini yang bisa ia gunakan untuk melunasi biaya rumah sakit. Meskipun ia tidak enak hati menjualnya tanpa seizin pemilik aslinya, tapi ia terpaksa melakukannya. Mungkin nanti jika ia sudah punya uang, ia akan mengganti cincin itu.

Setelah mendapatkan uang dari hasil menjual cincin milik pria itu, Jaejoong kembali ke rumah sakit untuk membayarkan biaya rumah sakit.

"Suster, ini uangnya. Apa cukup?" kata Jaejoong sambil menyerahkan semua uangnya kepada suster yang menagih.

Suster menerima uang itu dan mengetik sesuatu di komputernya. "Ini lebih dari cukup. Aku akan memberikan kembaliannya."

"Tidak usah. Gunakan saja untuk tambahan hari untuk perawatan ibuku. Apa itu bisa?" usul Jaejoong.

Suster menganggukan kepalanya. "Tentu, Tuan. Terima kasih atas kerjasamanya."

Jaejoong kini dapat bernafas lega. Satu masalah teratasi. Namun, kini dengan apa ia harus mengganti uang cincin itu? Ia yakin harga aslinya pasti jauh lebih mahal dari uang yang ia dapatkan dari paman penjual itu.

Jaejoong terduduk lemas di salah satu bangku di lobi rumah sakit, ia memikirkan nasibnya yang tak kunjung membaik.

Tiba-tiba entah dari mana datangnya, tiga orang berpakaian serba hitam muncul di depannya dan tanpa sepatah kata pun langsung menarik Jaejoong.

SECRET (Bimil)Where stories live. Discover now