BROKE

261 9 1
                                    

Hari cerah seperti biasa, aku menikmati bau khas musim kemarau ketika angin kering menyapu dedaunan dan tertangkap oleh indera penciumanku,

pagi pagi sekali aku berangkat kesekolah, dan terus mengembangkan senyumku mengawali pagi ini,

Seperti tidak ada bedanya aku dengan yang lain yang sedang jatuh cinta, ku kesampingkan dulu urusan  gender diantara kami, aku juga berhak merasakannya, banyak hal yang bisa dilakukan hari ini, aku terus penasaran terhadap sesuatu di antara kami, bagaimanakah hari ini terlewati diantara kami, seperti halnya kemarin kami seperti orang bodoh yang berbicara lewat kaca jendela,

Waktu itu aku menanyakan bagaimana ia mengerjakan ulangan mid semester, dan dia sangat antusias menaggapi apa yang kutanyakan.

Aku bersemangat sekali untuk melewati seperti apalagi hari hariku dengan seseorang di seberang jendela kelasku, kami seperti melakukan hubungan rahasia, aku sering terkikik gelii bila mengingat hal itu,

ketika teman kelasku tengah asik dengan gebetannya yang lain aku juga dengan adrenalin penuh mencoba peruntunganku dengan Nanda, sekalipun semuanya hanya sebatas flirtingan saja dan dia juga terlihat senang melakukannya maka kenapa kita tidak melanjutkannya,

Dari ujung koridor disana sudah kukenali sosok kurus agak tinggi itu berjalan dengan menyampirkan tas pungggungnya, ia berjalan pelan tidak seperti biasanya yang seperti tupai riang gembira, dan benar saja, wajahnya tampak lesu, matanya memicing tajam tersirat moodnya benar benar buruk pagi ini, aku mendekat kearah jendela, berharap ia melihatku, tapi ia hanya berlalu tanpa berbalik menghilang di pintu kelas,

Sepanjang pelajaran berlangsung pikiranku tidak sepenuhnya berada di dalam kelas, sekali-kali aku menoleh kearah jendela cukup lama sampai membuat Reno menanyakan keanehanku,

Apakah dia sakit??

Atau lupa mengerjakan tugas??

Pikiranku berputar terus dan memikirkannya lebih banyak dari pelajaran bahasa inggris yang berlangsung sekarang, buru buru kukerjakan diluar kepalaku tugas bahasa inggris kali ini agar Reno tidak gelisah seperti cacing dalam pancingan,

apakah dia baik baik saja??

Berharap jam pelajaran ini cepat selesai dan aku bisa mengetahui apa yang terjadi padanya, setidaknya aku tahu alasan dia berwajah masam, cemberut dan badmood seperti itu.

Dibalik wajah cerianya sehari hari ternyata dia menyeramkan juga bila badmood, aku jadi ngeri sendiri.
..

..

..

Bell istirahat bunyi semua berhamburan keluar, Reno sudah mengajakku untuk ke Aula segera karena akan ada latihan Volley sampai sore tapi ku abaikan anak itu dengan alasan sakit perut dan akan menyusul segera, setelah aku melihat wajah Nanda dulu tentunya, tapi sia sia saja,

hampir 15 menit dia tak keluar kelas dan aku semakin gelisah.
Sampai akhirnya Nanda keluar dan duduk termangu di tempat duduk yang ada di samping kelasnya, matanya tak menyiratkan kemarahan lagi seperti tadi pagi, wajahnya telah melunak lesu, tapi tetap terlihat tidak mood,

aku tertunduk muram, menyadari bahwa aku tak tahu apapun tentang dirinya, aku hanya terlalu gembira dan bereuforia atas apa yang terjadi diantara kami akhir akhir ini, aku seperti tidak ada apa apanya, iri sekali melihatnya bercerita panjang lebar dengan teman temannya tentang apa yang terjadi hari ini, aku juga sempat mendapatinya bercerita dengan Nara, sementara aku, kau menolehpun tidak bahkan untuk sedetik  padahal aku menunggu dari tadi, aku seperti orang tak berguna,

Teman temannya dari kelas lain datang sepertinya memang telah terjadi sesuatu, wajahnya berubah semakin masam ketika menceritakan sesuatu yang tak dijangkau telingaku, ia kini wara wiri masih dengan wajah badmoodnya, aku berharap dia berbalik setidaknya menyiratkan sesuatu,

namun ketika ia berbalik ke jendela ia hanya meninggalkan tatapan tajamnya yang dalam,
Aku tersentak seketika, aku kira kami teman yang cukup dekat untuk sekedarnya ia berbagi apa yang membuatnya memikirkan sesuatu, seperti saat ia pusing dengan pelajaran atau kegiatan OSIS yang selalu ia keluhkan,

aku memang hanya orang luar yang tak memiliki hak apapun menanyakan ada apa sebenarnya yang terjadi dan bagaimana keadaannya,

aku merasa begitu menyedihkan, buru buru kusambar tasku menuju aula, urat dipelipisku bergurat jelas, aku terlalu memikirkan seseorang yang jelas jelas tak memikirkanku, aku harus banyak banyak memukul bola untuk melampiaskan kemarahanku yang tak beralasan.
..

..

..

Sampai disana ternyata semua sudah melakukan latihan, pelatih yang menyadari keterlambatanku mengisyaratkan untuk melakukan keliling lapangan sebanyak 3 kali karena terlambat, dari tadi memang aku ingin berlari sekencang mungkin karena sesuatu yang ingin aku tinggalkan dikelas,
tiba tiba jadi memikirkannya lagi.

Hhahh...

"lu kenapa Bim..?"

Reno bertanya disampingku  saat kami sedang berbalas passing dengan teman satu tim kami

"Huhh...??"

"...Kenapa apanya??"

Aku menyeka peluh dengan nafas terengah, pikiran kacau ternyata berpengaruh juga dengan fisik,

"passing gue tumben tumbenan gak ke block"

Reno mengomentari permainanku yang sering kecolongan smash dari Reno,saat latih tanding setelah pemanasan tadi dan tim Reno menang dengan mudah pada latihan kali ini

"muka lu kacau amat, hahaha"

Ledeknya lagi dan aku hanya menatapnya malas,

"tau nih.. Mood gue jelek mungkin karena bangun kesiangan"

Keluhku sambil memainkan bola volley dan mengoporkannya dengan Reno yang juga melakukan hal yang sama,

"kayaknya gua yang apes deh, dua orang yang bareng bareng ama gua seharian moodnya pada jelek, "
Reno meratapi nasibnya dengan nelangsa, dan aku sedikit mendelik seseorang siapa yang dimaksudkannya,

"tau nggak, sepupu gue Nanda, cewenya di rebut gitu sama temennya, sadis gak tuh,

"seriusan??"

teman setim ku ikut nimbrung tiba tiba bahkan sebelum aku mengeluarkan mimik shock seperti di tivi tivi,

"semalam dia galau berat, badmoodnya bikin naik pitam, gak lo liat nih gua kurang tidur, dia pengen di temenin begadang gaje gitu, dasar bocaahhh"

Keluh Reno kesal,

aku diam saja mendengarnya, bertingkah sewajar mungkin dan pura pura tak peduli sementara Reno tengah bercerita dengan teman di tim ku yang lain tentang kejadian itu yang kebetulan juga teman kelasnya

"padahal tuh Suhan sama Nanda temen deket banget, temen bangku waktu SMP, temen main malah sering kerumah Nanda, akhirnya masalah kayak gini bikin mereka berantem kan"

simpul Reno akhirnya,

"menurutku aulia sii yang kayak perek, liat cowo ganteng dikit gak bisa di tahan"

Ujar temanku lagi aku sudah tak peduli, biasalah cowo cowo kadang menggossipnya lebih parah dari cewe cewe itu sendiri,

mendapati kenyataan ini membuatku merasa bodoh sendiri, ternyata Nanda dan Aulia sudah berpacaran selama sebulan, dan aku tak tahu, jadi sebenarnya pendekatan yang kulakukan selama ini adalah fatamorgana saja,

merasa bahwa Nanda juga sama seperti ku dan kami berdua saling suka, hal bodoh apa yang kulakukan kemarin kemarin di jendela, aku menghayal terlalu lama, mimpi terlalu jauh, hingga tak menyadari Nanda sudah memiliki kekasih dari sebulan yang lalu, dan wajah badmoodnnya hari ini benar benar mengisyaratkan dia adalah pria normal yang sakit hati karena dikhianati kekasihnya, kenyataan ini sulit sekali kupercaya,

cepatlah berakhir hari ini.
..

..

..
Tbc

[BOYS LOVE] BimaNandaWhere stories live. Discover now