JANGAR

69 8 8
                                    

Andri kembali bersekolah setelah tiga hari libur karena sakit. Ketika masuk ke ruang kelas, di laci mejanya ia menemukan surat kaleng berisi ancaman.

"Jauhi Putri atau kamu akan menyesal seumur hidupmu!"

Andri terpaku membaca surat tanpa nama pengirim itu. Di dalam hatinya membentang tanya. "Siapa yang mengirim surat ini?"

"Bengong aja kamu! Perkutut Pak Lurah kemarin mati," ucap Adit yang tiba-tiba muncul menepuk bahu Andri.

"Karena bengong?" tanya Andri spontan.

"Bukan! Karena dimakan kucing," jawab Adit sambil terpingkal-pingkal.

Melihat ekspresi wajah Andri yang datar, Adit merasa ada sesuatu yang aneh. Tidak biasanya Andri bersikap kaku kepadanya. Padahal waktu berangkat ke sekolah tadi, Andri masih tampak ceria.

"Kamu sakit lagi?"

Andri terpaku.

"Tadi aku menemukan surat ini di laci meja. Tapi aku tidak tahu siapa pengirimnya," ucap Andri menyodorkan surat kaleng berisi ancaman itu kepada Adit.

"Aku curiga ini kerjaan Bobby."

"Ndak boleh suudzon begitu!"

"Habis siapa lagi. Lagian di sekolah ini yang bersaing terdepan mendekati Putri, kan cuma kamu dan Bobby."

"Iya sih. Tapi belum tentu juga dia yang mengirim surat ini."

"Yo wes, ndak usah dipikirin. Paling itu kerjaan pengecut yang hanya berani main ancam dari belakang," tutup Adit sebelum berlalu meninggalkan Andri.

"Mau ke mana kamu?"

"Mau meratapi nasib!" jawab Adit cengengesan.

***

Saat jam istirahat, Bobby menemui Andri yang lagi makan ketupat sayur bersama Putri, Adit, dan Dita di kantin sekolah.

"Ndri, gue boleh minta waktu sebentar?" ucap Bobby sambil merangkul pundak Andri.

"Ada apa, Bob?"

"Gue ada perlu, tapi kita ngobrolnya di sana aja." Bobby menunjuk lorong gang yang memisahkan antara ruang kelas satu dan kelas dua.

Setelah berpamitan kepada Putri, Adit dan Dita, Andri melangkah mengikuti Bobby. Tiba di lorong gang pemisah kelas, mereka berdua duduk di bangku panjang. Sementara Adit terus memantau sahabatnya itu dari jauh.

"Senang lo ya, habis dapat kado dari Putri. Tapi gue jijik melihatnya, gue nggak suka lo dekat sama Putri. Gue minta mulai hari ini, tolong lo jauhi Putri! Bila tidak, berarti lo sengaja mengibarkan bendera perang sama gue," ancam Bobby.

"Emang salah, kalau aku dekat sama Putri?"

"Ya, jelas salah! Bahkan salah banget. Lo tahu kan, sudah sejak lama gue menyukai Putri. Kemarin gue sudah nembak dia, sebentar lagi dia akan menjadi cewek gue. Maka dari itu gue minta, lo jauhi Putri!"

Andri hanya diam, saat Bobby menepuk-nepuk pundaknya sebelum berlalu.

Di dalam hatinya, Andri merasa kalah cepat. Ketika ia masih berada pada proses panjang pendekatan, ternyata Bobby telah lebih dahulu menyatakan perasaannya kepada Putri. Kejadian siang itu sekaligus menjawab tanya yang singgah di hati Andri tentang pengirim surat kaleng yang ia temukan di laci mejanya tadi pagi.

***

Andri bingung, antara mundur atau tetap maju mengejar cinta Putri. Kemudian ia melakukan teknik konvensional dengan cara menghitung kancing baju dan hasil yang didapatkannya adalah tetap maju. Berkat bantuan Adit, Andri mulai merancang skema empat tiga tiga total football. Dalam waktu dekat Andri berencana mengungkapkan perasaannya kepada Putri. 

JOLANG (NOVELET)Where stories live. Discover now