Perhatian

76 31 20
                                    

Hujan deras yang sedari tadi siang tak kunjung reda, sementara waktu telah semakin sore. Aku kala itu sedang menunggu hujan reda bersama Abel tidak beranjak dari tempatku berteduh karena aku sendiri tidak membawa payung, sedangkan jarak dari koridor ke tempat parkir lumayan jauh. Beberapa siswa telah pulang karena mereka membawa payung, sebagian ada juga yang menerobos hujan.

Hujan sudah mulai mereda, walaupun masih ada gerimis. Aku dan Abel telah menuju parkiran dimana tempat motor Abel terparkir disana.

"Nay lo gapapa kan? Masih gerimis nih" ucap Abel cemas.

"Yailah bel, lo kira gue takut air?"

Abel pun langsung menghidupkan mesin motor nya dan membelah jalanan ibu kota. Diperjalanan, guyuran hujan deras kembali turun dengan cepatnya langsung membasahi tubuhku dan Abel.

"Nay ini kita mau neduh dulu atau langsung aja? Tanggung sih satu tikungan lagi udah sampe depan komplek" Abel yang suaranya tak kalah dengan kencang dengan suara hujan.

"L..angsung aj..a bel, neduh mulu ka..pan sa..mpe nya. Ini ud..ah mau ge..lap bel brrr" ucapku yang menggigil yang terdengar oleh Abel.

"Nay lo pegangannya jangan dipundak, pegangan diperut gue kalo dingin."

"Gue gak--" ucapanku terpotong karena Abel yang langsung melingkarkan tanganku ke perut nya. Aku terkejut karena baru pertama kali aku melihat Abel bertingkah seperti ini. Huhh Baru pertama kali atau aku saja yang terlalu terbawa perasaan? Ah entahlah aku tak perduli.

Aku yang sudah tak tahan dari tadi menahan dingin langsung mengeratkan pelukanku pada tubuh laki-laki itu. Aroma maskulin dari tubuhnya sangat bisa dirasakan oleh ku yang sedang menyenderkan kepala ku di punggungnya. Tiba-tiba saja pandangan ku mulai gelap.

"Nay turun nay udah sampe nih" ucap Abel.

Tak ada jawaban..

"Nay.... nayy" ucap nya lagi sambil menggoyangkan tanganku yang masih melingkar diperutnya. Sebenarnya aku mendengar Abel memanggil namaku, namun lidah seakan keluh untuk menjawab perkataan nya dan mata ini terasa sangat berat untuk ku buka. Akhirnya ku buka mataku perlahan.

"Tangannya panas atau jangan-jangan dia sakit" gumam Abel dalam hati.

"Emm udah sampe ya" aku yang langsung turun dari motor Abel.

"Nay lo sakit? Muka Lo pucet banget. Badan Lo panas nay" ucap Abel sambil memegang dahiku dengan punggung tangannya.

"Gatau bel gue pusing sama mual banget dari tadi."

"Yaudah lo istirahat, jangan lupa makan, minum obat, langsung tidur jangan begadang" ucap Abel sambil mengusap lembut pipi ku.

"ya Abel bawel, yaudah bye bel" ucap Naybe langsung meninggalkan Abel.

♦♦♦

"Naybe gimana nak, kamu udah mendingan ? Obat dari dokter udah diminum kan?" Ucap wanita paruh baya yang tidak lain adalah mama ku.

"Belum ma, masih pusing sama mual nya belum hilang. Udah nay minum kok" aku yang masih setengah duduk menyender ditengah tempat tidur ku.

"Yaudah kamu banyakin istirahat ya sayang. Jangan lupa makan sama minum obatnya tepat waktu" ucap mama.

"Iya mama, Naybe sayang mama" ucapku langsung memeluk mama erat.

Kringg...... Kringg....

Suara telepon rumah pun berbunyi dan mama langsung meninggalkan ku. Tak lama setelah mama pergi mengangkat telepon, Abel datang untuk menjenguk ku.

"Haloo nay nayy!! Gimana udah mendingan belom lo?" Ucap Abel sambil membawakan parsel buah untukku.

"Ya ampun bel, ngapain Lo bawa buah segala. Macem sakit parah aja gue" ucapku.

"Ye gapapa lagi nay, nanti kalo sakit lo tambah parah gimana nay. Gue kesepian dong disekolah" ucapnya lebay.

"Yaudah mana sini bukain dong buah nya."

"Iya neneng" Abel langsung membukakan buah Apel merah.

"Dah nih sekarang aaaaa" Abel yang langsung menyuapiku bak bocah berusia satu tahun.

"Emm bel" ucapku sambil mengunyah apel yang Abel masukkan kedalam mulutku.

"Apa nay, lu tuh kalo makan jangan ngomong. Kebiasaan deh."

"Bel gue jadi inget waktu lu sunat waktu itu, dan gue ngejagain lo seharian. Gue gaboleh pulang sama lo. Kalo gue pulang kata lo nanti gamau temenan sama gue" ucapku.

"Iya nay gue juga masih inget waktu gue sakit tipes dan dirawat, lo tiap hari jenguk gak bosen-bosen. Gue aja bosen nay ngeliat muka lo hahah" ucap Abel sambil tertawa lepas.

"Dasar lo sahabat ternyebelin" ucapku sebal sambil mengerucutkan bibirku.

-------------------------------------------------------------

Tinggalkan comment nya ya readers

Love youuu😘😘

Pernah SinggahKde žijí příběhy. Začni objevovat