Part 11

6.9K 228 17
                                    

Hai sorry kalo lama updatenya.
Jangan bosen ya baca cerita author
Jangan lupa comment dan vote!
Oh iya ada yang bilang author kalo buat cerita masih pendek2. Maaf banget ya. Masalahnya aku kalo buat spontan dan aku langsung publish. Engga pernah aku preview dulu ato gimana. Mungkin lain kali aku bakal mencoba untuk membuat cerita per partnya lebih panjang. Makasih saran - sarannya yang membangun.
Happy reading!!

Author POV
Setelah kejadian Maura di antar oleh Andre ke rumahnya itu. Andre ternyata masih saja menghindari Maura. Setelah mengantar Andre tidak mampir dan langsung pulang. Andre berpikir mungkin dia tetap ingin menjauhi Maura untuk beberapa waktu.

Dengan sikap Andre yang seperti itu tentu Maura merasa sangat bingung. Kemarin waktu menjemputnya Andre bersikap sangat perhatian kepadanya. Namun setelah sampai rumah dia langsung berubah cuek lagi dan langsung pulang saja. Maura sangat kesal apabila Andre bersikap cuek padanya.

Alhasil Maura masuk rumah dengan muka cemberyt dan perasaan yang dongkol. Dan Mamah Maura, Erika menyadari ada yang salah dengan anaknya itu.

"Ra, kenapa kamu? Kok kusut banget?" Tanya Mama Erika.

"Nggak kok mah. Maura naik ke atas dulu ya, Ma." Jawab Maura dengan sikap ogah - ogahan.

"Eh makan dulu kamu belum makan kan. Ayo nanti kamu sakit. Sama ada yang ingin mama bicarakan ke kamu mengenai Andre." Jelas Mama dengan raut wajah serius.

"Males, Ma kalau bahas dokter sok itu. Rara males bahas dia."

"Kamu ini kalau ngomong asal jeplak aja. Dijaga dong itu mulutnya. Dia itu calon suami kamu." Calon suami? Enggak banget deh!

"Enggak mau. Maura nggak mau sama dia. Titik! Udah mah Rara baru males makan. Rara naik dulu ya. Bye Mama" ujarnya sambil lari menuju tangga takut dimarahi Mama Erika lagi.

"Rara dengerin Mama. 2 minggu lagi kamu akan tunangan dengan Nak Andre. Denger itu! Ini udah keputusan Mama sama Papa!" Teriak Mama Erika yang seketika itu membuat Rara berhenti karena saking kagetnya.

"APA Ma? Yang benar saja. Tunangan? Enggak Rara nggak mau. Pacaran aja enggak masa mau tunangan. Mama jangan gitu dong. Rara kok diatur terus sih." Ujar Maura meledak - ledak.

"Ini tidak bisa dibantah. Kamu harus nurut!" Ujar Mama Erika dengan tegas.

Akhirnya Maura lari ke kamarnya dan menangis.

Bagaimana mau tunangan kalau hubunganky dengan dokter sok itu saja seperti ini. Kalau bertemu saja tidak pernah tidak bertengkar. Diapun juga menghindariku. Aku yakin dia juga menolak pertunangan ini kan dia dekat dengan dokter Vannesa yang cantik itu. Lagian ngapain dia menjauhi aku kalau dia tidak sedang dekat dengan dokter Vannesa. Mungkin aku bisa bersekongkol dengan Andre untuk menolak pertunangan ini. Batin Maura.

Akhirnya Maura langsung mencari smartphonenya untuk menelepon Andre untuk membicarakan soal pertunangan ini.

"Halo kenapa Ra?" Jawab Andre dari telepon

"Aku mau tanya dok. Dokter tau soal rencana pertunangan kita?" Tanya Muara tanpa basa basi.

"Ya saya tahu."

"Dokter nolak juga kan? Tanya Maura.

"Nggak saya nggak nolak." Jawabnya dengan nada yang sangat ketus. Emang kurang ajar ini dokter.

"What? Bukannya dokter lagi deket sama dokter Vannesa? Kenapa dokter nggak nolak pertunangan ini." Tanya Maura menggebu - gebu.

"Iya memang. Mungkin menjalin hubungan dengan 2 wanit tidak ada salahnya." Jawab dokter sok itu. Dan akupun semakin dongkol!

"Brengsek!" Dan aku langsung menutup telepon itu.

Maaf part kali ini pendek dulu ya.
Don't forget to vote and comment!


Me And The Doctor ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang