Bakiak Sakti

110 7 13
                                    

Sabtu siang, pukul 14:05 wib.

Pulang sekolah Putri menunggu Andri di depan pos Satpam dekat pintu gerbang, sambil menenteng kantong kresek bekas berisi bingkisan dan sebutir telur ayam negri. Siang itu Putri hendak memberikan kejutan dan kado spesial untuk Andri, sebagai hadiah ulang tahun.

Guna memuluskan rencananya, Putri bekerjasama dengan salah seorang Satpam. Sesuai skenario yang mereka buat kala itu, Putri membelakangi jalan yang akan dilalui Andri. Ketika Andri sudah berada tepat di belakangnya, Satpam akan memberi kode kepada Putri dengan mengangkat tangan kanan.

Sepuluh menit menunggu penuh harap. Dari kejauhan, Putri melihat Andri keluar dari kelas. Semakin langkah Andri mendekat, semakin cepat pula irama dak dik duk ser tang dung dung yang terus bergema di hati Putri. Berharap lelaki yang tak kenal lelah mengejar cintanya itu menyukai kejutan dan hadiah yang akan ia berikan.

Dengan hati yang tiada henti berdebar, Putri semakin resah menunggu kode dari Pak Satpam. Dak dik duk ser! Tiba-tiba Satpam mengangkat tangan kanannya. Seketika Putri membalikkan badan, lalu menamplokkan telur ayam negri ke wajah orang yang berada di belakangnya.

"Plaaaaaaaaaaak!"

Dan apa yang terjadi setelah itu?

Sambil mengusap rembesan telur di wajahnya, Pak Jara Kada, guru biologi yang terkenal sangat galak di sekolah itu berkata setengah membentak.

"Apa-apaan kamu, Putriiiiiiiii?"

Rupanya terjadi salah komunikasi atas kode yang dibuat Putri dan Satpam. Ketika Satpam mengangkat tangannya untuk menyapa Pak Jara Kada, Putri menganggap itu sebagai kode dan langsung merespon dengan sangat cepat. Sementara Andri sendiri masih melenggang lenggok melangkah tiga meter di belakang Pak Jara Kada.

"Maaf, Pak. Salah namplok," jawab Putri gugup.

"Nggak sopan kamu sama orang tua!" bentak Pak Jara Kada sambil menjilat rembesan kuning telor yang melintas di bibirnya.

"Maaf, Pak!" Putri menangis sesenggukan meminta maaf. "Tadinya mau bikin kejutan untuk teman yang lagi ulang tahun. Nggak tahunya salah namplok," lanjut Putri.

"Siapa yang ulang tahun?" tanya Pak Jara Kada.

"Andri, Pak." jawab Putri sambil mengarahkan jari telunjuknya kepada Andri yang sudah berdiri di sebelah Pak Jara Kada.

"Walau tidak ada unsur kesengajaan, saya akan tetap menghukum kamu!" Pak Jara Kada berkata dengan mata melotot.

Mendengar Pak Jara Kada yang akan memberi hukuman kepada Putri, Andri langsung pasang badan melindungi gebetannya.

"Maaf Pak,  mohon jangan hukum Putri. Biar saya saja yang menggantikan hukumannya," ucap Andri dengan sangat percaya diri.

"Sok jadi pahlawan banget kamu ini!" bentak Pak Jada Kada.

"Namanya juga usaha, Pak!" gumam Andri.

"Baiklah, berhubung kamu yang meminta. Setelah mengingat, menimbang, memutuskan dan seterusnya, hukuman untuk saudari Putri akan saya alihkan kepada kamu. Titipkan tasmu yang berisi buku itu kepada si Putri," ucap Pak Jara Kada.

Setelah itu Pak Jara Kada memberi isyarat menggunakan mata kepada salah seorang Satpam. Lalu mereka berdua menggotong Andri menuju kali tempat pemandian warga yang berada tidak begitu jauh dari gedung sekolah. Ketika sudah berada di tepi kali, Pak Jara Kada meminta kepada murid lain yang menyaksikan eksekusi perwakilan hukuman tersebut secara serentak menghitung mundur.

"Hitung mundur dari angka tiga!" seru Pak Jara Kada.

"Tiga...!" Satpam dan Pak Jara Kada mulai mengayun-ayunkan badan Andri.

JOLANG (NOVELET)Where stories live. Discover now