Part 6: First Kiss

12.5K 1.8K 387
                                    

Moodku berubah menjadi jelek sekali selama sisa hari itu. Bahkan aku benar-benar mengacuhkan Hoseok Hyung atau beberapa staff dan juga beberapa make-up artist yang bekerja denganku. 
Moodku jelek. Sangat.

Rasanya aku ingin sekali mengunyah kepala seseorang. Kepala Kim Taehyung, misalnya.

Ya, kepalanya.

Karena aku benar-benar ingin menebas lehernya sekarang.

Sumpah demi apa, bagaimana mungkin dia mencium seorang gadis sepanas itu hanya karena script?!

Suatu kebohongan besar jika ciuman hebat tadi tidak melibatkan nafsu di dalamnya.

Hih. Aku benar-benar ingin mengunyah Kim Taehyung.

"Jungkook, kenapa auramu suram sekali? Kita akan makan besar, seharusnya kau bahagia."

Bahkan suara halus Hoseok Hyung tidak sanggup meredakan amarahku. Gila, padahal biasanya aku bisa tertidur hanya karena mendengar senandung dari Hoseok Hyung. Dan aku juga selalu merasa damai tiap kali Hoseok Hyung melerai pertengkaranku dengan Taehyung.

Tapi sekarang?

Aku masih tetap ingin membunuh orang. Rasanya begitu kesal, marah, murka, dan entah apalagi.

"Kook?"

Akhirnya aku menoleh ke arah Hoseok Hyung karena dia sudah memanggilku sampai dua kali. Aku mencoba memaksakan sebuah senyum dan menarik dua sudut bibirku yang kaku karena amarah.

"Ya, Hyung?"

Dahi Hoseok Hyung terlihat berkerut, "Kau kenapa? Ada masalah?"

Aku menggeleng, masih dengan senyum yang dipaksakan, "Tidak, aku baik. Ah, tadi Hyung bilang ada makan besar, kan? Dimana?"

Hoseok Hyung terdiam, dan aku berusaha setengah mati untuk mengontrol ekspresiku.

"Ya, kita akan makan seafood. Kudengar sashimi malam ini adalah traktiran dari sutradara."

"Oh, itu bagus sekali." ujarku, mencoba terdengar tertarik padahal sebenarnya aku sama sekali tidak memikirkan ucapan Hoseok Hyung lebih jauh.

"Besok jadwal terakhir kita di Nami, dan syuting hanya akan dilakukan sampai siang karena hanya tersisa satu adegan lagi. Kau mau pergi membeli sesuatu? Kita akan naik kereta terakhir."

"Apa jadwal Taehyung untuk lusa?" tanyaku.

"Lusa? Dia ada jadwal syuting dengan Joohyun-ssi."

Dengusan keras dariku keluar tanpa sadar. "Lagi?" aku melipat tanganku di depan dada, "Apa mereka akan ciuman lagi?"

Hoseok terlihat semakin bingung, apalagi saat Jungkook benar-benar terlihat seperti merajuk. "Kook, sebenarnya ada apa?"

"Tidak ada apa-apa, aku cuma lapar." 

"Aku tidak tahu kau akan segalak ini saat lapar. Aku punya sebatang energy bar, kau mau?" 

Hiks, aku ingin menangis saja. Sekarang Hoseok Hyung akan melihatku seperti pria muda ganas saat lapar. Padahal sebenarnya aku cuma emosi kepada Kim Taehyung si bajingan sialan satu itu. 

Ah sial, aku mendadak menjadi melankolis seperti ini. 

Rasanya aku mau pulang saja dan mengubur diriku dalam selimut. Sumpah, aku malu sekali. 

"Kenapa kalian berdua masih di situ? Cepat, aku mulai lapar." 

Kami mendongak dan amarahku kembali naik ke puncak kepala ketika melihat Taehyung berdiri di ujung koridor, dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku dan pose berdiri yang benar-benar sombong, benar-benar membuatku ingin mencekiknya. 

Idol in My PocketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang