Keping Kesembilan: Reynard Turn's

18 5 0
                                    


Sementara Rafael menyusun strateginya tersebut, Reynard pun sedang berusaha mendekati tunangan gatotnya. Setelah mengamati bagaimana usaha rivalnya dalam mendekati target yang sama, kini Reynard sudah memikirkan matang-matang bagaimana ia akan mendapatkan Tania.

'Kali ini pasti gak akan gagal.' Batin Reynard.

.

Esoknya setelah kejadian Rafael yang dilanda kepundungan(?) Reynard mencoba untuk memberi sapaan terhadap Tania, lalu memberikan sedikit perhatian kecil agar maniak warna dejek itu kepikiran dengan perlakuannya.

Tanpa perlu menunggu lama, targetnya sudah ada tepat didepan matanya. Setelah menarik dan membuang napas seperti bu-ibu mau melahirkan serta memanjatkan doa kepada tuhan yang maha esa agar diberi kelancaran-

"Pagi." –akhirnya Reynard menyapa sang pujaan hatinya.

"Eh, pagi juga." Balas Tania ditambah dengan senyum manisnya lalu kebali berjalan.

Alhasil?

Reynard sukses mematung ditempatnya. Setelah tersadar-

'Sial kenapa malah gua yang terpesona!' Batinnya kesal seraya mengacak rambutnya yang kutuan #plak

.

OM TELOLET OM TELOLET

.

'Astaga ada apa dengan guru piket disekolah ini? Kenapa bel masuknya jadi kaya ana kampung minta diklakson bis?' Batin semua orang disana tak terkecuali sang kepala sekolah.

.

Seusai tercengang dengan bel sekolah yang aduhai sangat membuat orang-orang sweatdrop, kini murid-murid kelas XII-F sedang berjalan beriringan menuju laboratorium sekolah karena mereka akan melakukan praktik biologi yang disuruh oleh guru yang katanya terlihat seperti 'cowok tulen' tapi dandanannya malah seperti banci kalengan macam orochimaru difanfic sebelah.

"Oke anak-anak hari ini kita akan praktek membelah hewan kesukaannya pak Jawir (read: kodok) saya akan menuliskan cara kerjanya dipapan tulis dan juga tugasnya dikerjakan oleh dua orang silahkan mencari sendiri pasangan kalian masing-masing bagi yang jomblo, kalo gak dapet berarti kamu sangat ngenes." Ucap Pak Abdullah yang membuat muridnya memasang tatapan mematikan yang sayangnya tidak dirasakan olehnya.

.

Tania yang baru saja ingin mengajak Ermina untuk menjadi partnernya tiba-tiba dipanggil oleh Reynard.

"Tan, gua belom dapet pasangan nih, lu mau gak bareng sama gua?" Tanya Reynard.

"Emmm." Tania melihat Ermina sudah mendapatkan teman untuk praktiknya akhirnya menyetujui ajakan Reynard.

"Baiklah."

.

Praktik kali ini menuai gumaman dan pandangan jijik terhadap kodok yang menjadi korban murid-murid ini yah walaupun pastinya didominasi oleh anak perempuan.

"Ah!" Tania yang sedang membelah-belah kodok tersebut tidak sengaja tergores pisau yang dipakainya karena licin akibat lendir yang ada ditubuh kodok tersebut sehingga tangannya mengeluarkan darah yang cukup banyak.

Teman yang ada disebelahnya panik karena luka yang didapat Tania dan segera memberitahu sang guru bahwa Tania terluka. Pak Abdullah langsung menghampiri Tania yang sedang menahan darahnya agar tidak terlalu banyak keluar dengan dibantu oleh Reynard.

"Tania kamu harus segera ke uks, Reynard kamu tolong bawa Tania ke uks ya!" Kata Pak Abdullah.

"Baik pak." Reynard menuntun Tania menuju uks.

.

TOK TOK TOK

"Bu Rena, tolong obati Tania." Tandas Reynard yang langsung masuk tanpa menunggu petugas yang ada diuks.

"Ada ap-ya ampun Tania!" Bu Rena yang hendak marah-marah pun kaget melihat tangan Tani yang meneteskan banyak darah.

"Kenapa bisa begini? Duduk diranjang ibu akan mengambil kotak obat." Tania pun duduk ditepi ranjang sambil terus mengernyit menahan perih ditangannya.

Setelah Bu Rena kembali sambil membawa kotak obat, Reynard pun menceritakan bagaimana Tania terluka seperti ini sementara Tania diobati oleh Bu Rena sembari mendengarkan penjelasan Reynard.

"Hmm begitu. Lain kali hati-hati saat menggunakan pisau, untung lukanya tidak terlalu parah." Bu Rena yang sudah selesai mengobati Tania pun menasehati cucu kepala sekolah ini.

"Baik." Kata Tania lesu.

"Nah tinggal diperban saja." Kata Bu Rena.

"Ah, biar saya saja bu yang memperban." Cetus Reynard.

"Baiklah, tolong ya?" Ibu petugas tersebut akhirnya beranjak menuju tempatnya semula.

Selagi memperban tangan Tania, Reynard berceloteh agar ia berhati-hati lalu menasehatinya seperti ibu-ibu yang mengobati anaknya yang terluka. Sementara itu Tania hanya memperhatikan apa yang dikerjakan oleh mantan tunangannya tersebut.

"Selesai." Kata Reynard yang kemudian mengembalikan peralatan ke kotak.

"Terimah kasih, Rey." Kata Tania sembari menundukan kepalanya.

"Gak masalah." Balas Reynard sambil menepuk-nepuk kepala Tania yang sekarang dipipinya muncul semburat merah.

.

.

.

SKIP

.

.

.

Selepas pulang sekolah, Tania yang baru saja sampai dirumah langsung naik ke kamarnya dan segera merebahkan tubuhnya yang lelah diatas ranjang orangenya, ia mengangkat tangannya yang diperban-hasil kerja Reynard. Tiba-tiba ia kembali mengingat kejadian yang sangat ingin ia lupakan, apalagi kalau bukan kejadian gagalnya pertunangan dia dengan Rey.

Kalau ia bisa berkata jujur sekarang, mungkin ia akan mengatakan bahwa ia memang masih mencintai lelaki yang sudah menyakitinya tersebut, hahh mungkin ia masih membutuhkan waktu untuk menyembuhkan luka dihatinya dengan diam dan menunggu bagaimana usaha dua orang yang sedang mendekatinya sekarang. Tapi sudah ada seseorang dihatinya kini. Huft.

Loh? Kenapa Tania sekarang mengerti bahwa ia sedang diperebutkan? Apakah ini hanya pencitraan dia saja? Mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang #plak

'Rey kenapa sekarang lu ngedeketin gua lagi? Apa lu mau nyakitin gua lagi?' Batin Tania dengan nelangsanya.

Kemudian matanya tidak sengaja menyorot kalender setelah beberapa saat ia sadar bahwa ulang tahunnya tinggal beberapa hari lagi saja.

'Astaga, gua bakal tambah tua'

DOENGGGGGG

.

.

.

TBC

Unpredictable LoveWhere stories live. Discover now