[d u a b e l a s]

113 12 0
                                    

Alvaro Rafandra Prajasa, i think i really-really like you.

🎶

Semenjak kejadian di UKS sekitar dua atau tiga minggu yang lalu, aku semakin yakin tentang perasaanku terhadap Varo.

Aku juga semakin menghapus jarak dengannya. Walaupun kami sudah tidak sekaku dulu lagi, terkadang ada saat dimana kami merasa sangat canggung. Tapi itu makin jarang terjadi belakangan ini.

Berkat kemampuan mencairkan suasana yang dimiliki oleh Varo, suasana canggung dapat diminimalisir.

Soal perasaanku terhadap Varo sekarang ini, hanya aku, Tuhan dan Tata yang tahu.

Aku hanya membiarkan perasaan ini mengalir layaknya air. Mengikuti arus untuk membawa nya terus mengalir.

Aku hanya pasrah pada Tuhan, aku percaya pada takdir. Aku tidak mau terlalu memikirkan masalah cinta. Karena itu bukanlah masalah yang sangat penting.

Lagi pula, sejak kapan bahasaku menjadi melakonis seperti ini?

Ah sudahlah.

Ini sudah hampir telat. Dan Varo masih belum sampai.

Baru saja aku memutuskan untuk berangkat dengan angkutan umum. Varo sudah terlebih dahulu datang dengan mobil Ferrari world kesayangannya. Sama seperti biasa.

Seperti biasa pula, aku langsung masuk ke dalam. Bedanya, kali ini aku ingat untuk memakai sabuk pengaman.

Biasanya aku lupa memakai sabuk pengaman dan berujung dengan Varo yang memakaikannya untukku. Tentu saja itu berefek buruk pada jantungku.

Seperti biasa pula Varo belum sarapan. Jadi, aku harus menyuapinya, sedangkan ia memperhatikan jalan dan fokus menyetir.

Meskipun aku masih menjaga jarak, tetapi kami memang lebih dekat dibandingkan dulu.

Setelah kami sampai di sekolah, Varo memarkirkan mobilnya. Lalu, kami berjalan beriringan menuju kelasku. Waktu itu, Varo meminta agar aku membiarkan dia mengantarkanku ke kelas tiap pagi dan menjemputku bila sudah waktu nya pulang sekolah.

Tentu saja kami berdebat panjang karena hal itu. Dan semua di akhiri dengan terbuatnya sebuah kesepakatan kami. Di antaranya, meskipun Alvaro boleh mengantarkan ataupun menjemputku, bila ada urusan penting Varo tidak boleh meninggalkan urusan penting itu.

Jika hari itu kami tidak bisa berangkat ataupun pulang bersama, kami harus menyebutkan alasan kami masing-masing.

Dan masih ada banyak kesepakatan lainnya.

Setelah kami sampai di depan kelasku, seperti biasanya ia menahan lenganku dan mengacak-acak rambutku.

Tapi hari ini berbeda, Varo menarik lenganku yang membuat aku otomatis berbalik mengadapnya. Bukannya mengacak-acak rambut, Alvaro malah memberikan sebuah kecupan di dahi.

Aku jamin, wajahku sekarang sudah sangat merah. Setelah memberikan kecupan, Alvaro langsung pergi dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku tanpa mengatakan apapun.

Ish.

Entah semerah apa wajahku sekarang. Untung masih pagi. Jadi tidak begitu banyak orang yang melihat. Begitu sampai di bangkuku, aku langsung duduk di sana dan membenamkan kepalaku diantara lenganku.

🎶

Hari ini Tata tidak masuk. Dari kemarin dia sudah merasakan pusing dan suhu tubuh nya cukup tinggi.

Semoga saja dia cepat sembuh.

Karena sekarang jam istirahat dan aku merasa bosan, aku iseng melihat-lihat harga beberapa unit apartment di dekat sini.

AnindiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang