CHAPTER 17

3.2K 182 31
                                    


***

"Kau tahu, ada dua hal yang ku sukai, maksudku paling ku sukai"

Aku hanya terdiam ketika Professor memulai percakapan.

"Yang pertama adalah ketenangan, dan yang terkahir adalah.... Kau"

Seketika itu kuputar pandanganku kebelakang, menatap Professor yang telah lebih dulu memenjara tatapannya kepadaku dengan intens.

Tatapan lembut itu dapat menggambarkan bagaimana ia dengan intens menyalurkan segenap hasratnya. Iris mata kecoklatan pun kini berubah menjadi gelap. Jika aku tidak mengedepankan akal sehat, maka saat ini aku mungkin akan turut tenggelam di dalamnya. Melihat kini ia mulai menatap antara bibir dan wajahku.

"Professor..." aku mencoba mengembalikan kesadarannya.

Seperti tersadar, ia pun menciptakan sedikit jarak diantara kami. Semakin lama udara di luar terasa semakin dingin, namun semua terasa kontras dengan yang kurasakan saat ini. Entah mengapa aku merasa jika berada di dekat Professor, rasanya hangat terkadang panas seperti membutuhkan udara berlebih.

Aku mengalihkan pandangan, karena tak sanggup jika harus memandang matanya lebih lama lagi.

"Umm, apa kau ingin berkeliling lagi?" tanyanya yang kuberi anggukan kepala.

Sebenarnya hatiku sedikit berat jika harus meninggalkan pemandangan yang indah ini. Entah kapan aku bisa melihatnya lagi, itu mungkin saja terjadi jika Professor kembali membawaku kesini.

Ya, mungkin.

"Ummm, baiklah" jawabku singkat.

Kembali, tangan Professor menggenggamku, ia menggiringku keluar dari kamar merah yang sudah membuatku jatuh hati akan nuansanya.

Setelah beberapa menit berjalan dan menyusuri interior serta koridor akhirnya kita sampailah pada sebuah jacuzzi. Dari jarak beberapa meter sudah terlihat asap yang mengepul menandakan bahwa air didalamnya adalah hangat, atau bahkan panas. Namun ukurannya bisa dibilang lebih besar dari yang pernah aku temui.

"Apa kau ingin berendam?" tanya Professor kepadaku.

Aku pun sedikit berpikir sejenak, "mmm, tidak usah Professor" tolakku secara singkat dan jelas.

Tanpa menunggu lama, Professor mulai mengarahkan jari jemarinya menuju ujung t-shirt yang seperti terasa sesak karena membalut tubuh atletisnya. Aku pun tersentak seketika,

"AAA... Ap–apa yang mau Professor lakukan???" kututup mataku sambil setengah berteriak seperti halnya telah melihat hantu. Dan jika kau tau, ini terasa lebih menyeramkan.

Mendengar tiada respon, dengan pacuan debar jantung yang cukup lantang aku pun mulai membuka mataku perlahan.

Tak bergeming Professor pun memberiku tatapan berpikir terlihat dari alis yang dikerutkan. "Apa?" ucapnya singkat.

Menunjuk kearahnya, "ke–kenapa Professor membuka baju"

"Dimana letak salahnya? Oh–" ia memutus perkataannya lalu memberiku smirk andalan.

"You, naughty little girl"

SIAL... aku jadi terlihat seperti mahasiswi dengan otak mesum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FIEND (Cho Kyuhyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang