Last Cappuccino with You (Cerpen)

875 339 1.1K
                                    

Hai guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai guys. Terima kasih sudah mau membaca cerita ini. Aku berharap kalian bisa menghargai karyaku yang satu ini dengan cara giving vote and comment.

Vote dulu sebelum baca 😊

__

Rintik hujan yang perlahan jatuh membasahi bumi tak membuat gadis cantik ini berhenti dari kegiatannya. Ia masih saja berkutat dengan tumpukan kertas yang memenuhi meja belajarnya. Riani Andita, gadis 20 tahun ini tengah sibuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Saat ini Riani berstatus sebagai mahasiswi jurusan Seni di Institut Kesenian Jakarta semester 6. Jurusan Seni yang sebagian orang pikir adalah jurusan yang paling santai ternyata salah besar. Buktinya, semakin naik semester maka tugasnya semakin susah.

Riani memijat lehernya beberapa kali. Tulang punggungnya terasa sakit dan pegal. Sejenak Ia alihkan pandangannya ke arah luar jendela, dimana percik-percik air hujan mengenai pot bunga yang menghiasi balkon kamarnya. Kamar yang awalnya riuh dengan suara hujan kini bertambah ramai dengan suara musik yang Ia setel dengan volume keras. Lagu Jaz - Dari Mata mampu membuat pikirannya sedikit relax dari tugas kampus, ditambah lagi dengan secangkir cappuccino yang membuat sorenya makin lengkap.

Riani menghentikan segala aktivitasnya saat itu dan merebahkan badannya di kasur empuk seraya merentangkan tangannya. Dia memandangi langit-langit kamar yang berwarna putih gading. Kemudian pandangannya diarahkan ke seluruh sudut kamar yang cukup luas. Matanya berhenti pada sebuah bingkai berwarna biru langit yang tertata rapi di meja samping tempat tidurnya. Di sana terpampang foto pasangan yang tengah tersenyum bahagia. Tanpa sadar Riani ikut menyunggingkan senyum.

"Lagi apa yah dia sekarang?" Riani bangun dan mengambil handphone yang ada di meja belajarnya.

Dia mengetikkan beberapa kata lalu kembali berbaring sambil menatap layar handphonenya.

"Latihannya sudah selesai?" Riani kembali membaca isi pesan yang baru saja ia kirim.

Tak berselang beberapa menit, 1 pesan muncul di layar handphonenya. Dengan cepat Riani membukanya.

"Baru saja selesai, tapi masih nungguin Arga. Soalnya dia nebeng pulang bareng aku. Tugas kamu sudah selesai?" Riani membaca pesan itu lalu kemudian bangkit menuju jendela.

"Sudah selesai, aku lagi nikmatin hujan bersama secangkir cappuccino. Kamu hati-hati di jalan, jangan ngebut-ngebut. Hujannya lagi deras banget," balas Riani.

Tidak ada balasan lagi setelah itu.

Raditya Mahendra. Pria berusia 21 tahun itu berstatus sebagai pacar Riani. Hubungan mereka berawal dari ke-ikutsertaan Riani dalam komunitas Pianist dimana Radit yang menjadi ketuanya. Pembawaan Radit yang cuek dan cool mampu meluluhkan hati Riani. Mereka resmi menjalin hubungan sejak 5 bulan lebih yang lalu. Selama mereka pacaran, Riani selalu mendapat protes dari teman-teman terdekatnya. Teman-teman Riani mengatakan kalau Radit tidak benar-benar mencintainya dan dia playboy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cappuccino and Memories (Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang