j.j [last]

2.5K 257 6
                                    

"Yeri?"

Jungkook bingung ketika melihat Yeri berada di tangga, bukannya di atap seperti janji mereka.

"Jangan di sini deh, nanti kita ganggu," ujar Yeri lalu menarik tangan Jungkook yang masih kebingungan.

"Ganggu? Ganggu siapa?" tanya Jungkook.

"Nanti aku kasih tau deh," jawab Yeri tanpa melepas genggamannya pada Jungkook.

Modus dikit boleh lah

"Sekarang kita kemana?" tanya Jungkook.

"Kantin pasti rame, kalau ke kelasku nanti pasti yang lain heboh terus gangguin kamu," gumam Yeri. "Ke kelasmu aja gimana?"

"Terserah kamu," balas Jungkook.

Sepanjang perjalanan mereka terus diperhatikan oleh banyak orang, terutama perempuan.

"Ini ada apa sih? Kok nggak kakaknya nggak adeknya udah ada yang punya semua"

Bisik-bisik seperti itu banyak terdengar di sepanjang koridor.

"Wonwoo sama Chaeyeon masih bisa diterima deh, Chaeyeon kan memang cantik banget kayak malaikat. Sedangkan Yeri?"

Tanpa sengaja Yeri mendengar ucapan itu, membuat genggamannya perlahan terlepas dari tangan Jungkook.

"Kenapa, Yer?" Jungkook menatap mata Yeri, membuat gadis itu salah tingkah.

Yeri menoleh, berusaha menghindari tatapan mata Jungkook yang bisa membuatnya terbius.

"Enggak."

"Jadi ke kelasku?" tanya Jungkook lagi, namun Yeri terdiam.

"Kamu kenapa, Yer? Kalau ada masalah cerita aja, aku selalu ada di sini kok," lanjut Jungkook yang berhasil membuat Yeri malu.

"I-iya. Makasih, Jungkook Oppa," ujarnya malu-malu, tanpa mengerti bahwa maksud Jungkook adalah sebagai sahabat.

Banyak orang yang mengira bahwa nasib Yeri sangatlah beruntung karena berhasil membuat Jungkook menyadari akan keberadaan dirinya. Yeri pun merasa begitu. Ia merasa begitu spesial.

Padahal kenyataannya Jungkook tidak menganggap Yeri lebih dari seorang teman perempuan. Bagi Jungkook, Yeri sama saja dengan Jimin dan Taehyung, hanya perempuan lah yang membedakan dirinya.

Jungkook pun tidak mengerti akan tujuan Yeri mendekatinya. Entah terlalu polos atau bodoh, Jungkook masih tidak mengerti apa itu cinta. Dan Jungkook pun akan menerima siapapun yang ingin berteman dengannya, hanya saja perempuan-perempuan itu tidak berani mendekatinya karena berpikir bahwa dirinya sama saja dengan sang kakak.

"Eh Yeri."

Yeri tersenyum sebagai balasan dari panggilan Taehyung.

"Mau makan bareng?" tanya Jimin.

"Iya, Kak. Mau nggak? Aku bawa banyak hari ini," jawab Yeri.

"Bukannya kamu emang selalu bawa segini dan kurang?" tanya Jungkook polos, membuat Yeri merasa tidak enak dengan kedua teman Jungkook itu.

"Nggak apa-apa kok, Yer. Kita juga udah makan, tadi pacarnya Jimin bawain makanan banyak," ujar Taehyung agar perempuan itu tidak merasa tak enak lagi kepada mereka, lagipula ia dan Jimin merasa beruntung karena tidak perlu menahan rasa asin di lidah mereka saat memakan makanan Yeri.

Gadis itu selalu membuat masakan dengan garam yang terlalu banyak sepertinya, karena setiap makanan yang ia masak sendiri akan meninggalkan rasa asin yang lama hilangnya. Masakannya tidak pernah berubah karena tidak ada yang berani untuk memberitahunya. Tentu saja yang paling sering menjadi korban adalah Jungkook, ia tidak pernah berkomentar jelek karena itulah ajaran dari Taehyung dan Jimin.

"Ooh, dari Seulgi Eonnie?" tanya Yeri.

"Iya," jawab Taehyung.

"Tapi kalian mau coba nggak? Ini menu baru, aku baru pertama kali buat. Mungkin satu-dua suap bisa kok." Yeri menyodorkan kotak bekalnya yang langsung ditolak oleh Taehyung.

"Makasih banget, Yer. Tapi kita udah kenyang banget," balas Jimin.

"Eh, ke toilet yuk," ajak Jimin tiba-tiba.

Taehyung jijik mendengar sahabatnya tiba-tiba mengajaknya ke toilet, namun melihat lirikan Jimin ke arah pintu kelas membuatnya mengerti bahwa itu hanyalah kode agar mereka bisa cepat-cepat pergi.

"Yuk, aku juga kebelet nih."

Taehyung dan Jimin langsung pergi dengan kebingungan yang mengiringi mereka dari Jungkook dan Yeri.

Namun itu tidak berlangsung lama, karena Yeri sudah mengingatkan Jungkook untuk menghabiskan makanan yang ia siapkan hanya untuk laki-laki itu. Dengan senyuman tipis yang sudah menjadi andalannya saat terpaksa, Jungkook mulai menyuap nasi dan lauk yang dibawakan oleh Yeri.

Untuk pertama kalinya ia tidak keasinan, namun agak pahit karena makanan tersebut agak gosong. Kasihan sekali Jungkook yang tidak enak hati untuk memberitahu karena racun yang memengaruhi otaknya dari kedua sahabatnya.

"Eh, katanya sebentar lagi mau ada pensi ya?" tanya Yeri seminggu kemudian.

"Iya," jawab Jungkook singkat.

"Mau dateng bareng aku?" ajak Yeri.

"Boleh."

"Nanti aku jemput ya," ujar Yeri, berharap Jungkook akan mengatakan biar dirinya saja yang menjemput.

Namun bukan Jungkook namanya jika peka dengan kode semacam itu. "Iya, Yeri."

Sepertinya Yeri harus lebih banyak bersabar jika ingin memiliki cowok setipe Jungkook ini. Polos. Imut sih, tapi lama-lama capek juga buat kode. Namun dirinya terlalu gengsi untuk mengungkapkannya secara frontal. Sedangkan secara frontal pun, laki-laki itu belum tentu mengerti dengan hal yang berbau cinta, jika ngobrol dengan perempuan saja butuh nasehat dari Jimin dan Taehyung.

---

Oke, jadi sengaja semuanya aku bikin gantung, biar kalian nungguin epilognya wkwk

semoga gantung dan bikin kalian tetep stay yaa

감사합니다
-hana

Jeon Sibling ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang