Choco

825 120 8
                                    

Myungsoo berlari membawa kotak obat ke pantai. Suzy mendengus kesal. Laki-laki di sebelahnya benar-benar niat mengobati lukanya. Myungsoo duduk di sebelah Suzy lalu menarik tangan Suzy dengan sedikit kasar.

"Yak."

Plak

Suzy memukul punggung Myungsoo dengan keras. Myungsoo merintih kesakitan. Matanya menatap gadis di sebelahnya, gadis itu tidak meminta maaf sama sekali. Bahkan wajahnya datar tanpa ekspresi.

"Kau tak meminta maaf?" Myungsoo terlihat kesal.

"Untuk?" tanya Suzy santai.

"Kau memukul punggungku." nada suara Myungsoo meninggi.

Suzy tak menjawab dan kembali sibuk dengan kerang-kerang di sebelahnya. Myungsoo menarik tangan Suzy dengan halus lalu mengobati luka di tangannya.

"Aigoo (13). Bagaimana mungkin tangan wanita seperti ini?" Myungsoo kembali menatap wajah Suzy yang tak memiliki ekspresi apa-apa. "Choco apa kau memiliki gangguan ekspresi?"

"Choco." Suzy sedikit merasa aneh dengan panggilan itu.

"Aku tak mengerti namamu. Jadi aku memberimu nama Choco."

"Namaku Suzy. Bae Suzy."

"Aku lebih suka memanggilmu Choco."

"Apa aku seperti coklat?" Suzy mengalihkan pandangannya ke wajah Myungsoo. Laki-laki disebelahnya ini sangat tampan. Dan Suzy baru menyadari ketampanan Myungsoo.

Myungsoo adalah laki-laki yang tampan. Memiliki tinggi 182 cm. Berkulit putih dengan sepasang mata elang. Tatapan mata tajamnya dan senyum tipisnya mampu membuat setiap wanita jatuh cinta. Bola mata coklat dan hidung mancung itu membuat ketampanannya semakin sempurna.

"Ani (14). Kau tidak seperti coklat. Kau ingat pertama kali kita bertemu kau memberiku coklat."

"Ah jadi kau laki-laki waktu itu."

Myungsoo berhenti mengobati luka ditangan Suzy. Myungsoo mulai binggung dengan Suzy. Suzy bahkan tak mengingatnya jika Myungsoo adalah laki-laki yang ia tolong malam itu. Suzy memang cantik. Meskipun tangan dan kakinya penuh luka ia masih terlihat cantik. Suzy memiliki tubuh yang tinggi dan badan kurus. Sepasang mata yang indah, hidung yang mancung, bibir tipis yang menggoda menjadi perpaduan yang menarik. Jika ia senyum sedikit saja laki-laki yang melihatnya akan jatuh cinta. Sayang sekali wajahnya selalu terlihat datar.

"Choco-ya (15) apa kau memiliki gangguan ingatan?"

"Ani. Malam itu gelap dan aku tak tertarik memperhatikan wajahmu."

Myungsoo terdiam. Baru kali ini ada wanita yang tak tertarik memperhatikan wajah tampannya.

"Kenapa tanganmu seperti ini?" Myungsoo terlihat khawatir dengan tangan Suzy yang penuh luka.

"Ayahku memukuliku."

"Memukulimu?" Myungsoo terkejut. Sepasang matanya melebar. "Kau tak melaporkan ayahmu ke polisi?"

Suzy menggelengkan kepalanya. Matanya terlihat sendu. "Untuk apa? Dia hanya akan dipenjara beberapa tahun setelah keluar bisa saja dia membunuhku."

"Bagaimana dengan ibumu?"

"Eomma?" Suzy tersenyum sinis. Ingatannya kembali pada saat ibunya kabur dari rumah dan Meninggalkannya sendirian. "Aku bahkan tak tahu dimana dia sekarang?"

"Ah coklat pemberianmu malam itu sangat enak. Kau memiliki toko coklat?"

"Aku bekerja di sebuah toko coklat. Syukurlah jika kau menyukainya."

My ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang