Chapter 4 : Hypnotized

41 4 0
                                    

       

            Siang ini sepi, seperti biasanya. Makin sepi malah. Ya aku tau apapun bisa terjadi pada diriku. Mungkin ada meteor jatuh, atau aku bunuh diri, semua mungkin. Kenapa aku jadi berpikiran dark gitu sih? Gak biasanya. Ya walau sekarang udah tidak ada buku baru lagi, karena tidak ada yang membelikan, aku tetap memaksakan diri untuk tidak bosan dengan ratusan buku yang ada.

            Ku gerakkan kursi rodaku menuju ruang baca. Sekarang, sepeninggal ayah dan ibu, aku terus menerus mengunci pintu luar. Sebagian besar hari aku habiskan di ruang baca, malah pernah aku tertidur di ruang baca tan terbangun pagi harinya disana. Dan sekarang aku berubah jadi vegetarian. Karena aku merasa malas membeli daging dan takut bertemu orang orang yang mungkin nanti, secara tidak terkendali, mataku akan melihat alam bawah sadarnya.

            Seluruh hidupku aku gantungkan pada kebun di belakang rumah. Aku selalu memetik sayuran untuk aku konsumsi di kebun itu. Karena itulah aku mentransformasi diriku sendiri menjadi pemakan sayuran. Aneh sih awalnya, Cuma lama kelamaan aku terbiasa dengan hidupku yang semuanya serba sendiri ini.

            Teman bicaraku, tak lain lagi, hanya wanita tanpa lengan di kamarku, dan beruang berwajah manusia di ruang tamu dan anaknya di ruang keluarga. Mereka yang kadang membantuku memasak, memetik sayuran, dan berkebun serta membantu aktivitasku lainnya. Sosok sosok lain terlihat kurang bersahabat setelah kematian papa dan mama. Mereka memandangku sinis dan pergi menjauhiku. Helo kenapa mereka tidak angkat kaki saja dari rumahku ini yah?

            Satu satunya sisi baik dari kondisi ini ialah aku tak lagi dilanda ketakutan akan mataku yang kadang sering mengintip alam bawah sadar orang orang tanpa kendali. Ya akupun tak punya kendali atas mataku, sepertinya sekarang aku hanya bisa menggunakan 1% dari otakku saja. Menyedihkan sekali Namira.

            Tiba tiba, melintas di benakku bayangan tentang suasana alam bawah sadar yang pernah aku masuki. Negeri dalam emosi milik Hevia. Ingatan itu sangat gelap. Aku bahkan tidak bisa melihat apapun. Satu satunya hal yang aku pahami adalah negeri itu berwujud hutan di malam hari. Mungkin tak akan pernah matahari terbit disana. Suasananya dingin mencekam. Berlama lama ada disana mungkin aku sudah terjun ke jurang apapun yang kutemukan.

            Kucoba buang jauh jauh pikiranku itu dan melanjutkan perjalananku ke ruang baca. Ah aku jadi rindu anak kecil tukang nangis itu. Dia sekarang jadi apa yah. Atau ber reinkarnasi jadi hantu lain? Mungkin saja. Di depan pintu ruang baca, tiba tiba ada yang menyandungku.

            "Aw sakit" keluhku.

Aku terjatuh dari kursi rodaku, kursi rodaku juga tidak berdiri lagi.

            "Kamu mau apa?" tanyaku sambil merintih.

Yang menyandungku adalah sosok wanita gondrong tak berwajah dan pria cebol dengan antenna di kepalanya. Mereka tersenyum menyeringai ke arahku. Kulihat pria tanpa mulut yang biasanya mondar mandir disini malah duduk gemetaran di pojok rak tempat anak tukang nangis itu biasa menangis.

            "Kalian siapa heh? Mau apa? Kalian datang dari mana?" tanyaku yang tidak digubris oleh dua makhluk sialan di depanku ini. Aku curiga mereka berniat tidak baik padaku.

Mereka tetap tidak menghiraukan omonganku. Bahkan coba kusentuh berkali kali tapi mereka tak menghilang menjadi asap. Mereka tidak takut. Hantu macam apa mereka? Ah pria itu pengecut sekali, dia malah gemetaran di pojokan. Ayolah ini hanya wanita kurus dan pria cebol, tubuh kau jauh lebih besar! Ingin rasanya aku teriak, namun pita suaraku serasa mati dan menghalangiku untuk bicara.

            Dua hantu itu terus memojokkanku hingga aku benar benar terpojok. Sudahlah Namira, ini mungkin akhirnya. Selamat tinggal dunia. Hantu wanita itu menyentuhkan telapak tangannya ke dahiku dan pria cebol itu menyentuhkan telapak tangannya ke dadaku. Ini membuat mataku tidak bisa bergerak, aku dipaksa melihat kedua mata mereka. Matanya merah, dan tatapannya kosong. Seketika aku tak merasakan apapun. Hanya terdengar suara.

            "Jatuhlah. Jatuhlah kamu! Seorang Transitor, jatuhlah ke negeri dalam emosimu! Hilanglah jiwamu!"

Cuma suara itu yang terdengar sebelum aku ada di sebuah tempat berbeda. Di hutan. Aku curiga kalau aku dimasukkan di alam bawah sadar. Alam bawah sadarku sendiri. Tapi ada yang berbeda disini. Disini terang. Suasananya sih benar suasana hutan, sama seperti alam bawah sadar Hevia. Tapi disini ada cahaya. Aneh.

            Ketika aku berkedip, saat aku membuka mata kembali, aku sudah ada di ruang membacaku lagi. Dan pria tanpa mulut itu masih ada di pojokan. Apa sih yang sebenarnya terjadi. Tiba tiba kulihat wanita buntung yang biasa kuajak bicara itu berdiri di ambang pintu. Dia hanya mengintip saja dan kulihat ekspresinya ketakutan. Hantu wanita dan pria cebol itu juga sudah pergi entah kemana.

            Kupaksakan tubuhku bangkit dari posisiku menuju kursi rodaku. Tujuanku adalah ke ambang pintu, menanyakan apa yang tadi terjadi padanya. Aku yakin dia pasti tau sesuatu.

            "Hei!" sahutku.

            "A.. ada apa Namira?" jawabnya sambil bertanya.

            "Kamu pasti tau kan apa yang terjadi, tolong ceritakan. Aku semakin bingung dengan semua ini" suruhku. Dia hanya terdiam tak mampu bicara.

            "Ayolah aku tak akan kenapa kenapa. Kumohon ceritakan. Aku bingung saat masuk kesini tiba tiba dicelakai oleh dua hantu, kemudian aku dipojokkan, tiba tiba ada di hutan, dan sekarang ada disini lagi" lanjutku. Dia masih ragu ragu menjawabnya.

            "Namira, tadi, kamu baru saja masuk ke alam bawah sadarmu Namira. Kamu di hipnotis oleh dua hantu tadi yang datangnya entah darimana. Kamu di hipnotis masuk ke alam bawah sadarmu. Kamu dijatuhkan, didorong masuk ke jurang alam bawah sadarmu. Dan ketika kamu masuk kesana Namira, kamu seperti orang gila. Tertawa tawa sendiri, dan kamu berdiri tegak tadi, berjalan jalan sambil tertawa. Kemudian jatuh dan kamu kembali" jelas wanita buntung itu. Aneh rasanya aku terus menerus bicara dengan hantu, lama kelamaan aku bisa gila sungguhan.

            "Apa? Aku? Tapi disana terang, tidak gelap. Bagaimana di dunia nyata aku malah menjadi menyeramkan begitu?" kagetku.

            "Itu yang terjadi jika seseorang terjebak di alam bawah sadarnya sendiri, sekarang kamu kembali, dan dalam waktu yang tidak ditentukan nanti, kamu akan terjebak lagi, dan akan kembali lagi sebelum kamu terjebak sepenuhnya, itulah yang namanya Pra-Hypnotized, atau tahap pertama proses hipnotis" lanjutnya.

            "Jadi, aku bisa terjebak dia alam bawah sadarku sendiri? Begitu?" tanyaku tidak percaya.

            "Iya, singkatnya kamu di hipnotis oleh hantu, bukan manusia. Ini jauh lebih berbahaya. Dengar di alam bawah sadarmu mungkin banyak kekuatan kekuatan menakjubkan, jika kamu terjebak disana dan kehilangan kendali atas dirimu, kekuatan itu bisa menguasai dirimu dan mengubahmu jadi monster" tukasnya.

            "Astaga! Bagaimana aku mencegah semua itu??" tanyaku panik.

            "Sekarang, dan untuk pertama kalinya, aku sarankan kamu baca buku berjudul 'Hypnotize' itu sebelum kamu terlanjur terjebak di alam bawah sadarmu" sarannya.

The Subconscious [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang