[8] Guncangan kecil

265 80 25
                                    

Calum mengantarku pulang seperti biasa, kali ini ia lebih banyak diam. Aku tidak tau alasannya apa tapi aku yakin ini ada hubungannya dengan kejadian di kantin tadi.

Aku menghela nafas panjang. Jika Calum masih mencintai Jessie, kenapa ia memacari ku?

Apa aku hanyalah pelariannya?

Serendah itukah diriku?

Aku memainkan ujung rokku sambil menyender ke pintu mobil.

"Jangan senderan ke pintu, nanti lo jatoh." aku merubah posisi ku kearah kanan, lalu menghela nafas saat mendengar kalimatnya yang lagi-lagi dingin.

Berbagai pikiran buruk mengenai perasaan Calum padaku menghantuiku, aku takut jika ternyata selama ini ia membohongiku.

Jika ia merasa kasian padaku, aku lebih baik membunuh perasaan ini. Aku benci dikasihani. Ia memacari ku hanya karena rasa kasihan, itu adalah hal menjijikan yang pernah kudengar. Ku harap itu tidak akan terjadi.

"Gausah mikir yang aneh-aneh." katanya membuatku kaget setengah mati. Gila, bagaimana ia bisa menebak tepat sekali?

"Keliatan dari muka lo, jidat lo udah mengkerut gitu, mikirin apa?" tanyanya yang aku jawab gelengan.

Aku rasanya ingin menonjok wajahnya, aku tidak suka Calum yang ini. Yang sok tau dan dingin.

"Bisa kamu diam?" ucapku akhirnya yang membuatnya terdiam hingga ia bilang 'sampe'.

Aku terdiam sejenak sebelum akhirnya memecah keheningan aneh ini. "apa ada yang ingin kau katakan padaku?" tanyaku, nafasku memburu menahan tangis.

Aku tidak mau terlihat lemah dihadapannya. Aku tau jika ia hanya merasa kasihan padaku jadi aku tak mau memperlihatkan kelemahanku dihadapannya.

Tak ada jawaban maka aku membuka pintu mobil dan meraih tongkatku.

Tangan kekar itu menahan tongkatku, aku menariknya kasar namun tongkat itu malah jatuh ke bawah.

Sial. Sial. Sial.

Aku merunduk mencari tongkat itu namun kesialan lagi-lagi berpihak padaku, tongkat itu tak dapat ku temukan.

Ku dengar pintu mobil terbuka, lalu kurasakan tangan kekar itu membantuku berdiri dan membawaku ke dekapan hangatnya.

"Maaf, maafkan aku." hancur sudah pertahananku selama ini, aku menangis di hadapannya. Aku memberontak saat ia tak kunjung melepas pelukannya padaku. "Maaf, maaf."

Ia terlalu jahat untuk melakukan ini padaku, ia telah membohongiku selama ini, ia tidak mencintaiku sama sekali.

"Aku mencintaimu." ucapnya, tangisku semakin menjadi saat mendengar kalimat itu. Kalimat yang menurutku sakral namun ia mempermainkannya di depanku.

"Ga!" tegasku. "Lo ga cinta sama gue!" teriakku masih memberontak di pelukan hangatnya yang membuatku tak mau melepasnya namun ini semua hanya permainannya saja.

"Lo cuma kasian sama gue, karena itu lo pacarin gue. Gue ga butuh dikasianin! harusnya lo-"

"DIEM!" potongnya cepat. "Gue. Cinta. Sama. Lo." gue menggeleng di pelukannya.

"Perlu bukti apa lagi biar lo tau gue cinta sama lo!" teriaknya yang membuat seluruh tubuhku merinding.

"Lo bilang debaran itu masih ada kan?" tanya gue pelan tak mau mendengar apa yang ia katakan, aku berusaha menulikan telingaku.

Ia terdiam.

"Emang, debaran itu masih ada." ia masih saja mendekapku namun setelah ia mengucap itu, dekapannya makin erat.

"Gue perlu bantuan lo, buat musnahin debaran sialan itu." ia mulai mengelus rambutku teratur.

"Bikin debaran lo lebih besar, maka ia akan hilang."

"Dengan itu, cuma ada debaran lo disini." ia menarik nafas sejenak. "lo bisa denger kan?" karena posisiku berada di dekapannya, tentu aku bisa mendengar debaran disana.

"Itu berasal dari lo, lo yang buat debaran itu." katanya tegas.

"Jangan pergi," tahannya saat aku ingin melepas pelukannya. "buat aku jatuh lebih dalam lagi, maka kamu dapat duduk sendiri di singgasana hati."

"Ga bakal ada Jessie lagi. Cuma kamu." aku menahan nafasku saat ucapan itu meluncur begitu saja dari bibirnya.

Jari telunjuknya memegang daguku dan mengangkatnya lalu yang dapat kurasakan adalah manisnya bibir Calum yang menempel di bibirku.

Aku hanya bisa berharap jika ini bukan sekedar sandiwaranya.

+ + +

salam dari farsya yang udah nyerah dengan drama alay ini.

Clichè : Calum [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang