[d u a]

352 19 10
                                    

I want to tell you how beautiful you are
From where i'm standing
You've got me thinking what we could because
I keep craving craving

Lagu Imagination milik Shawn Mendes memenuhi pendengaranku. Sepertinya aku akan men-cover lagu ini nanti.

Sekarang sudah pukul lima sore dan aku masih terjebak macet di kawasan Tol Jagorawi. Besok aku langsung masuk sekolah baru. Betapa lelahnya diriku.

Sebenarnya, aku tinggal di kawasan Bandung, hanya saja, dikarenakan keluarga maksiatku itu aku harus pindah ke Jakarta. Padahal aku baru saja memasuki masa-masa SMAku. Walaupun aku sedikit sebal, setidaknya sekarang aku bisa satu sekolah dengan Tata.

Untung hampir semua barangku telah dipindahkan ke rumah baru. Jadi sekarang aku hanya membawa barang-barang yang sangat penting saja.

Mungkin kalian mengira aku pergi ke Jakarta diantar oleh supir pribadi atau keluarga dan menaiki mobil mewah. Jika kalian berpikir begitu, kalian salah besar. Aku pergi ke Jakarta dengan menaiki Travel dan tentu saja aku membayar nya sendiri.

Sepertinya kalian akan berpikir aku adalah tipe orang yang suka pamer. Ya mungkin, kalian ada benar nya. Tapi barang ataupun harta yang aku pamerkan merupakan hasil kerja keras ku sendiri. Tidak seperti anak-anak lain yang memamerkan harta orang tua nya.

Jalanan sudah mulai tampak lancar. Sepertinya aku akan tidur saja.

Setelah aku menutup mata, semuanya tampak benar benar gelap.

🎶

Pergerakan laju Mobil Travel sudah mulai melambat. Salah satu tanda kami sudah sampai tujuan, atau kembali terjebak kemacetan.

Saat aku membuka mata, sudah terlihat bangunan tempat Travel ini seharusnya berhenti. Kawasan Dewi Sartika jika aku tidak salah. Setelah itu, Mobil Travel benar-benar berhenti.

Tak lama setelah berhenti, kami dipersilahkan untuk turun dan mengambil barang-barang kami di bagasi. Aku berharap Tata sudah datang.

Saat aku turun dari Mobil Travel, tiba-tiba seseorang langsung memelukku dengan sangat erat. Pelukan ini membuatku sedikit kesusahan untuk bernapas.

Mataku langsung menuju ke wajah orang yang memelukku tadi. Dan orang itu adalah Tata.

"Sesek Ta," ucapku dengan napas yang mulai tersengal-sengal.

"Eh? Ya ampun ... Maaf banget Dir." Refleks, Tata langsung melepaskan pelukan nya.

Setelah tragedi pelukan tadi, kamipun berbincang-bincang sambil menuju ke arah Arkan. Jika kalian masih ingat, Arkan adalah sahabat Tata. Dan tentu saja sebelum itu kami sudah mengambil bawaanku dari bagasi.

"Woy Arkan," kata Tata sambil menepuk pundak kukuh milik Arkan.

"Eh anjir. Kaget gue." Sedangkan Tata hanya meresponnya dengan cengiran lebar.

Dan tanpa ba-bi-bu kami langsung masuk kedalam mobil Arkan.

🎶

Sekarang aku menyesal telah meminta Tata menjemputku. Sepertinya lebih baik jika aku pulang sendiri dengan Uber atau taksi.

Di sini aku benar-benar merasa menjadi seekor nyamuk yang berterbangan diantara sepasang manusia.

Aku mulai bosan.

Mendengarkan lagu sepertinya bisa menghilangkan sedikit kebosananku. Dimana earphoneku berada? Aku mencoba mencari di tas dan merasa beruntung karena menemukannya.

AnindiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang