01. Dua Kehidupan

Start from the beginning
                                    

"Udah ah, Alfa mau keluar dulu"lanjutnya sembari mengambil kunci mobil.

"Alfa! Itu bukan nipu, tapi itu strategi. Alfa! Berhenti kamu, papa belum selesai bicara ya" teriak papanya

"Ah, anak itu"

Alfa menaiki mobil sport miliknya, meliuk-liuk di jalan yang saat itu sepi. Bak seorang pembalap internasional, seorang Alfa dengan santai menjalakan mobilnya dengan kecepatan penuh.

"Aaaahhh"teriak seorang gadis yang saat itu tengah menyebrang jalan. Alfa yang kehilangan kendali setirnya, tanpa sadar banting setir ke kiri jalan. Menabrak sebuah pohon yang sudah lama tumbuh diwilayah itu.

Mobil hitam yang sedaritadi membuntuti mobil Alfa pun ikut berhenti. Orang-orang dengan perawakan gagah besar turun dari mobil itu dan dengan segera mengecek kondisi Alfa. Bahkan seorang gadis yang hampir saja ditabrak oleh Alfa itu hanya bisa berjongkok ketakutan sembari menutup kedua telinga dengan tangannya , gadis ini gemetar ketakutan.

"Kamu ikut saya!"Salah satu dari pria berbaju hitam itu menyeret paksa sang gadis, apalah daya gadis mungil yang masih kaget dengan kejadian barusan itu hanyalah menurut sembari menangis.

"Den Alfa. Den Alfa. Bangun, den!"pria berbaju hitam lain berusaha menyadarkan Alfa. Yap! Pria-pria berbaju hitam itu adalah sedikit dari sekian banyak bodyguard keluarga Flemming. Yang ditugaskan khusus untuk menjaga Alfa Alexander Flemming, putra tunggal dari pemilik pengusaha terkaya yaitu Alexander Flemming.

"Buruan bawa den Alfa ke Flemming Hospital!"perintah pria berbajuhitam dengan bin bertanda bintang emas di dada kirinya, pria ini adalah pemimpin dari para bodyguard berbaju hitam tersebut. See, betapa kayanya keluarga Flemming.

"Selamat siang tuan. Lapor! Den Alfa baru saja mengalami kecelakaan dan kami segera membawanya ke Flemming Hospital. Laporan selesai."Lapor pimpinan tersebut melalui sambungan telepon ke tuannya, Alexander Flemming.

"Bodoh! Buruan kalian bawa Alfa. Dia harus segera mendapatkan pertolongan. Saya akan pulang ke Indonesia sekarang juga."Maki pak Alexander pada pimpinan pengawalnya diseberang sana. Alexander Flemming yang baru saja sampai di Bandara Swiss segera kembali menaiki pesawat pribadinya dan pulang menuju Indonesia. Dan lihatlah, sangat kaya bukan keluarga Flemming.

"Kita kembali ke Indonesia sekarang juga!"perintahnya kepada ajudannya.

"Tapi, pak. Hari ini jadwal anda untuk bertemu dengan klien penting"ucap sang ajudan, Ronald.

"Batalkan semuanya! Keselamatan anak saya jauh lebih penting!"teriak pak Alexander.

"Baik, pak"pasrah pak Ronald.

***

Rumah Sakit Flemming.

Pak Alexander Flemming telah sampai di rumahsakitnya. Dia nampak gelisah saat mengetahui anaknya dalam keadaan kritis dan membutuhkan banyak darah.

"bagaimana bisa rumah sakit saya kehabisan darah yang golongannya sama seperti anak saya!"Amarah pak Alexander.

"Memang golongan darah itu sangat langka, pak. Stok di PMI juga sisa satu kantong golongan darah rhesus negatif, dan itu masih belum cukup untuk Alfa"jelas sang Dokter, Andi Nuraga.

"Kalian semua gak ada yang becus! Cepat cari sampai dapat! Bagaimana jika anak saya tidak terselamatkan? Nyawa kalian sudah saya pastikan akan jadi gantinya."Beginilah sikap papanya Alfa, tapi percayalah itu semua demi Alfa. Beliau tidak ingin anak satu-satunya itu kenapa-kenapa.

"Baik pak" semua petugas rumah sakit juga pengawalnya berpencar dan mencari golongan darah O rhesus negatif secepatnya.

"Maaf tuan, bagaimana dengan gadis ini. Karena gadis ini menyebrang tidak hati-hati makanya den Alfa banting setir"jelas si pemimpin pengawal.

"Ari! Sekarang keselamatan Alfa jauh lebih penting daripada gadis pembawa bencana itu"ujar pak Alexander masih dipenuhi dengan amarahyangmemuncak.

"Tapi tuan, sedaritadi gadis itu menangis sambil memanggil papanya"

"Ah, mana gadis itu"kesal pak Alexander.

"Dia duduk disana tuan"

"Hei, kamu!"panggil pak Alexander. Gadis itu masih ketakutan, tubuhnya semakin bergetar kala pak Alexander memanggilnya dengan nada tinggi.

"Sini kamu!"Gadis itu dengan lambatnya berjalan menuju ke arah pak Alexander.

"Dokter Andi buruan cek darah anak in!"perintahnya.

"Tapi, pak. Gadis ini belum cukup memenuhi kriteria sebagai pendonor darah"jelas dokter Andi.

"Saya gak mau tau. Atau kamu mau saya pecat, iya?!"ancam pak Alexander.

"Siapa namamu anak manis?"tanya pak Alexander dengan lembut namun disertai tatapan yang menyeramkan.

"Le..Le..Lea"jawab gadis itu terbata-bata.

.

.

.

--Lizziyafijr copyright2017

Princess TomorrowWhere stories live. Discover now