- októ̱: delapan -

1K 126 8
                                    

BEBERAPA HARI INI DRACO SELALU MENGURUNG DIRINYA SENDIRI DI KAMAR. Hermione bingung dengan keadaan Draco saat ini.

Hermione selalu meminta diizinkan untuk memasuki kamar Draco, tapi selalu tak ada respons dari dalam kamar Draco. Hermione menjadi khawatir karenanya.

Sebenarnya, Hermione masih sangat membenci pria muda albino mengesalkan itu. Hanya saja, Hermione memiliki rasa iba sebagai seorang Gryffindor, entah mengapa.

Pagi ini pasti koridor sudah mulai sesak karena hasil dari siswa-siswi Hogwarts yang berhamburan keluar Asrama menuju Aula besar.

Hermione sudah berpakaian rapih sedari tadi, namun ia masih tak tega meninggalkan Draco. Jika saja Draco membutuhkan seseorang untuk membantunya.

"Mal-" Hermione ragu. Lalu kembali berbicara, "Draco, yang lain sudah berkumpul di Aula!" teriak Hermione tepat di sela-sela pintu kamar Draco.

Manusia pirang itu sebenarnya hanya selalu merutuki dirinya di dalam kamarnya. Dan sekarang ia berpindah tempat ke pintu kamarnya, dan bersandar di sana sehingga dapat mendengarkan ucapan-ucapan Hermione tadi.

Jadi sekarang, di balik pintu, ada Draco yang sedang menyeringai manis mendengar Hermione memanggil nama depan Draco dan bukan nama marganya lagi.

Sekali lagi, Hermione. Sebut namaku dan aku akan sembuh. Pinta Draco dengan suara teramat kecil.

"Mal-Dra-Draco! Er- cepat kau keluar! Kau kenapa?!" Teriak Hermione lagi. Sedetik kemudian, pria muda pirang mengesalkan itu muncul dihadapan Hermione.

"Ada apa denganku, hm? Mencariku? Mengkhawatirkan ku?" tanya Draco dengan nada menggoda.

Hermione memutar kedua bola matanya. "Cepat mandi, atau banyak pilihan mantra yang tak termaafkan berada ditongkatku ini dan akan kuarahkan kepada kau, Malfoy!" teriak Hermione mengancam.

"Oh, ayolah, jangan kejam seperti itu, Granger. Bukankah kau takkan tega jika melakukan hal itu kepada pria tampan di depanmu ini, eh?" lalu Draco menyeringai.

Entah kenapa, Hermione mengingat semuanya hanya dengan satu seringaian menjijikan itu. Mengingat semua masa lalunya di Malfoy manor.

Hermione seketika mengacungkan tongkatnya kearah leher Draco.

Saat Draco tau Hermione marah, ia langsung meringis karena tongkat milik Hermione ditekan. Dan Draco takut jika Hermione benar-benar akan mengavadanya.

Hermione menurunkan tongkatnya. Namun tak disangka, Hermione justru meninju keras wajah Draco dengan penuh kebencian.

"Jangan pernah menyeringai, Ferret! Jangan pernah jika di hadapanku!" lalu Hermione pergi keluar Asrama ingin menuju ke Perpustakaan.

"Hei, 'Mione! Kau mau kemana, buru-buru sekali?!" teriak Ron dengan napas tersenggal-senggal- karena mengejar Hermione dari lorong demi lorong- dari kejauhan.

Hermione tetap berjalan hendak pergi ke Perpustakaan lagi, untuk kedua kalinya di hari ini.

Hermione sudah mendapati pintu Perpustakaan yang sekarang makin lama makin jelas dihadapannya. Hermione bisa merasakan bahwa Ron terus mengejarnya walau sesekali beristirahat untuk mengambil napas.

Hermione lalu memasuki Perpustakaan, lalu berlari kecil menuju ruangan paling belakang dan paling terpencil. Tidak pernah ada yang pernah ke ruangan itu, kecuali Hermione dan Sang Pangeran Slytherin- tanpa Hermione duga.

After all this time? | DraMioneWhere stories live. Discover now