j.s [4]

2.7K 310 7
                                    

"Selamat pagi," sapa guru di kelas Somi yang akan memulai pelajaran hari ini, yang dibalas oleh para muridnya.

Park Songsaenim mulai melanjutkan materi yang minggu lalu sudah dibahas.

Ketika bel pelajaran jam kedua berbunyi, Park Songsaenim memberhentikan penjelasannya sebentar.

"Saya mau kasih tugas untuk kalian," ujarnya. "Berkelompok, dengan teman sebangku."

Somi menghela napas berat. Ia paling tidak suka jika seperti ini, karena itu artinya dia akan menghabiskan lebih banyak waktu bersama Hansol dan itu hanya berdua.

Park Songsaenim menjelaskan tugas yang ia berikan, dan Somi mendengarnya dengan malas. Membayangkan akan seperti apa nanti saat ia mengerjakan tugas itu berdua dengan Hansol.

Somi melirik teman sebangkunya itu. Namun Hansol fokus memperhatikan penjelasan Park Songsaenim dan sesekali mencatat. Sepertinya ia tidak terlalu mempermasalahkan siapa teman sekelompoknya.

Somi melihat teman-teman sekelasnya, mencari siapa temannya yang kira-kira mau bertukar dengannya. Namun sepertinya tidak ada, karena saat Park Songsaenim selesai menjelaskan tugasnya, semua mulai membahasnya. Sepertinya hanya dirinya yang tidak menyukai tugas kelompok ini.

"Mau kerjakan kapan?" tanya Hansol tiba-tiba, membuat Somi terkejut.

"Eh?"

"Kapan?" Hansol bahkan tidak mau repot-repot mengulang pertanyaannya dengan lengkap.

"Besok?" Somi merasa bingung. Ia saja tidak memikirkan akan mengerjakannya berdua. "Atau, kita bagi tugas aja. Nanti aku--"

"Oke, besok."

Somi mendengus kesal karena Hansol memutuskan secara sepihak.

"Di mana?"

Somi kembali berpikir. Di rumahnya adalah pilihan terakhir, tidak mungkin ia membiarkan kedua kakaknya menggoda dirinya karena mengajak Hansol ke rumahnya.

"Rumahmu?"

"Oke..."

Somi tersenyum senang.

"...besok, di kelas, pulang sekolah."

Namun senyumnya langsung luntur ketika mendengar kelanjutan ucapan Hansol.

"Ih, kok gitu?"

"Ya nggak apa-apa," jawab Hansol.

"Kenapa nggak di rumahmu?" tanya Somi.

"Kenapa nggak di rumahmu?" tanya Hansol balik, membuat Somi terdiam.

"Ya udah, di kelas aja," ujar Somi mengalah.

"Oke."

Somi masih merasa bingung karena sikap laki-laki itu. Ke mana sikap jailnya? Hilang di mana semua godaannya? Jatuh di mana tatapan sok galak yang biasa ia berikan kepada Somi?

"Hansol..."

"Kenapa?"

"Aku masih penasaran."

"Apa?" Hansol bahkan tidak meliriknya.

"Aku ada salah ya?" tanya Somi.

"Enggak."

"Kamu ada masalah ya?" tanya Somi lagi.

"Enggak."

"Kenapa kamu diemin aku terus?"

"Nggak kenapa-napa." Hansol mengangkat bahunya.

"Kalau ngomong lihat orangnya dong!" gerutu Somi.

Hansol menghela napas, sebelum akhirnya ia menoleh kepada Somi. Matanya bertemu dengan sepasang mata milik Somi.

"Kenapa diemin aku terus? Aku ada salah?" Somi mengulangi pertanyaannya.

"Nggak ada," jawab Hansol tenang.

"Bohong."

"Enggak."

"Jujur aja. Nggak enak kalau sehari aja nggak berantem sama kamu," ujar Somi.

"Kamu cuman nggak perlu tau alasannya aja, Som," jawab Hansol, lalu kembali fokus kepada catatannya.

Jawaban itu tidak dapat membuat Somi puas, namun ia tidak bertanya lebih lanjut karena yakin akan mendapat jawaban yang sama. Lebih baik menunggu waktu sampai ia perlu tau.

Seperti yang sudah dijadwalkan, hari ini Somi akan kerja kelompok bersama dengan Hansol, hanya berdua. Benar-benar berdua karena teman-temannya sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

Bahkan keempat sahabatnya sempat menggodanya sebelum pulang tadi.

"Semangat ya berduaan sama Hansol!" -Sejeong

"Jangan malu-maluin ya, nanti kamu naksir dia tapi dia malah ilfeel sama kamu" -Pinky

"Kerjain tugas yang bener, jangan pacaran" -Doyeon

"Hati-hati, kelamaan berdua bisa bikin naksir loh" - Yoojung

Memang dasar orang-orang tidak jelas. Berbeda dengan kedua teman Hansol yang hanya tertawa dan berkata: "Semangat, bro! Jagain tuh jantung."

Memangnya Hansol punya penyakit jantung? Rasanya Hansol masih berolahraga deh. Ah, nggak tau deh, nggak peduli juga.

"Jadi mau mulai darimana?" tanya Somi setelah laptopnya menyala.

Hansol pun membuka bukunya dan menunjuk materi yang ia maksud.

Dua jam berlalu dan tugas mereka sudah selesai, tinggal diedit sedikit dan itu adalah tugas Hansol.

Somi hanya memperhatikan Hansol mengerjakan tugas, sesekali memperhatikan layar laptop, seringkali memperhatikan wajah Hansol.

Kok ganteng

"Kenapa?"

Sepertinya kadar peka Hansol terlalu tinggi, sehingga ia sadar bahwa Somi memperhatikannya daritadi.

"Enggak, cuman lihatin hasil kerja kamu aja," jawab Somi mengelak.

Hening kembali menyelimuti mereka, namun Somi sama sekali tidak tahan dengan suasana seperti ini.

"Hansol, kok bisa ya kita nggak berantem? Malah diem aja kayak gini," tanya Somi.

"Soalnya semuanya udah beda aja," jawab Hansol, namun ia masih fokus mengerjakan tugasnya.

"Apa yang beda?" Somi mengernyitkan dahinya.

"Ada lah."

"Jadi, sebenernya apa alasan kamu jadi berubah gini sih, Han?"

"Kalau aku bilang karena sekarang aku suka sama kamu gimana?"

---
Akhirnya selesai juga :" aku senang :"

semoga suka yaaa :3

감사합니다
-hana














ps
tinggal satu chapter untuk masing-masing jeon h3h3

Jeon Sibling ✔Where stories live. Discover now