Again - part 25

Start bij het begin
                                    

Aku pun mulai mendengarkan apa yang di katakan guru itu.

"Ingat kan? " tanya guru itu.

"Inget bu, " jawabku, dia pun memberikan buku paketnya.

"Yasudah terima kasih ya."

"Iya bu, " aku tersenyum.

"Bu ini buat kelas 11 berapa ya? " tanya Dio.

"Oiyah ibu lupa, ini buat kelas 11 IPS 1." mataku membulat sempurna saat mendengar itu.

11 IPS 1?

Oh noooo.

"Bener kan kelasnya di lantai 3?" kata Dio sambil celingak-celinguk.

Aduhh kalo ada ka Albyan gimana nih? Bisa mati kutu gue arrgghh.

Ya kelas 11 IPS 1 adalah kelasnya Ka Albyan, aku juga baru tahu akhir-akhir ini, fakta ini juga membuktikan bahwa mimpiku yang dulu adalah halusinasi semata. Aaiisshh

"IPS 3...IPS 2...IPS 1 nah ketemu! " ujar Dio.

Rasa panik ku semakin besar, aku takut jika bertemu ka Albyan nanti di sangka mau modus lagi.

Aku membuka buku paket yang aku pegang dan langsung mengambil kertas yang terselip disana untuk menutupi wajahku.

"As... " kalimat Dio terhenti.

"Kenapa Di? " tanyaku.

"Kasih ke Ka Albyan aja. " dia menunjuk ke arah kiri dengan dagunya.

Aku menoleh ke arah yang di tunjuknya, benar saja disana aku melihat ka Albyan yang sedang berjalan ke arah kami tepatnya ingin masuk kelasnya.

Dasar doi kalo lagi di cari gak nongol, eh pas di hindarin malah nongol. Err

Dengan sigap aku menutupi setengah wajahku dengan kertas.

"Lo ngapain disini Di? " tanyanya ramah, melihat Dio lalu melihatku.

Deg deg an akutuuu.

"Oh ini ka, mau ngasih tugas titipan dari guru . " jawab Dio, aku langsung memberikan buku itu ke Dio, Dio pun memberikan padanya.

"Ohh geografi. " katanya setelah melihat judul buku itu.

Yaampun keringet dingin gue.

Aku menarik pelan lengan Dio agar mendekat ke arahku.

"Udah yu cepetan Di. " bisikku.

Belum sempat Dio menjawab, Ka Albyan sudah melayangkan pertanyaan lagi.

"Ini halaman berapa aja? " tanyanya.

"Oiyah, Kei tuh kasih tau! " suruh Dio.

Astaga cobaan ini cobaannn.

Ka Albyan melihat ke arahku, lalu menyodorkan buku itu.

"Lo ngapain nutupin muka gitu sih Kei? Buka aja napa! Aneh tau." kata Dio.

Dio taiii!

Aku menatap tajam Dio, lalu terdengar suara tawa kecil dari sang pangeran. Aaaaa

Aku langsung memberitahu halaman berapa aja yang di perintahkan, tanpa mendekat ke posisi Ka Albyan.

"Halaman 105 bagian A sama B, terus 107 yang di tengah itu ka, sama 110 yang uji kompetisi. " kataku dengan gemetaran.

"Aduh gue bingung, ini uji kompetisi ada 2 jadi yang mana? " tanyanya.

"Yang ada di ba... " kalimat ku terhenti saat detak jantungku tak bisa terkontrol karena...

Only HopeWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu