UG 8 |Myungsoo

2.9K 433 45
                                    

Aku menarik lengan Sooji memasuki pagar rumah Ibu, gadisku yang satu ini sangat sulit untuk kubujuk agar mau makan siang bersama kami. Ia mengatakan jika merasa tidak enak harus mengganggu kebersamaan keluargaku, padahal Ibu dan adikku lebih bersemangat untuk mengajaknya bergabung bersama.

"Bawa Sooji ke rumah. Kamu belum mengenalkannya pada Ibu secara resmi." Begitulah penuturan Ibu semalam saat Jiwon menceritakan bagaimana awal pertemuannya bersama Sooji.

Meskipun aku mengatakan bahwa itu tidak perlu tapi Ibu memaksa, katanya agar bisa menjalin hubungan lebih baik lagi terhadap calon menantunya.

Ah, menantu? Entah mengapa itu terdengar cukup menyenangkan ditelingaku.

"Myungsoo--"

"Jangan menolak terus. Lagipula semenjak kita berpacaran kamu belum bertemu Ibuku." Aku tersenyum ketika menoleh dan mendapatkan wajah merona gadisku, dia terlihat lebih manis saat malu-malu seperti ini.

"Sudah ya, tidak perlu malu. Ibu sangat ingin berkenalan denganmu," alis Sooji terangkat bersamaan dengan aku mengakhiri ucapanku.

"Aku sudah mengenal bibi Sooae, begitupun Bibi. Dia mengenalku," aku tertawa lalu mengamit lengannya agar jalan bersisian denganku.

"Kalian saling mengenal sebagai tetangga. Sekarang aku membawamu ke rumah sebagai kekasihku untuk kuperkenalkan pada Ibu dan adikku," jelasku menatapnya lekat, "kamu mengerti?"

Senang rasanya bisa melihat semburat merah diwajahnya yang cerah, aku tersenyum puas ketika akhirnya gadisku mengangguk mengerti.

"Jadi ayo kita masuk. Ibu dan Jiwon pasti sudah menunggu."

Ketika memasuki rumah, Sooji hanya diam saja tanpa memandang apapun. Aku mengerti jika saat ini masih banyak kecemasan yang bersarang dibenaknya, tapi aku akan meyakinkan jika Ibu dan adikku benar-benar menerimanya tanpa memandang pekerjaan ataupun statusnya, sepertiku yang mencintainya apa adanya.

"Jangan khawatir, Ibu pasti akan senang melihatmu," bisikku padanya, berharap setidaknya dengan kalimat itu dia sedikit terhibur dan tidak berpikiran negatif lagi tentang dirinya sendiri.

"Aku hanya gugup," gumamnya pelan, aku merasakan lenganku digenggam erat olehnya, "aku tidak tau harus melakukan apa."

Ah gadisku, dia terlihat benar-benar sedang gugup. Apa karena ini pertama kalinya dia menemui orangtua kekasihnya?

Tunggu, apa Sooji pernah memiliki kekasih? Apa aku sudah pernah menanyakan hal itu padanya atau belum?

Astaga mengapa aku bisa melupakan hal sepenting ini?

"Myungsoo?"

"Hah?"

Aku menoleh padanya dan dia hanya tersenyum lalu melirik ke arah depan, mengalihkan pandanganku dan ternyata kami telah berada di ruang tengah dimana Ibu dan Jiwon sedang memperhatikan kami dengan wajah terpukau.

"Oh maaf," gumamku pelan, lalu membawanya unthk mendekati kedua wanita itu, aku tersenyum melihat kedua bola mata ibu yang berbinar girang.

"Bu, ini Sooji. Sesuai keinginanmu, aku membawanya sebagai kekasihku," ucapku memulai percakapan guna memecah keheningan yang terjadi diruangan ini, disampingku Sooji hanya mampu tersenyum gugup menatap ibuku.

Lima detik serasa lima jam untukku ketika menunggu reaksi Ibu, hingga sampai aku merasakan tarikan di tubuh gadisku yang membuat kami menjauh. Saat mendengar pekikan girang Ibu barulah aku sadar jika dia sudah menarik Sooji untuk memeluknya.

"Aku senang sekali akhirnya Myungsoo membawa seorang gadis ke rumah," itu ucapan Ibuku yang membuat Jiwon mengangguk setuju sementara Sooji hanya tersenyum malu-malu.

Uptown Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang