Chapter VIII

41.3K 1.2K 64
                                    

Tatiana tidak bisa memejamkan matanya. Isi kepalanya terus berputar untuk mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapinya.

Taylor, si tuan muda yang dia kira berumur sepantaran dengannya, ternyata calon muridnya yang duduk dikelas dua belas. Tatiana dan Taylor memiliki perbedaan umur 5 tahun.

Yang benar saja! tubuhnya sama sekali tidak menggambarkan hal itu!

Tatiana kembali memaki maki dirinya sendiri. Dia sudah terlanjur menandatangani kontrak kerja sebagai guru bantu di sekolah ini. Tidak ada kesempatan lagi untuk membatalkannya, apalagi dia begitu tergiur dengan jumlah gaji yang diberikan.

Tatiana mengacak acak rambutnya yang tadinya sudah tertata rapi untuk memikat Mr. Harold Dawson. Pria matang yang benar benar tipenya dan Pangeran berkuda putih yang sebenarnya bukan seorang pangeran yang masih memakai popok.

Tatiana terduduk ketika mendengar derit pintu ruang kesehatan terbuka. Tampak sosok Barbie berdiri mengintip kearahnya dari balik tirai yang membatasi setiap tempat tidur.

Tubuh tinggi langsing, rambut pirang panjang tergerai hingga pinggang. Bulu matanya begitu lentik dan tebal, bisa dipastikan itu karna pemakaian maskara yang berlebihan. Matanya yang berwarna biru menatap Tatiana yang balas menatapnya sambil mengeryit.

"Kau siapa?" tanyanya.

Tatiana hanya mengerecutkan bibirnya sambil menyilangkan kedua tangannya kedada mendengar pertanyaan yang tidak sopan dari seorang gadis yang dia yakin pasti jauh lebih muda darinya.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, Nona"

Gadis pirang itu hanya menyipit melihat tubuh Tatiana dari pinggang hingga rambutnya yang berantakan. Sudut Bibirnya naik menertawakan penampilan Tatiana. Gadis itu langsung pergi meninggalkannya.

Tatiana benar benar muak dengan sikap orang orang disekolah ini yang dengan terang terangan menilai penampilannya kemudian menertawakannya.

Lihat saja besok, saat aku mengajarimu Sunshine Barbie.

Tatiana turun dari tempat tidur, memakai tas dan sepatunya yang Taylor simpan dibawah tempat tidur. Tatiana keluar dari ruang kesehatan mencari pintu gerbang.

Tangan Tatiana berada di dahinya memijat mijat untuk mengurangi denyut yang makin menggila di kepalanya.

Tatiana melewati koridor sampai menemukan koridor lainnya. Sekolah ini bagaikan labirin membuat kepalanya semakin sakit. Tubuh besar tiba tiba muncul dari arah berlawanan, menabraknya.

"Maafkan saya mam" tangannya terulur membantu Tatiana yang sempoyongan. Tangan Tatiana mencengkeram lengan pria besar didepannya untuk menyeimbangkan tubuhnya.

"Tidak apa apa ini salah saya juga." Tatiana menengadah kan kepalanya melihat wajah pria itu. tatiana terkejut begitu juga dengannya.

"Kau.."

"Nona.."

Mereka bicara berbarengan sambil menunjuk. Kemudian tertawa merasa lucu dengan apa yang terjadi.

"Senang bertemu dengan mu lagi, Diego?" Tatiana mengulurkan tangannya.

"Senang juga bertemu dengan Anda lagi nona.." Diego menjabat tangan Tatiana dengan senang.

"Tatiana dan tidak usah memakai nona. Kita belum sempat berkenalan dengan pantas sebelumnya."

Semua karna tuan muda mesum yang berkeras tidak membolehkanku berjalan, selalu menggendongku kemana-mana.

Tatiana tersenyum cerah menutupi kerutan didahinya yang teringat perbuatan Taylor. Diego yang tidak tahu pikiran Tatiana hanya membalas dengan senang senyuman Tatiana.

Sang Nouveau [Dawson Tales]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang