03

2.6K 445 109
                                    

Nikmat dunia mana yang tidak akan dihindari oleh pasangan yang tengah dimabuk cinta. Tidak peduli tempat bahkan waktu. Ujung koridor perpustakaan yang selalu sepi saksinya. Mereka hanya menginginkan hasratnya saling tersalurkan. Sayangnya hal tersebut harus terhenti saat ponsel Annelise yang terus-menerus berdering di saku celananya. Tautan bibir Annelise dan Jongin terputus begitu saja ketika si empu merogoh saku celananya mengambil ponsel. Tertera nama Chanyeol yang memanggil beberapa kali serta satu pesan masuk darinya.

From: Chanyeol
Masih lama? Aku nunggu di kafe depan kampus ya.

"Sial," umpat Annelise setelah membaca pesan tersebut, dan dengan terpaksa harus menghentikan aktivitasnya bersama Jongin yang terus menciumi lehernya hingga meninggalkan bekas. Kedua bahu Annelise yang terekspos membuat birahi Jongin memuncak, tapi si empu dengan cepat menolak keinginan lelaki itu.

"Please, stop it, my Kim."

Annelise mendorong penuh tubuh Jongin yang tidak mau mendengernya supaya berhenti, tapi Jongin tetaplah Jongin. Ia malah makin lihai membawa Annelise dalam kenikmatanㅡbagi dirinya.

Tangan Jongin perlahan masuk dalam kemeja longgar Annelise hingga hampir melepas kaitan bra yang dikenakannya yang tentu cepat disadari oleh Annelise. Kesabaran Annelise sudah habis untuk menghentikan Jongin yang membuatnya geram.

Tamparan cukup keras mendarat di pipi kanan Jongin yang menimbulkan rasa pedih dan panas. Jongin tertegun akan sikap Annelise yang tidak main-main dengannya barusan. Pandangan matanya beralih pandang tidak karuan dengan udara, Jongin menyeringai.

"Gue bilang stop, Jongin! Kita bisa lakuin lain waktu," tukas Annelise dengan nada tinggi seraya membetulkan pakaiannya yang tidak karuan.

Napas Annelise memburu, lelah dengan sikap Jongin yang terkadang tidak bisa menahan hawa nafsu. Apalagi aktivitas terlarang mereka berada di wilayah kampus yang sewaktu-waktu bisa saja ada orang yang melihat perbuatan tidak pantas dilakukan di tempat umum tersebut. Annelise kemudian menyibak surai halusnya yang cukup berantakan itu lalu mencoba untuk pergi secepatnya.

Jongin memegangi pipinya yang masih meninggalkan kepedihan seraya menatap Annelise di hadapannya dengan rahang yang mengeras. Debar jantungnya memburu tatkala ia masih ingin menikmati ciptaan Tuhan yang indah di hadapannya itu, namun sosok lainnya malah menginterupsi.

"Maaf. Aku ditunggu Chanyeol," kata Annelise dengan nada lirih.

"Kapan buat akunya, Ann. Aku capek," terang Jongin frustasi.

"Segitu belum cukup?" teriak Annelise seraya memindai sosok Jongin dari ujung kaki ke ujung kepala. "Gimana Chanyeol? Chanyeol gak pernah nuntut aku buat kaya gini dan gitu, Jongin."

"Kamu gak usah bandingin aku sama cowok kayak Chanyeol. Aku jelas minta kejelasan dari hubungan ini, Ann. Makanya aku berbuat kaya tadi ke kamu," jelas Jongin yang suaranya mulai bergetar.

"Kita bicarain lagi nanti. Aku mau ketemu Chanyeol."

Baru saja Annelise melangkahkan kakinya, Jongin mencekal tangannya yang membuat langkahnya terhenti. Jongin memutar tubuh Annelise untuk menghadap dirinya. Sorot mata Jongin memerlihatkan kekecewaan dan hasrat di sana. Begitupula Annelise yang menyesali perbuatannya pada Jongin. Kemudian Jongin dengan sigap mengecup singkat benda kenyal berwarna merah muda Annelise sebelum merelakan Annelise untuk bertemu Chanyeol.

Annelise tertunduk. Mengusap pelan pipi Jongin yang tercetak jelas jari-jari tangannya. "Maaf soal tadi. Aku pergi dulu."

"Aish! Bisa gila gue lama-lama kalo kayak gini terus." Jongin mengacak rambutnya frustasi.

•••

Annelise berdiri mematung sekian detik di depan kafe sebelum melangkah masuk. Pikirannya agak berantakan mengingat Jongin yang kesal terhadapnya tadi. Setelah embusan napas berat untuk menetralkan diri, Annelise mengayunkan kakinya dengan secercah senyumannya yang ia produksi hanya untuk Chanyeol seorang.

Aftertaste ㅡ Park Chanyeol ✅Where stories live. Discover now