MRM 04

58.5K 2.3K 13
                                    

Aku lalu menutup telponku dan menaruhnya kembali di atas nakas lalu segera tidur karena sekarang aku sudah benar-benar mengantuk. Dan entah kenapa, aku merasa kalau besok adalah hari besar untukku. Mmm, maksudku pagi hari ini karena sekarang sudah pukul 00.25 dini hari. Perlahan aku sudah mulai terlelap dan memasuki alam mimpiku. Semoga saja aku bermimpi indah.

.........

MACY POV.

3 years later...

"Eh, Cy. Lo kapan balik ke Indonesia?" Tanya seorang gadis yang masih saja cantik sejak pertama kali ia memperkenalkan dirinya padaku. Ya, siapa lagi kalau bukan Kenia Rolando yang telah jadi sahabatku sejak 4 tahun yang lalu dan sekarang kami telah lulus dan sudah di wisuda. Mengingat aku telah di wisuda membuatku sedih karena orang tua dan kakakku tidak dapat hadir di acara kelulusanku karena urusan pekerjaan mereka. Bahkan selama 3 tahun ini kami tidak pernah bertemu dan hanya berkomunikasi lewat telpon saja.

Dan sekarang aku dan Kenia sedang berada di sebuah cafe di pusat kota yang lumayan besar dengan interior yang sangat unik menurutku karena meja-meja di sini dihiasi dengan berbagai bentuk seperti love, bintang, bundar, segi empat, jajar genjang, bulan sabit, donat, layang-layang, bibir, dan lain-lain. Bahkan kursinya juga bermacam, ada yang mengikuti bentuk mejanya, ada yang seperti ayunan, kereta api, sofa, sangkar burung, dan lain-lain. Dindingnya juga dipenuhi dengan doodle dan lukisan-lukisan yang berwarna-warni. Kurasa pemilik cafe ini seorang ahli matematika, seorang seniman dan seorang yang memiliki imajinasi yang teramat sangat tinggi sekaligus. Atau jangan-jangan seorang psikopat (?)

Ya sudahlah, aku tak mau membahas orang yang jelas-jelas tak kuketahui. Kalian harus tau, kalau sekarang aku dan Kenia sedang duduk di meja berbentuk love, begitu juga kursinya karena hanya meja dan kursi ini yang kosong saat kami datang. Cafe ini benar-benar ramai oleh pengunjung.

"Lusa gue balik. Lo?" Tanyaku pada Kenia.

Ya, dan satu yang belum kalian ketahui tentangku. Sekarang aku sudah berubah. Aku bukan lagi Macy Allyson yang dulu. Macy Allyson yang cupu, gendut, dekil, jelek, pendek, dan tidak tau apa-apa. Sekarang aku bisa dibilang sangat modis, cantik, tinggi, putih, pintar, dan bukannya sombong tapi banyak lelaki diluar sana yang memperebutkan diriku. Dan satu yang jelas, aku tak secupu yang dulu lagi. Aku banyak mempelajari tentang berbagai hal dari Kenia.

"Gue nggak tau. Soalnya bonyok gue masih sibuk sama urusan bisnisnya di sini. Tapi gue sih pengen balik secepatnya. Haahh... Gue rindu Indonesia" Jawab Kenia.

"Lo mah enak, bonyok lo di sini dan hadir pas wisuda. Lah gue boro-boro hadir, mereka cuma nelfon doanh" Ucapku sambil memasang wajah sedih.

"Sabar aja, mungkin keluarga lo lagi sibuk sampe ngelupain lo" Ucap Kenia mencoba menenangkanku tapi perkataannya malah membuatku semakin sedih.

"Maksud lo sebenarnya apaan sih? Enak aja keluarga gue ngeluapain gue. Yang ada mereka tuh rindu banget sama gue. Secara gue kan anak bungsu" Ucapku agak kesal.

"Yaelah, becanda kali. Eh, gue cabut ya soalnya malam ini bonyok gue ngajak gue hadir di acara rekan bisnisnya" Ucap Kenia pamit padaku.

"Oke. Bye, hati-hati ya" Seruku.

"Bye, see u" Seru Kenia sambil mencium pipiku dan berlari kecil keluar cafe seraya melambaikan tangannya padaku.

Beberapa menit setelah Kenia pergi, aku juga memutuskan untuk pulang karena takut kemalaman sampai di penthouse. Aku meninggalkan beberapa lembar uang di atas meja lalu berjalan keluar cafe ini.

.........

AUTHOR POV.

Hari ini, Kenia mengantar Macy ke bandara dan sekarang mereka telah ada di bandara.

"Aaaa~ Cycy. Gue masih belum bisa pisah dari lo" Ucap Kenia seraya memeluk Macy dengan gemas.

"Gue juga. Tapi gue udah nggak sabar ketemu orang tua dan kakak gue" Ucap Macy seraya membalas pelukan Kenia.

Tak lama kemudian, pengumuman untuk tujuan ke Indonesia akan lepas landas 10 menit lagi terdengar. Macy dan Kenia melepaskan pelukan mereka.

"Pokoknya jangan lupain gue yaa. Gue pasti bakal nyusul lo kok. Gue pasti bakal rindu sama lo" Ucap Kenia.

"Gue nggak bakal lupa kok sama lo. Gue juga pasti bakal rindu banget sama lo, cepet nyusul yaa. Yaudah, gue pergi dulu. Bye" Ucap Macy sambil berjalan menjauh dari Kenia menuju gate seraya melambaikan tangan kanannya ke Kenia dan tangan kirinya menarik sebuah koper.

"Bye. Pokoknya jangan lupa kabarin gue ya kalo udah sampai" Teriak Kenia pada Macy yang mulai menjauh sembari melambaikan kedua tangannya pada Macy.

"Oke" Teriak Macy dari jauh. Dan perlahan bayangan Macy mulai menghilang dari pandangan Kenia.

Sekarang Macy telah berada di dalam pesawat dan duduk di tempat duduknya. Tak lama kemudian, seorang pria tampan memakai kaos abu-abu dan celana jeans pendek ikut duduk di samping Macy.

'Tampan' Batin Macy.

Satu kata itu tiba-tiba saja muncul dibenaknya saat melihat pria tersebut duduk di sebelahnya. Tapi ia segera menepis pikirannya tersebut.

"Oh, tidak tidak. Apa yang kupikirkan? Macy jangan lihat ketampanannya. Bisa saja dia seorang playboy atau pria yang suka melakukan one night stand atau dia orang yang juga menilai orang dari fisiknya seperti pria yang menghinaku 3 tahun yang lalu atau jangan-jangan dia seorang pedofil? Ya Tuhan, jauhkanlah orang sepertinya dariku. Meskipun wajahnya tampan tapi aku memiliki perasaan yang buruk padanya" Batin Macy.

Macy lalu memejamkan matanya untuk tidur karena pesawat yang ia tumpangi baru saja lepas landas.

Beberapa jam kemudian pesawat tersebut telah sampai di Indonesia.

"Excuse me, Mr. and Mrs. The plane has landed" Ucap salah satu pramugari seraya membangunkan Macy dan pria yang duduk di sebelahnya.

Dengan perlahan Macy membuka matanya. Ia mengumpulkan seluruh nyawanya sebelum tersadar akan kondisinya sekarang.

Sekarang kepalanya tengah berada di bahu pria yang ada di sampingnya tadi. Sedangkan pria itu sedang asik membereskan kertas-kertas yang cukup banyak di pangkuannya.

'Sepertinya itu berkas-berkas penting' Batin Macy.

"Bisakah kau mengangkat kepalamu?" Ucap pria itu datar. Bahkan kedengarannya tidak seperti bertanya tapi memerintah.

Setelah sadar dari lamuannya, Macy segera mengangkat kepalanya.

"Ah, maaf." Ucap Macy kemudian segera mengangkat kepalanya.

Pria itu hanya diam sambil terus membereskan berkasnya.

"Ya ampun, apa yang sedang kulakukan? Bagaimana ini bisa terjadi? Kapan aku menyandarkan kepalaku pada pria ini? Aku bahkan tidak mengenalnya. Apa yang harus kulakukan?" Batin Macy.

"Tapi, apa dia tidak mendengarku? Aku kan sudah minta maaf, setidaknya jawab dengan tidak apa-apa kek. Dia membuat suasana jadi sangat canggung. Huft..." Batinnya lagi.

"Tidak apa-apa" Ucap pria itu dengan dingin yang sontak membuat Macy terkejut.

"Apa?" Tanya Macy yang masih terkejut.

"Apa? Apa tadi aku mengucapkan apa yang kupikirkan? Tidak mungkin, tidak mungkin. Mungkin saja itu hanya kebetulan. Sadarkan dirimu Macy" Batin Macy.

Setelah mengemasi berkas-berkasnya, pria itu segera keluar dari pesawat diikuti Macy yang berada di belakangnya.

Sstelah berada di dalam bandara, Macy melihat tiga orang yang sangat ia rindukan selama bertahun-tahun. Dan dengan semangat empat lima, Macy memanggil ketiga orang tersebut.

"KAKAK! DADDY! MOMMY" Teriak Macy sambil melambaikan tangan kanannya ke arah kakak, Daddy, dan Mommy nya yang tengah mencari-cari dirinya.

............
............

Langsung Baca Part 'Move' Yaaaaaa :)

Tbc~
Thanks For Reading^^

My Romantic Marriage (COMPLETE)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu