Perjanjian

27.4K 1.3K 7
                                    

Selamat Membaca..

"Kenapa lom balik?" tanya Dody. Temanku bagian kasir berjalan mendekatiku yang duduk di ruang tunggu.

"Nguatin mental buat ngadepin masa depan" jawabku. Dody memegang dahiku dengan telapak tangannya "Anget. Pantes stres" ucap Dony tanpa dosa. Kupukul tangannya dari dahiku dan dia nyengir lebar.

"Makasih loh" ujar ku sarkas. Duh ganggu aku meratapi nasib aja ini orang. 2 jam lagi aku mau ketemu setan gila nih, au pulang males harus bolak-balik.

"Trus lo kenapa? Patah hati?"

"Kagak. Aku di rampok"

"Apa? Kapan? Apa aja yang ilang? Lapor polisi lom?" teriaknya heboh. Dody kok gini amat sih "Gak pake teriak berapa sih? Aku cuma ngasal aja. Gak ada yang di rampok"

"Sialan lo. Udah panik juga. Taunya ngibul"

"Mangkannya jangan cerewet. Aku butuh ketenangan dan konsentrasi" aku membenarkan posisi dudukku dengan menyender pada tempok lalu memejamkan mata.

"Bilang aja mau molor. Pake konsentrasi-konsertasi segala, dasar lo kebo manula" Dony menyumpah serapah pergi meninggalkanku sendiri. Aku hanya terkekeh mendengar gerutuannya. Tidur bentar sampe jam 6 gak masalah kayaknya.

***

Leherku pegal, terakhir kali ini aja aku tidur sambil duduk. Kurenggangkan otot-ototku dengan memutar badan kekanan dan kekiri. Setelah merasa baikan kuangkat tangan kiriku dan kufokuskan pandanganku kearah jam tangan coklat di tanganku itu.

17.45

Pantes pegal banget. Ternyata hampir 2 jam aku molor di kursi. Ngenes banget sih gak ada yang bangunin, jomblo mah gini, gak ada yang merhatiin.

Oh ya hampir lupa, bocah gila bakal ngamuk kalo telat lagi. Cuci muka bentar ah trus berangkat ke cafe.

Kehebatan teknologi saat ini membuatku gampang menemukan cafe underground yang dimaksud si bocah gila itu. Cafe identik dengan warna hitam dan lampu sedikit remang. Yakin ketemuannya disini? Ogah ah ntar di jebak lagi trus di apa-apain aku nya.

Aku chat aja biar dia keluar. Trus ngobrol disini.

CleoraRDj : Aku udah nyampek. Dimana?

Tak sampai satu menit, aku mendapat balasan dari bocah gila.

Bocah gila : Gue di dalem. Masuk. Meja pojok.

CleoraRDj : Aku diluar. Gak mau masuk.

Bocah gila : Masuk sekarang

CleoraRDj : Gak mau. Kamu kesini aja

Cukup lama tak ada chat balasan dari bocah gila. Si bocah gila itu teryata keluar dari cafe dan menghampiriku, sorot matanya tajam menatapku.

"Ayo masuk" bocah gila menarik tanganku masuk ke dalam cafe. Aku memberontak dan menarik lepas tanganku dari tangannya.

"Gak mau. Disini atau gak sama sekali" keberanianku datang entah dari mana, melihatnya yang semena-mena membuatku muak.

"Yaudah di mobil" ajaknya lagi. Sorry ya bocah gila. Gak ada Cleo yang lemah lagi, adanya Cleo si Catwomen. Siap-siap aja "Gak. Gak ada cafe atau pun mobil. Disini atau aku pulang" kulipat tanganku didada dan kutatap matanya tajam. Dia menggeram menahan marah.

"Oke" bocah gila menarik sebuah kertas dari dalam sakunya. Dan menyerahkanya kepadaku.

"Baca dan tanda tangani" aku membacaya dan apaan ini? Surat perjanjian? Pertanggung jawaban atas pelecehan seksual? Jadi asisten Zaqsa Samudra selama sebulan penuh? Aku menatapnya tajam meminta penjelasan.

"Itu hukuman buat lo atas pelecehan yang lo lakuin ke gue. Jadi asisten gue selama sebulan penuh. Kalau lo menolak, gue bakal lapor ke bos lo dan ke polisi atas tuduhan pelecehan seksual. Lo tau? Pacar gue waktu itu mengetahui semuanya. Siap-siap dipecat trus masuk penjara jika lo nolak itu semua" pemerasan ini namanya. Ngancam biar aku mau ngelakuin apa yang di mau. Buldog aku harus gimana nih.

"Aku harus kerja inget?" semoga aja perjanjian ini hangus berkat kerjaanku "Gue inget, dan gue tau di tempat kerja lo ada shif pagi dan sore. Lo bisa jadi asisten gue setelah lo kerja. Gimana? Deal?" dia mengulurkan tangannya ke arahku. Seringaian muncul dari bibirnya.

"Apa aku bisa nolak?"

"Tentu aja nggak" ucapnya bangga. Dengan berat hati kuterima uluran tangannya dan kita saling berjabat tangan sebagai tanda perjanjian ini telah sah.

"Jangan lupa tanda tanganin itu kertas" sambungnya lagi. Kutandatangani kertas yang kubawa dan langsung di ampil paksa sama Zaqsa-bocah gila-itu. Mulai sekarang mau panggil Zaqsa aja. Takut ketularan gila kalau keseringan bilang kata gila. Cukup ya, Cleo masih pengen normal senormal-normalnya.

"Biasa aja ngambilnya. Kaya jambret aja main ambil paksa" sindirku sewot. Tiba-tiba wajahnya mendekat ke wajahku, tanpa bisa aku menghindar bibirnya sudah mendarat di rahang kiriku.

"Gue suka aroma tubuh lo, Tante Cleo" ucapnya dengan senyum menggoda. Dia langsung berbalik masuk ke dalam café, meninggalkanku dengan tubuh kaku dan pikiran kosong.

Brengsek. Siapa yang ngelakuin pelecehan sekarang, hah?

"Akhhhh Bocah gilaa" teriakku. Bodoh deh dianggap gila.

Jauhkanlah hari-hariku kedepan dari kejadian kaya gini Tuhan. Please.

###


Terima kasih telah membaca.. Maafkanlah geje dan ke typo annya kawan..

Young Husband? Oh No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang